#4

7 0 0
                                    

"Kamu memang bukan segalanya untuk mereka, tapi aku ingin menjadikan kamu segalanya dalam hidupku"
~ alfareza fajar ahmad ~

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Derap langkah terdengar memenuhi koridor sekolah. Seorang siswi cantik berjalan dengan anggunnya meskipun terlihat sedikit pucat. Ya, dia adalah senja. 2 hari tidak sekolah membuatnya rindu akan suasana sekolah dan kelas.

Diam-diam seorang lelaki dari balik tembok perpustakaan menatap senja yang sedang berjalan sambil menikmati dinginnya angin pagi. Sepi, itulah kata yang pas untuk pagi ini bagi senja. Pasalnya senja datang terlalu cepat dari biasanya karna tak sabar ingin kesekolah.

Pagi-pagi sekali dia membangunkan danuara hingga membuat abangnya itu merasa kesal. Senandung sebuah lagu dia lantunkan meskipun tak begitu jelas namun bisa didengar oleh lelaki itu. Merdu, satu kata yang ia ucapkan secara tak sadar lewat bibirnya itu.

"Woiii kutil onta" teriak senja ketika berada didalam kelas dan membuat penghuni kelas yang terlebih dahulu datang memperhatikannya dengan intens. Sementara yang ditatap hanya bisa nyengir kuda. Ternyata trisna sudah datang terlebih dahulu. Tidak heran, karna teman senja ini sangat rajin dan tidak pernah terlambat datang kesekolah. Teman? Tentu saja, senja sudah tidak ragu kepada trisna.

"Anjirr.. kaget gue fa. Lo mau buat gue serangan jantung dipagi hari yang tak seindah ini gitu? Lengkap syudah penderitaan dede bwaang" ucap trisna yang membuat senja merasa jyjyq. Pake y sama q ahahahah.

" alay lo na. Ntar gue panggilin bang danuara tau rasa lo" ucap senja sambil terkekeh. Pasalnya danuara merupakan abang terketjeh menurut trisna. Setiap perbincangan mengenai danuara trisna lah yang paling heboh dan sangat setia mendengarkan.

"Jangan lo panggil fa. Bisa mati duduk  gue liat bang danuara tiba-tiba. Apalagi senyumnya itu. Uhhh pengen ngiler gue" jawab trisna alay

"Ga usah alay dan dramatis trisna ogeb" tangan senja meraup seluruh wajah trisna yang sedang membayangkan danuara.

"Lo tuh ga bisa apa liat temennya senang dikit aja, gue lagi bayangin bang danuara senyum sama gue fa" protes trisna.

Senja hanya menggeleng melihat kelakuan temannya itu bertepatan dengan bell masuk pertanda pelajaran akan dimulai.

💦💦💦💦💦💦

Buukk

"Gue udah ingetin lo buat jaga harta yang paling berharga dalam hidup gue! Tapi lo ga jaga dia dengan bener. Otak lo ditaruh dimana? Bangsat lo" lelaki itu terus memukul wajah lawannya dengan brutal. Tak ada gerakan perlawanan dari orang yang dipukul.

"Jawab anjing! Kenapa lo diam aja bangsat!" Lagi dan lagi pria itu memukul wajah lawannya membabi buta. Tak perduli sudah banyak darah yang keluar dari hidungnya, pria itu tetap saja diam tanpa berniat membalasnya.

Tidak ada yang bisa melerai adegan ini karna pria itu membawa lawannya ke sebuah gedung yang tersembunyi tepat dibelakang rumah kosong miliknya dulu yang jauh dari permukiman warga.

Hingga pada saat pukulan berhenti pria itu pun mengeluarkan suara
"Pukul gue sepuas lo kalau itu buat lo puas. Gue emang tolol karna ga bisa jagain adek lo dengan baik dan gue ga bisa pegang janji gue. Tapi gue mohon beri gue kesempatan untuk perbaiki kesalahan gue" pria itu mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Gue kasih satu kesempatan buat lo. Inget cuma satu ga ada tolerir lagi buat lo. Dan kalau lo langgar lagi maka lo tau sendiri gimana konsekuensinya" ucap pria itu meninggalkan lawannya yang sudah tak berdaya sendirian di dalam gedung kosong itu.

❤❤❤❤❤❤

Bel sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu tetapi senja masih betah duduk di halte depan sekolahnya. Menikmati hembusan angin dan ramainya kendaraan yang lewat. Hingga seseorang membuyarkan lamunan senja.

"Ehem ...ngapain bengong sendirian disini?"

Ya seseorang itu adalah fajar. Orang yang kagum dan sudah mulai suka dengan senja saat pertama kali mereka jumpa. Terdengar alay memang tapi itulah yang dirasakan fajar.

"Suka-suka gue lah kok lo yang repot" jawab senja jutek

"Gausah jutek amat neng ntar abang makin suka gimana?" Goda fajar pada senja sambil menoel hidung senja dan mendapat amukan dari senja.

"Jangan sentuh gue. Ga usah sok akrab sama gue" bentak senja dan meninggalkan fajar sendirian di halte dan membuatnya melongo karena ditinggalkan oleh senja.

Tak berapa semenjak fajar melongo sebuah garis kecil terbit diantara kedua sudut bibirnya itu.
"Lo bakal jadi milik gue nja dan gue bakal jagain lo terus meskipun gue ga tau gimana perasaan lo sama gue"















Hoaammmmm
Author balik gengs dengan cerita yang singkat di chapter ini dan udah lama ga update eheheh

Jangan bosen ya nunggu kelanjutan senja dan fajar di next chapter
Btw maafkeun aku yang ngetiknya sedikit. Percayalah aku udah kehabisan ide saat ini huhuhu :(


Salam author

        🍁🍁

Weni prasita

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang