"Maafkan atas perkataan Moonkyu Hyung..." ujar Sungwoon seraya memainkan jari-jari tangannya dengan gugup karena merasa sangat tidak enak pada Minhyun.Minhyun mengangkat kedua alisnya dan menoleh kearah Sungwoon. Pemuda itu tersenyum.
"Hyung tidak perlu meminta maaf. Harusnya aku yang minta maaf disini karena sudah membuat Hyung sakit.." sahut Minhyun sambil menghela nafas. Raut wajahnya berubah menjadi sedih.
Pemuda itu hanya ingin berniat menjamu Sungwoon di rumahnya dengan baik, tapi ternyata kemampuan memasaknya belum meningkat meskipun Aron, satu-satunya Chef yang dapat Minhyun andalkan sudah melatih dan mengajarinya memasak makanan yang mudah.
"Ah, tetap saja.. Aku jadi merasa tidak enak padamu..kau sudah membantuku dengan mengijinkan aku tinggal sementara ditempatmu tapi malah.."
Sungwoon menghela nafas sembari dan menyandarkan kepalanya di jendela mobil dengan sedikit memanyunkan bibir bawahnya.
Saat ini mereka berdua tengah berada di dalam mobil Minhyun untuk pulang ke rumah Minhyun. Sungwoon terlihat menatap kearah luar jendela mobil sedangkan Minhyun hanya fokus menyetir mobil. Namun tiba-tiba saja sebuah suara memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
Kruuucuk Kruuucuk
'Oh Sial!' batin Sungwoon kesal merutuk dirinya sendiri.
Detik itu juga rasanya Sungwoon ingin melompat keluar dari dalam mobil. Dengan pelan beberapa kali ia menghantamkan kepalanya ke kaca jendela mobil saat perutnya berbunyi meminta untuk diisi. Sungwoon menoleh dengan cengiran polosnya yang menghiasi wajahnya sedangkan Minhyun hanya tersenyum berusaha keras menahan tawa untuk menghormati Sungwoon.
"Sepertinya kita harus mencari tempat makan disekitar sini..hm." ujar Minhyun yang terkekeh geli.
"Ti-tidak usah repot-repot..."
"Aku tidak merasa direpotkan. Kasihan itu oerut minta diisi, Hyung."
Minhyun menoleh kearah kanan kiri saat mereka berada di kawasan Yongsan untuk mencari restoran yang masih buka dan mengurangi kecepatan mobilnya.
"Apa sebaiknya kita bungkus saja? Biar Hyung bisa langsung istirahat."
"Tidak apa-apa kita makan ditempat saja.." jawab Sungwoon.
"Mungkin kita makan bubur saja bagimana? Hyung kan juga masih proses pemulihan, jadi makan bubur aku rasa cukup aman untuk Hyung."
Sungwoon tertegun melihat sikap Minhyun yang sangat sopan. Pemuda itu juga sangat perhatian sekali padanya dan membuat jantung Sungwoon berdegup kencang. Ditambah pemuda itu merelakan waktunya untuk mengantar pulang Sungwoon terlebih dahulu padahal setau Sungwoon, Restoran milih Minhyun tutup pukul 9 malam dan sekarang jam menunjukkan pukul 7 malam. Namun dengan cepat ia menepis pikirannya dan tidak ingin berharap sesuatu dari pemuda yang belum ia kenal secara keseluruhan.
"Ok, tidak masalah bagiku hehe." sahut Sungwoon dan Minhyun lantas memarkirkan mobilnya tepat di depan restoran yang menyediakan bubur.
Mereka pun memasuki restoran tersebut dan memesan makanan setelah mendapat kursi kosong.
"Benar tidak apa kita makan disini?" tanya Minhyun memastikan yang tampaknya masih merasa khwatir dengan kondisi Sungwoon yang sakit karena dirinya.
Sungwoon mengangguk mantap meyakinkan Minhyun bahwa dirinya baik-baik saja dan bukan pria yang lemah hanya karena sakit perut.
"Terima kasih," ucap Minhyun saat waiter mengantarkan pesanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Sensation
FanfictionPertemuannya dengan Minhyun membuat Sungwoon merasakan sensasi manis yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dan mereka berdua pun memutuskan untuk tinggal bersama merawat William dan Bentley. Namun, sensasi manis yang ia rasakan akan membuatnya ba...