Chapter tiga : Love scenario

244 30 1
                                    

"lo mau rasa apa tha?" tanya Gladis ketika mereka sudah sampai di kedai Gelato.

"gue mau vanilla sama hokey pokey deh." ujar Adeline.

"mba aku mau greentea sama nougatine nya ya." ucap Gladis.

"lo apa kak?" tanya Gladis pada Adrian.

"gue coklat aja." jawab Adrian.

Setelah mereka mengambil pesanan masing –masing, Adeline memilih tempat duduk di dekat kaca lalu mulai asik memakan ice cream nya.

"gimana, enak?" tanya Adrian.

Adeline menganggukkan kepalanya masih fokus dengan ice cream di hadapan nya, Adrian tersenyum geli melihat kelakuan gadis itu.

Sama es krim aja bisa sampe segitunya, batin Adrian.

"eh tha, kak Adrian. Aku pulang dulu ya. Lupa kalo mama minta temenin aku belanja." ucap Gladis sambil memberikan kode pada Adrian.

"lho Dis. Kok gitu?" ucap Adeline.

"iya nih tha, sorry ya. Kak Adri aku duluan nya!" Gladis segera bangkit dan pergi.

"ish Gladis mah..." gerutu Adeline dengan mengigit sendok ice cream nya.

Adrian sangat gemas sekali dengan raut wajah Adeline.

"kenapa senyum –senyum? Ada yang lucu?" tanya Adeline galak.

Adrian menggelengkan kepalanya masih dengan senyum nya, "uda lo makan aja nanti cair es krim nya."

Adeline memutuskan memakan ice cream nya dengan raut wajah kesal yang bagi Adrian sangat menggemaskan.

Setelah itu Adeline memaksa untuk pulang, dirinya sudah dalam mood yang buruk karna Gladis meninggalkan nya bersama cowok yang tidak ingin di lihatnya.

Sebenarnya Adrian tidak terlalu menyebalkan, tapi karna pertemuan pertama mereka yang tidak berkesan bagi Adeline jadinya gadis itu sangat anti terhadap Adrian.

"makasih." ujar Adeline seraya melepaskan seatbelt nya.

Saat berniat ingin keluar dari mobil Adrian, tangan nya tiba –tiba di tahan oleh Adrian yang membuat Adeline menatapnya dengan pandangan kesal sekaligus bertanya.

"gitu doang?" tanya Adrian sambil menaikkan satu alisnya.

"kan gue udah bilang makasih, mau apa lagi sih."

"nomor handphone lo?" Adrian tersenyum miring.

"gak!"

Lalu Adeline segera menyentak tangan Adrian dari lengan nya dan segera keluar tanpa berniat menengok kebelakang memastikan apakah Adrian masih di sana atau tidak.

Adrian terdiam dan kemudian tersenyum lembut seraya menatap pagar tinggi dimana tadi tempat menghilangnya punggung mungil milik Adeline.

Semakin lo lari semakin gue ngejar lo, batin Adrian.

Sebenarnya bisa saja Adrian meminta nomor nya Adeline dari dulu kepada Gladis jika cowok itu mau. Tapi Adrian memutuskan tidak ingin karna dia ingin dari usaha nya sendiri.

Adrian yakin jika seperti itu yang ada Adeline malah akan semakin tidak menyukai nya, maka dari itu Adrian akan dengan perlahan meluluhkan hati gadis itu. Adrian tidak pernah main –main.

****

Adeline menghempaskan tubuh nya di ranjang miliknya dan sesaat matanya terpejam lalu bayangan Adrian -cowok yang menyebalkan itu memenuhi pikiran nya. Membuat Adeline menggelenggkan kepalanya berusaha mengusir bayangan itu dari pikiran nya.

Stuck With The BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang