(6) PARK CHANYEOL!

14.3K 534 7
                                    

Pagi Pukul 07.00

Chanyeol menghembuskan asap rokoknya ke udara. Ia duduk bersantai di sebelah balkon kamar hotel yang menyediakan pemandangan bangunan-bangunan menjulang tinggi dan langit cerah. Sudah beberapa jam ia terbangun dan hanya menatap pemandangan yang disuguhkan padanya tanpa bergerak sedikitpun.

Ia menunggu Rose untuk bangun dan melihat seperti apa reaksi wanita itu saat ia bangun nanti. Apakah wanita itu akan berteriak histeris? Memaki dirinya? Membenci dirinya? atau menangis frustasi seperti wanita lainnya? Chanyeol tersenyum saat membayangkannya. Ia benar-benar tidak sabar untuk menunggu wanita itu terbangun.

Tubuhnya masih mengingat bagaimana Rose berteriak di bawah tubuhnya, memohon untuk melepaskan dirinya namun ia tetap meneruskan permainannya. Bagaimana ia merampas apa yang menjadi harta terakhir wanita itu dan bagaimana ia terus dan terus melecehkannya.

Semuanya benar-benar membuatnya merasa bergairah.

"Uuh… "

Chanyeol melirik ke arah tempat tidur yang tidak jauh darinya. Ia menatap tubuh Rose yang terbalutkan oleh selimut bergerak, membuat sesuatu di dalam dirinya merasa tidak sabar untuk mengetahui reaksi Rose.

Ia memperhatikan Rose yang terbangun dari tidurnya dan sama sekali tidak terlihat baik-baik saja. Rambutnya berantakan, wajahnya pucat dengan pipi serta mata yang bengkak dan tubuhnya penuh dengan bercak kemerahan yang dibuat oleh Chanyeol.

Meskipun begitu, ia tidak mengatakan apapun dan menyesalinya. Chanyeol merasa itu semua tidak ada apa-apanya, ia menahan dirinya. Berbeda dengan apa yang Rose rasakan.

Rose menatap tubuhnya dengan pandangan masam. Ia tahu dirinya sedang tidak berada dalam mimpi atau apapun itu, ia sedang berada dalam kenyataan pahit yang harus ia terima. Ia memperhatikan seprai yang bernoda merah, tidak jauh darinya dengan pandangan horor.

Rose tahu darah apa yang mengotori seprai itu.

"Bagaimana tubuhmu?"

Tubuh Rose menegang saat mendengar suara yang ia kenali tidak berada di sampingnya, namun mengawasinya dari sebrang tempat tidur. Pria itu masih tidak memakai pakaiannya dan hanya memakai celana panjang dengan rambut berantakan dan rokok di tangannya.

Rose menelan ludah, berusaha untuk meredam perasaan benci pada pria itu dan ia terlalu lelah untuk menangis. Tubuhnya juga terasa sakit hingga ke titik dimana ia tidak ingin melakukan apapun selain membasuh tubuhnya.

"… Aku mau mandi," gumam Rose merangkak turun dari tempat tidur

Chanyeol mengeryit,"Tidak ada kalimat kebencian? Menangis atau teriakan padaku?"

Rose tidak menjawabnya dan berusaha untuk bersikap tidak peduli, ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan berusaha untuk berjalan sehati-hati mungkin dengan kaki yang hampir tidak kuat untuk menahan tubuhnya. Beruntung ada dinding yang dapat ia jadikan tumpuan untuk ke kamar mandi.

"Ini mengecewakan," tandas Chanyeol. "Kukira kau akan berteriak, menangis atau mungkin melakukan sesuatu untuk membunuhku."

Rose berhenti bergerak dan menoleh,"Aku memang akan membunuhmu. Tapi bukan sekarang. Dan aku terlalu lelah untuk menangis ataupun berteriak."

Mata Chanyeol membulat dengan senyuman mengejek menghiasi wajahnya,"Oh? Kau akan membunuhku… benarkah?"

"Aku ingin mandi," ujar Rose. "Seluruh tubuhku terasa menjijikan setelah disentuh olehmu-"

Brak!

Tiba-tiba saja tubuh Rose terdorong kuat hingga punggungnya membentur dinding, membuatnya meringis kesakitan dan mengangkat kepala untuk protes. Entah sejak kapan, Chanyeol sudah beranjak dari tempatnya dan mengurungnya diantara kedua tangannya dengan wajahnya yang sangat dekat dengannya.

PARK CHANYEOL🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang