9 (Chaelice Full NC) ⚠

7.2K 294 192
                                    

Klek !

Lice memasuki kamarnya dengan chaeyoung tepat pukul 20.01 .
Dilihatnya chaeyoung sudah tertidur dengan pulas diranjang. Lice pun langsung menghampiri chaeyoung lalu berbaring disamping chaeyoung. Dikecup nya pipi chubby chareyeong dengan lembut.

“sayang, Ireonna” bisik Lice lembut seraya mengelus rambut chaeyoung.

“Sayang” Lice mulai mencium leher chaeyoung saat dilihat chaeyoung belum juga terbangun.

“eeugghhhhh~” sepertinya chaeyoung mulai terganggu karena perlakuan Lice. Perlahan mata nya mulai terbuka.

“Lice, waeyo? Kau mengganggu tidurku” ucap chaeyoung dengan suara khas bangun tidur.

“Maafkan aku sayang. Tapi aku benar2 merindukanmu malam ini” Lice mengelus pipi chaeyoung lalu mengecupnya beberapa kali.

“cheesy Lalice. Aku tau mau mu apa. Lakukanlah” chaeyoung mencubit hidung Lice seraya tersenyum. Lice pun hanya tersenyum lalu mencium bibir chaeyoung dengan lembut. Chaeyoung membalas ciuman lembut lice dengan mengalungkan tangannya dileher Lice.

“eeemmmmhhh~”

Lice mulai menurunkan ciumannya ke leher chaeyoung. Chaeyoung menggelinjang saat merasakan hangatnya bibir Lice di leher nya.

“Aaaahhhhh....”



Lice merangkak menaiki tubuh Chaeyoung. Mengecupi setiap jengkal kulit mulusnya, meninggalkan jejak basah di sana sini dengan jilatan tiada henti.

“Euhh…” Erangan Chaeyoung yang tertatih, membangkitkan energy tersendiri terhadap aktivitas yang tengah ia geluti.

Lice menyukainya, apapun yang ada pada diri Chaeyoung termasuk suaranya yang serak seksi namun terselip nada manja nan menggoda di dalamnya.

Lice menyingkap bawahan kuning yang dipakai Chaeyoung, membiarkannya terkumpul di perutnya. Dan pemandangan di sana, tak pelak mendatangkan mara bahaya karena monster kecil Lice mulai menunjukkan taringnya, menggeliat, bersiap bangun dari tidur panjangnya.
Mendongakkan kepalanya, Lice memberikan senyuman terbaiknya pada wanita yang tengah menggigit bibir menahan birahi yang kian tinggi. Lice menggodanya, sengaja menusuk kewanitaannya dengan telunjuknya, mengelusnya, melakukan gerakan naik turun di antara lipatan Miss V nya, kemudian membuat gerakan memutar tepat di liang senggama yang biasa dimasukinya.

“O—ouuchh…” Chaeyoung mengerang, semakin kencang bahkan di saat Lice belum memulai serangan.

Lice terkekeh ringan. Mengikuti dendang suara yang menggetarkan, “Kenapa, Sayang?” lirih Lice yang sengaja mengangkat badan, berbisik manja di telinga Chaeyoung yang kemudian menarik kepalanya.
Geli sekaligus menikmati. Begitulah kiranya yang terjadi.
Semakin Chaeyoung menarik diri darinya, semakin gencar pria itu menggodanya. Sengaja menyurukkan kepalanya di antara lipatan leher Chaeyoung, mengendusnya, bahkan tak segan menjilat dan menyesap kulit putihnya sebelum Chaeyoung merintih, mendesahkan namanya dengan begitu seksi.

Chaeyoung tak kuasa memberikan perlawanan. Godaan Lice terlalu indah untuk di abaikan. Ditambah lagi dengan posisinya saat ini yang tidak menguntungkan sama sekali, ia berada di bawah kuasa Lice dalam permainan kali ini.

“Sayang…” desah Lice mengecupi rahang Chaeyoung.
Kecupan yang membuat Chaeyoung mendongak, menjenjangkan lehernya, memberikan akses bebas bagi Lice untuk menjelajah di sana. Kesempatan yang pasti tidak akan pria itu sia-sia kan. Dan dalam sekejap, jejak merah telah tercipta di leher Chaeyoung dengan indah.

Chaeyoung mengerang, menahan nikmat yang tak tertahan.
Lice menarik mundur dirinya, memandangi Chaeyoung dengan tatapan memuja yang luar biasa. Mengaguminya laksana permata dunia yang tiada terkira. Bidadari surga yang sengaja dikirimkan Tuhan untuk dirinya, menjadi miliknya, selamanya.
Senyum Lice terulas seketika. Telapak tangannya berada di sisi wajah Chaeyoung, Lice memajukan dirinya, dan bibir Chaeyoung menjadi sasarannya. Pelan, penuh perasaan dan sarat akan rasa sayang, begitulah yang selalu Chaeyoung rasakan ketika Lice menciumnya.

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang