Drama

678 62 24
                                    

'Sudah pulang ke Seoul? Segera temui aku. Ada yang ingin kubicarakan.'  

.

.

.

Jungkook memarkirkan sepeda motornya di depan restoran, di mana Hoseok terus menunggu di samping pintu luar dengan balutan jaket tebal berwarna hijau sembari terus menggosokkan kedua telapak tangannya. 

Pemuda jangkung bermarga Jeon itu sedikit menyunggingkan senyumnya kala melihat Hoseok. Segera ia turun dari motornya dan menghampiri Hoseok.

"Hyung!" panggil Jungkook, membuat Hoseok lantas menoleh ke arah Jungkook.

Tatapannya datar, tanpa senyuman sama sekali. Hal itu cukup membuat Jungkook agak melambatkan laju kedua tungkainya--berpikir sebenarnya ada apa Hoseok memanggilnya di malam yang dingin seperti ini, dengan wajah serius. 

"Ada apa?" tanya Jungkook setelah ia tepat berada di hadapan Hoseok.

Hoseok menggeleng pelan. Ia tersenyum tipis kemudian bicara, "aku hanya ingin memastikan sesuatu."

Rangkaian kata tersebut mampu mengerutkan kening Jungkook.

"Maksud hyung?" tanya Jungkook, selagi ia tengah mengatur debaran jantungnya lantaran Hoseok yang memandangnya dengan tatapan menusuk.

"Identitasmu," jawab Hoseok.

"Apa?"

"Aku ingin memastikan identitasmu. Bisa kau bawa aku menuju apartemen usangmu?"

.

.

.

Jungkook mengeluarkan kunci kamar apartemennya dari saku, dan Hoseok terus melihat gelagat Jungkook dengan saksama--tentu saja dengan menyipitkan kedua mata--takut-takut Jungkook memang membohonginya selama ini. Sedetik kemudian, pintu apartemennya pun terbuka lebar.

"Silahkan masuk, hyung," ajak Jungkook pada Hoseok yang terus menatapnya tajam.

Memang membutuhkan waktu yang singkat, dan selama dalam perjalanan, Hoseok sama sekali tak menemukan hal yang dapat membuatnya memaki Jungkook malam ini. Baik dari sikap, raut wajah dan getaran pita suaranya, tak ada yang menunjukkan keterkejutan apalagi kepanikan. Jeon Jungkook dapat menangani setiap desakan dari Hoseok dengan sangat baik, sampai-sampai Hoseok sungguh dibuat bertanya-tanya akan siapa pemuda ini sebenarnya.

"Ah, baiklah," jawab Hoseok seraya berjalan pelan memasuki apartemen usang itu.

Kedua manik kelam kesukaan Yoongi itu pun mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan.

Oh, lihatlah Hoseok kita yang sungguh berhati lembut. Bahkan, hanya dengan menatap keadaan apartemen ini, raut kerasnya perlahan melembut.

Melihat hal itu, Jungkook hanya bisa tersenyum--menyeringai dalam diam.

"Jeon Jungkook," panggilnya, membuat Jungkook perlahan menoleh pada Hoseok seraya menarik sebuah senyum canggung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different WaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang