First Meet

312 45 8
                                    


"Sial! Gara-gara lupa menyalakan alarm.."

Sungwoon berlari menerobos kerumunan orang-orang yang berlalu lalang dan menuruni tangga bawah tanah Stasiun Jamsil untuk mengejar subway pagi ini. Pemuda itu dengan sekuat tenaga terus berlari dan beruntung ia masih berkesempatan menaiki subway yang akan membawanya ke Stasiun Digital Media City.

Apartment yang ia tinggali terletak di kawasan Jamsil, Distrik Songpa sedangkan tempat ia bekerja berada di kawasan Sangam, Distrik Mapo. Dirinya harus menempuk jarak sekitar kurang lebih 1 jam ditambah harus transit ke Stasiun Hongik University. Perjalanan yang ia tempuh memang cukup jauh dan belum lagi ia harus berjalan kaki dari Stasiun sampai ke Daycare tempatnya bekerja.

"Kenapa mereka tidak membangunkanku?!"

Sungwoon kembali menggerutu kesal, mengingat semalam ia menginap di tempat Yoonsan, salah satu teman Kampusnya dulu. Bersama dengan Hojung juga menghabiskan waktu malam mereka dengan merayakan Ulang tahun Yoonsan sekaligus bermain game hingga larut malam dan Sungwoon memutuskan untuk menginap di tempat Yoonsan yang satu Apartment dengannya namun beda lantai.
Yang mana berujung membuat dirinya terlambat bangun dikarenakan Sungwoon lupa memasang alarm dan dua temannya yang bangun lebih dulu malah tidak membangunkannya.

Beruntung di dalam subway dirinya mendapatkan tempat duduk kosong karena suasana Subway yang ia tumpangi itu terlihat lengang. Setidaknya barang sejenak ia dapat mengistirahatkan badannya yang lelah karena harus mengejar Subway yang akan ia tumpangi.

Namun sayang, kenyamanan yang ia rasakan tadi tidak dapat ia rasakan di Subway berikutnya yang harus ia tumpangi karena sangat padat. Sungwoon harus rela berdesak-desakan daripada menunggu subway berikutnya yang malah akan menyebabkan dirinya semakin terlambat.

"Ish.." geram Sungwoon.

Pemuda itu berusaha mencari pegangan ketika tanpa disadari dirinya terdorong ke posisi tengah yang semakin membuatnya tidak bisa bergerak. Ditambah ia sedikit mengalami kesulitan saat hendak meraih pegangan yang menggantung diatasnya. Nyaris kehilangan keseimbangannya, tiba-tiba....

"Pegangan disini."

Sebuah tangan menarik tangan Sungwoon untuk menepi dan mengarahkan tangan kecilnya untuk memegang tiang di dekat pintu. Dengan segera Sungwoon memegang tiang tersebut dan kepalanya menoleh mendapati sosok pemuda yang berdiri disampingnya. Ini sedikit mengesalkan baginya karena harus mendongakkan kepala untuk melihat wajah pemuda itu karena pemuda itu lebih tinggi darinya.

"Terima kasih," ujar Sungwoon dan hanya dibalas dengan senyuman serta anggukan kecil yang sukses membuat Sungwoon menjadi sedikit salah tingkah. Senyumnya begitu hangat.

Posisi mereka berdiri sangatlah dekat karena padatnya di dalam subway dan Sungwoon pun hanya bisa diam mematung. Dengan jarak yang sangat dekat dengannya membuat Sungwoon dapat mencium aroma tubuh pemuda yang kini berada di belakangnya karena ia harus bergeser saat tiba-tiba seorang pria berdiri di depan pintu hendak bersiap-siap turun.

Dari ujung matanya sesekali ia melirik kearah Pemuda itu. Kulitnya yang putih, hidungnya yang terbentuk sempurna, bibirnya yang tipis dan kedua matanya yang indah. Benar-benar sukses membuat jantung Sungwoon sedikit tidak karuan, terlebih posisi tangannya yang tidak sengaja menempel di tangan Sungwoon karena sama-sama memegang tiang yang Sungwoon pegang.

'Hm? Apa dia seorang chef? Bagaimana bisa dia membaca buku di tempat yang sesesak ini?'

Batinnyaa saat kedua matanya menangkap sebuah buku sampul buku yang Pemuda itu baca.

Sweet SensationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang