Kopi Kemarin
Untuk kali ini, ia terlanjur dingin dan tak mampu pergi.
Seperti dua manusia yang enggan memilih kembali
Namun, tetap diam menahan rasa untuk berlari.Perjalanan pulangku kemarin sempat membawa kekecewaan, awalnya kukira itu amat wajar.
Karena kupikir hangatnya kopi gratis dapat mengalahkan hangatnya alunan Pusakata kemarin,Ternyata tidak.
Tuhan tak mengizinkan kopi ini dinikmati bersamamu.
Lantas,
Untuk apa aku merasa kecewa "lagi"?Tetapi tuan, perbincanganku tak hanya sekedar itu.
Aku terlalu "gengsi" untuk mengutarakan
Tapi seperti ada beberapa hal yang tertimbun jauh di dalam sini untuk diutarakan, akupun belum menemukannya.Kukira dua cangkir kopi lagi dapat membantuku menemukannya,
Bukankah begitu, tuan?------------------------
( rabupetang )
Selasa, 27 Agustus 2018
01.22
KAMU SEDANG MEMBACA
Pojok Aksara
PoetryRank #1 on shortstorycolection Rank #1 on emotion Rank #1 poems (20 oktober 2018) Rank#1 qotd (20 oktober 2018) Rank#1 kenang (21 oktober 2018) Teruntuk kamu, Yang pernah menjadi peran penting dalam hidupku. Biarkan aksara ini berbicara seolah-olah...