#DAM 3

290 21 45
                                    

Selamat membaca...

Budayakan vote dan comment. Terimakasih

Jam sudah menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh menit pagi, suara merdu kicauan burung terdengar di balik jendela kamar putri Castello. Cahaya matahari lembut sudah nampak dari ufuk timur. Pemilik kamar tersebut belum sama sekali menutup kedua netranya hingga pagi ini. Yah, tentu saja karena keputusan gilanya.

Ia merenggangkan otot-ototnya lalu mengusap kasar wajahnya.
Membereskan beberapa buku yang sudah ia baca semalamam.
Wajahnya begitu pucat, dan bagian bawah matanya membentuk lingkaran hitam.

"Nona Disya..."

pelayan memanggilnya sebelum mengetuk pintu terlebih dahulu. Hal tersebut untuk memastikan apakah majikannya sudah bangun atau belum.

"Iya, saya udah bangun!" sahutnya.

"Baik, nona. Jawab pelayan itu lagi."

Ia menghela napas panjang. Hari ini ia benar-benar harus kuat. Bertemu dengan Gio dan memulai hubungan status sebagai pacarnya selama sebulan. Ia sangat yakin hari ini ia akan mencetak sejarah memalukan sepanjang hidupnya.

***
1 jam kemudian...

Disya sudah rapi dengan balutan seragam SMA nya, Wajahnya yang pucat juga lingkaran hitam bawah matanya sudah tak nampak dengan sedikit polesan make up natural.

Selamat pagi nona Disya! sambut pelayan dengan senyuman ramah kepada majikannya.

"Iya. Pagi."Sahut Disya dengan senyuman.

"Maaf nona. Di depan sudah ada gojek pesanan anda!" kata pelayannya memberitahu.

Disya mengerutkan dahinya." Saya nggak pernah mesan gojek. Mungkin ada yang mesan gojek salah satu dari kalian."

"Saya sudah bertanya kepada semua pelayan di sini tapi mereka tidak  ada  yang memesan, nona."

"Suruh aja gojeknya pergi. Dan sampaikan sama pak Harto siapin mobil buat saya! " perintahnya lagi.

"Baik, nona Disya."

Beberapa menit kemudian pelayannya kembali masuk." Nona, mas gojeknya sudah saya suruh pergi. Tapi mas nya bilang non tidak bisa membatalkannya begitu saja."

Disya lagi-lagi mengerutkan dahinya "Sejak kapan saya mesen ojek. Coba  deh kasih uang aja, ntar juga dia pergi."

"Nona Disya, saya sudah memberinya uang tapi dia menolak dan tetap menunggu nona. Mas gojeknya sudah menunggu di luar dari jam 6 pagi tadi. tutur pelayannya."

"Jam 6?"

"Iya nona." Jawabnya "Ini pesanan non Disya yang kemarin." Sambung pelayan itu seraya memberikan paper bag berwana hitam yang semenjak tadi ia pegang.

"Oiya, terimakasih."

Disya kembali melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda, baru saja ia ingin menyantapnya tapi suara klackson kendaraan di luar rumahnya berbunyi berkali-kali. Suara klackson tersebut bukan berasal dari mobil miliknya melainkan suara tersebut berasal dari kendaraan sepeda motor milik mas gojek.

Dia Adalah MusuhKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang