My Days Without Your Existence, Again

379 57 5
                                    

"Kau ini kenapa, sih?! Kau selalu berprasangka buruk padaku. Aku, Seokjin, sangat mencintaimu! Bagaimana mungkin aku ingin melihatmu menderita? Dan, Yoongi, aku bahkan tak tahu dia siapa. Jika aku memang mengenalnya, maaf. Aku lupa!" Protes Seokjin sembari mengeluarkan lelehan beningnya. "Aku tak habis pikir... hiks--sebegitunya kau membenciku."

Namjoon menutup matanya dan menghirup nafas dalam-dalam.

"Aku antar kau pulang," ucap Namjoon sambil membalikkan tubuhnya. Seokjin pun menatap punggung Namjoon dengan tatapan tajam.

Seokjin terus menatap punggung Namjoon.

'Maafkan aku, Joon. Tapi, ini adalah satu-satunya cara untuk menyingkirkan pesaing terbesarku, Min Yoongi.'

.

.

.

Hoseok menghela nafasnya.

Sudah dua hari sejak Yoongi terakhir makan. Hoseok terus memaksa Yoongi, bahkan dirinya rela menipiskan dompetnya demi membeli makanan kesukaan Yoongi. Namun, nihil. Yoongi sama sekali tak menyentuh mereka, yang berakhir dengan makanan-makanan itu dilahap Hoseok.

Yoongi juga sama sekali enggan keluar kamar. Berkali-kali Hoseok menelepon Jungkook untuk datang ke restoran. Hanya saja, Jungkook tak bisa datang karena neneknya di busan sedang sakit parah, dan ia ditugaskan untuk menjaga wanita paruh baya tersebut.

Lantas, Hoseok tak akan menyerah. Pemuda berhidung mancung itu melangkahkan kakinya dan duduk di pinggir ranjang milik Yoongi kemudian mengelus rambut Yoongi lembut.

"Yoon..." panggil Hoseok. Sama seperti sebelum-sebelumnya. Hoseok tak mendapat jawaban. Yoongi hanya memandang langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.

"Yoon, makan. Aku sudah membuatkanmu bubur."

Lagi-lagi Yoongi terdiam.

"Yoongi--"

"Sakit..." potong Yoongi, yang sukses membuat kedua mata Hoseok terbelalak.

"Apa? Sakit?? Di mana, Yoongi??" tanya Hoseok bertubi-tubi seraya melihat sekujur tubuh Yoongi--hendak mencari luka. Dan, sia-sia. kedua matanya tidak menemukan luka apapun. Hanya air mata Yoongi. Sontak, tubuh Hoseok menegang.

Yoongi-nya menangis.

"Sakit, Seokie..." eluh Yoongi. "Sakit sekali..."

Air mata Yoongi semakin deras. Hoseok pun memeluk Yoongi erat.

"Yoongi, katakan... apa yang sakit, hm?"

"Hatiku... sakit sekali, Seokie..."

Hoseok terdiam.

Ia tahu ke mana arah pembicaraan ini.

Kim Namjoon, dan Jeon Jungkook.

Hoseok pun mengulurkan tangannya, mengelus kepala bagian belakang milik Yoongi. Isakan Yoongi semakin terdengar pilu di telinga Hoseok, hingga Hoseok mau tak mau ikut mengeluarkan air matanya.

Memang, ia bukanlah Yoongi. Namun, apa yang dirasakan Yoongi, hanya Hoseok yang mengerti.

"Keluarkan semuanya, Yoon," ujar Hoseok. "Kau tahu, aku selalu berada di sampingmu," lanjut Hoseok, berusaha menenangkan Yoongi.

Different WaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang