part 4

159 3 0
                                    

Sudah hampir sepuluh menit Karan memandangi Amora yang tertidur lelap disampingnya, menunggu mata abu-abu itu terbuka dengan sendirinya, Karan menghela napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hampir sepuluh menit Karan memandangi Amora yang tertidur lelap disampingnya, menunggu mata abu-abu itu terbuka dengan sendirinya, Karan menghela napas. tadi, pagi-pagi sekali Karan meminta kartu duplikat kamar Amora, hari ini dia akan membawa amora kepantai bukan untuk jalan-jalan tapi untuk latihan, karan terus memandangi wajah cantik didepannya. Ia mengingat kembali pertemuannya dengan  seorang detektif yang ia sewa untuk menyelidiki Amora. Dan hasil yang diberikan detektif itu membuat ia berpikir keras semalaman hingga ia tidak bisa terlelap sampai pagi menjelang, memikirkan gadis yang baru dikenalnya. Amora Isazia putri tunggal dari Maora Isazia istri sahnya Varun Muratna. Kenyataan itu membuat beberapa pertanyaan yang membingungkan yang ia sendiri tidak bisa menjawabnya, Karan menghela napas panjang. Lamunan Karan buyar saat mata indah didepannya  itu terbuka secara perlahan menyesuaikannya dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah celah tirai jendela. Mata abu-abu milik gadis di depannya sukses terbuka, mata itu menatap Karan yang memandangnya  tajam. Amora terduduk kaget, menatap Karan lalu menatap kebawah, menghela napas lega saat melihat ia masih mengenakan pakaian lengkapnya.

"Kau! Bagai mana bisa kau masuk kesini?" Tanya Amora cepat

"Cepatlah bersiap-siap hari ini kita harus pergi." Karan berlalu dari ranjang menuju pintu untuk keluar "aku tunggu sepuluh menit di lobby." Ucap Karan menatap jam tangannya lalu keluar meninggalkan Amora yang masih duduk dikasur menatap jengkel Karan.

------------------

Karan menatap wanita yang ia tunggu berjalan kearahnya, Karan meneliti penampilan Amora dari kaki sampai kepala, sepatu boots choklat, celana panjang hitam, dan baju kemeja sepaha dengan selendang warna maroon bercorak, rambut panjang yang digerai dan kaca mata merah yang menutupi mata abu-abu lembut yang menutupinya cukup sederhana.

"Apa kau sudah selesai mengamati aku?" Tanya Amora langsung saat tiba didepan Karan, sebenarnya Amora sedikit gugup di amati oleh pria tampan seperti Karan. Tapi, ia berusaha menutupi kegugupannya dengan kaca mata yang ia pakai dan berharap jika pria didepannya tidak tau jika ia sedang gugup.

"Ehem..." Karan berdehem menghilangkan kecanggungannya. "Ayo kita sudah terlambat." Ajaknya seraya berbalik meninggalkan Amora, untuk menghilangkan pesona Amora yang sederhana dalam pikiranya.

"Tunggu dulu, sebelum kau membawaku pergi entah kemana, bisakah aku sarapan dulu?" Tanya Amora, Karan berbalik lalu mendesah

"cepatlah." Amora tersenyum canggung menatap Karan yang menuju ke restorant hotel.

--------

--------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MERE PYAARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang