Chapter Sembilan : Make it right

39 5 0
                                    

Sudah seminggu Adeline mencari keberadaan Adrian yang tidak ada kabar sama sekali, gadis itu mencoba menghubungi cowok itu selama seminggu ini tapi yang di dapati nya sambungan teralihkan.

Adeline juga tidak bisa ke kampus nya Adrian karna dirinya harus bertugas sebagai sekertaris osis yang membuat waktu nya tersita.

"kenapa lo?" Gladis di sebelah nya bertanya.

Pasalnya sejak empat hari ini wajah sahabatnya terlihat murung. Adeline menggelengkan kepala nya dengan wajah muram.

"masalah kak Adrian?"

Adeline mengangguk.

"gue udah coba tanya sama kak Brian tapi kak Brian juga ga tau dimana Adrian." jelas Gladis.

Sebenarnya Adeline bingung dengan apa yang terjadi pada Adrian yang tiba –tiba menghilang tanpa kabar. Jujur saja gadis itu merasa kehilangan, tetapi dirinya benar –benar tidak punya waktu untuk sekedar mencari keberadaan Adrian dan meminta penjelasan pada cowok itu.

"tapi gue ada satu informasi yang gak sengaja gue denger waktu kak Brian lagi kumpul sama temen –temen nya." jelas Gladis.

"apa?" Adeline merasa ada secercah harapan.

"dia sering ke club malam akhir –akhir ini." ujar Gladis dengan ragu.

"club malam?" Adeline mengernyitkan kening nya.

Pasalnya sudah lama sekali semenjak Adrian mengenalnya cowok itu tidak pernah menginjakkan kaki nya di tempat malam seperti itu, lalu apa yang membuat Adrian memutuskan pergi kesana.

"lo tau dimana club nya?" tanya gadis itu.

"lo mau ngapain? Nyari dia, jangan aneh –aneh deh. Bahaya!" sergah Gladis.

"enggak kok! Gue mau nyuruh kak Azka buat cari dia di sana." balas Adeline memberi alas an.

"oh, kalo gak salah nama club nya ninety after hour."

Adeline menganggukkan kepalanya mengerti, nanti malam gadis itu akan ke tempat biasa Adrian nongkrong akhir –akhir ini, dirinya butuh penjelasan.

Seperti biasa sudah seminggu ini Adeline pulang sore dan Dimas yang selalu mengantarnya pulang, Azka tiga hari yang lalu kembali survey keluar kota dan Adeline selalu di tinggal kembali.

Jujur saja gadis itu merindukan kakak satu –satu nya itu, tapi karna bersangkutan dengan pendidikan jadinya Adeline tidak bisa berbuat banyak selain mendukung apa yang kakak nya lakukan.

"makasih ya Dim." ucap Adeline setelah mereka sampai.

"sama –sama tha, jangan lupa istirahat ya. Muka lo pucet banget soalnya." balas Dimas khawatir.

"ah gakpapa Dim, ini kecapekan doang kok. Biasa badan gue kaget gitu, kan biasanya tidur –tiduran terus sekarang harus capek. Jadi membiasakan dulu." Adeline tersenyum.

Memang sudah dua hari ini gadis itu merasa tidak enak badan, pasalnya dirinya selalu melewatkan makan siang dan pulang pun selalu pada sore menjelang malam lalu dirinya juga akan melupakan makan malam dan memilih bergelut dengan tugas –tugas sekolah.

Dimas mengambil sesuatu dari tas nya dan kemudian memberikan kepada Adeline, "buat lo, ini vitamin biar lo ga lemes."

"gak usah repot –repot Dim, btw thanks ya." ucap Adeline seraya mengangkat plastik berisi vitamin.

"yauda gue balik ya." pamit Dimas.

"oke, hati –hati ya."

Dimas memberikan tanda 'sip' dan kemudian melajukan motor nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stuck With The BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang