4.the morning incident

386 19 2
                                    

22 january 2015.
Hari itu adalah hari yang paling susah untukku lupakan, aku tak menyangka bahwa bisa demikian.

Hari ini aku berangkat lebih awal, hanya beberapa murid saja yang baru berangkat, kuletakkan tas ku di bangkuku, di temani detik jam dinding di kelasku aku terdiam.
Pagi ini cukup dingin,angin berhembus dengan kencang mendung di langit pun sudah mulai tampak.

Azka yang biasanya datang siang kini berangkat lebih awal, Ia memakai sweater putih pagi ini.

"Tumben berangkat pagi?" tanyaku setelah ia duduk di bangkunya.

"Iya," jawabnya singkat.

"Azka temenin gue ke perpustakaan yuk"ajak ku.
Ia berdiri dan berjalan lebih dulu.

Dalam perjalanan ke perpustakaan kami menuruni tangga di sebelah koridor. Tangga  disana terkenal rawan karena pijakan anak tangga nya yang sedikit curam,
Saat hendak turun aku berpegang pada pegangan besi di sebelahku.
Sayang sekali...  Waktu hendak turun ada beberapa anak kelas tiga yang mendorong bahuku.

Bruk.....  Aku tersungkur akibat dorongan pada bahuku yang cukup keras.  Azka lalu menghampiriku membantuku berdiri, kakak kelas tadi tertawa dan tersenyum mengejek.

Aku bisa mendengar suara samar Azka yang menanyaiku.
Saat hendak berdiri kepala ku terasa pusing semua bergerak dengan cepat, ada bayang bayang putih beterbangan. Semua tampak buram dengan suara bising bising yang aneh.

Aku merasa seolah olah tubuhku tak bernyawa dan ketika aku sadar, aku terbaring di ranjang ruang uks sekolahku.

........

Saat aku mengerjapkan mata yang tampak adalah lampu putih dan dinding berwarna biru. 
Bau obat obatan menyeruak memenuhi indra penciuman ku, ku coba untuk duduk namun pusing kembali mendera kepalaku.

Aku mencoba mengingat ingat apa yang barusan terjadi.

Semua tampak putih, aku kemudian berjalan sambil memperhatikan sekeliling. Entah mengapa kini aku malah berada di depan halaman sekolahku aku merasa ganjil sebab tak ada satupun murid disini, tapi ramai sekali seolah olah sedang ada sebuah acara yang sedang terjadi.

Tak lama kemudian seorang gadis cantik berambut hitam menghampiriku, semakin dekat  aku bisa melihat wajah pucatnya.

"Ayo ikut aku" katanya padaku.
Aku yang bingung ini lalu mengikutinya dari belakang.
Tak lama kemudian kami sampai di taman sekolah kami. Taman itu memiliki 2 pohon beringin yang rindang bersebrangan, di sekeliling pohon itu ada beberapa kursi kayu.

2 pohon beringin tadi kini berubah menjadi sebuah pintu gerbang yang luar biasa indahnya.

Gadis didepanku berjalan lebih dulu, aku mengikutinya. Di dalam pintu gerbang ternyata ada sebuah istana megah bewarna emas Dan hitam. Kami memasuki pelataran istana khas jaman dulu. Ada banyak sekali orang disini,namun semua berwajah pucat.

Ada sesosok wanita paruh baya, berpakaian layaknya ratu saat tiba di depanku, aku berdiri kaku.
Jarinya mengangkat daguku, matanya menelisik tajam.

"kita ora bisa mbantah manawa nasib bakal teka. Kehadiran sampeyan ing kene ora dadi sumpah, nanging dadi berkah. Pangarep-arep mung bakal nuntun sampeyan menyang karusakan, nanging niat sing apik bakal nylametake sampeyan."

Aku tertegun bingung. Tak lama ia kembali berbicara.

"Sawise dina iki, bakal ana masalah sing bakal sampeyan hadapi. golek cara sing paling apik. kabeh keputusan gumantung sampeyan."

Setelah itu kepalaku mendadak pusing, aku kemudian dituntun menuju ke sebuah kamar. Berbaring di kasur lalu tak lama aku melihat Alice yang kini berada di sebelahku.

***
Aku menceritakan 'mimpi' yang aku alami pada Alice.
"Bisakah Kau jelaskan maksud perkataannya tadi Alice?" pintaku padanya. Melihat wajahku yang sedikit bingung ia kemudian menceritakan apa yang ia tahu.

*****
______________________________________
Dan aku berharap agar semua yang terjadi dalam hidupku adalah apa yang terbaik menurut-nya
________________
____~Rasya Vanny~____
*****


.........
Tbc,

Don't forget to vote and comment

Rana .

The horror schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang