part08 (KARAN)

40 1 0
                                    

Karan menatap ponselnya dengan sesekali tersenyum, mengusap layar ponselnya lembut, yang menunjukkan foto Amora yang ia ambil secara diam-diam tadi siang.

Karan masih tersenyum mengingat bagai mana wajah cemberut Amora yang menunggunya diloby hotel dan wajah kesal Amora saat melihat ponselnya dipenuhi wajah Karan.

Karan terkekeh, ia sadar bahwa ia telah jatuh pada pesona seorang Amora isazia, gadis yang dia pikir polos itu yang sebenarnya tidak sepolos itu.

Gambar ponsel Karan berubah menjadi panggilan masuk dan dengan cepat Karan mengangkatnya.

"Hallo" sapa Karan

"Aku tidak akan berbicara panjang Karan.." maora menghela napas sejenak "aku percaya padamu karna kau adalah anaknya janvi."

"Ya aku tau bibi"

"Kau sudah berjanji padaku untuk menjaga Amora sekalipun dengan nyawamu, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya. Kau tau masa laluku tapi Amora tidak. aku minta padamu jangan sampai ada yang tau siapa Amora sebenarnya, jika itu terjadi aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya."

"Bibi aku mengerti dan tau apa yang harus aku lakukan aku tidak akan membiarkan hal yang buruk terjadi pada Amora."

Terdengar helaan napas diseberang sana. "Karan bawalah Amora kedelhi besok aku menunggu kalian disana."

Karan mengernyit bingung"Bukankah bibi kembali ke Indonesia?"

"Ya... harusnya begitu, tapi daniel memintaku untuk menemui ibuku di delhi, hmm aku serahkan Amora padamu Karan. " Jelas Maora

"Ya aku paham bibi."

                      💓💓💓💓💓

"Batalkan semua pertemuanku besok sampai aku kembali dari delhi," ucap Karan pada sekertarisnya, Sambil berjalan tergesa keluar dari ruangannya.

"Tapi pak, besok ada pertemuan penting dari group Khasan dari Dubai, dan pak satya menginginkan anda yang menghadiri pertemuan itu." Ucap Sekertaris Karan, Davina yang ikut tergesa mengejar langkah Karan.

"apa yang begitu penting di Delhi sampai kau ingin membatalkan pertemuan penting dengan group Khasan." Tanya Satya menghampiri putranya.

Karan menghela napas. "Demi mengejar masa depanku ayah." Jawab Karan asal, sebenarnya karan sedang terburu-buru karna pesawat yang akan ia tumpangi ke Delhi bersama Amora akan lepas landas dua jam lagi.

Satya yang mendengar perkataan putranya mengernyit bingung, "ada apa denganmu Karan?" Tanya Satya bingung.

Veer, pamannya Karan terkekeh, "ayolah kakak, apa yang harus kau bingungkan? Anak laki-lakimu ini sedang di mabuk cinta." Ledek Veer

Karan menatap tajam pamannya, lalu menyeringai, "paman benar ayah, aku sedang di mabuk cinta. Aku harus menemani calon menantumu ke Delhi untuk menemui keluarganya disana." Jelas Karan

Satya menaikan satu alisnya. "Bukankah...."

Satya diam saat Karan menyela ucapannya dengan cepat "Ayah aku hampir terlambat, kuserahkan klien itu padamu kau juga sudah berpengalaman menghadapi orang seperti mereka, aku pergi dulu." Akhir Karan sambil berlalu meninggalkan ayahnya.

Satya menggeleng geleng. "Hem... dia sangat persis sepertimu kak, saat kau jatuh cinta pada ibunya." Ledek Veer pada kakaknya.

"Tentu saja dia adalah putraku,.." ucap satya sombong lalu mendesah "ah.... kapan aku bisa pensiun." Keluh satya.

                      💓💓💓💓💓

"Ayolah Amora kita bisa terlambat," keluh Karan saat melihat Amora yang masih terlihat santai memasukkan bajunya kedalam koper.

Amora mengacungkan tangannya pada Karan, menatap Karan penuh emosi. "Kau bodoh, siapa suruh tidak memberi tahuku lebih awal, tiba-tiba datang  dan dengan mudahnya mengatakan kita akan ke Delhi, kau pikir aku ini apa hah? Aku butuh persiapan, dan juga, kau masih punya satu hal untuk dijelaskan padaku." Omel Amora kesal.

Karan tertawa..

"Apa yang kau tertawakan hah!. Dasar aneh,"

"Kau yang aneh," balas Karan.

Amora merengut bingung masih menatap Karan "Apa?" Tanya Amora kesal. Karan menaikkan dagunya sekilas mengkode kearah tangan Amora, Amora mengernyit bingung lalu menaikan kedua alisnya, Karan masih tersenyum lalu matanya melirik kearah tangan Amora yang memegang bra hitam miliknya. Amora yang menyadarinya langsung memasukkan branya kedalam koper, Karan tertawa terbahak melihat wajah Amora yang sudah memerah seperti kepiting rebus.

.......

Segini aja dulu dirikuhhhh capeq😥😥😥

21.18.19



MERE PYAARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang