Pemuda itu hanya melongo melihat layar monitor. Tidak tahu tombol mana yang harus dia tekan. Ruangan berukuran 2 x 2 meter itu terasa sempit. Padahal hanya sendiri berada di sana. Sesekali dia memperbaiki posisi duduknya agar merasakan kenyamana, namun tetap sama. Rasa penat selalu membawanya pada perasaan bersalah. Sudah terbiasa pemuda itu datang ke tempat tersebut. Sekedar menghabiskan waktu untuk chating atau hanya sekedar menonton film kesukaannya. Kali ini tempat yang dirasa baginya untuk melepaskan rasa itu hanya di warnet.
"Mas sudah selesai?" suara perempuan yang menyadarkannya. Laki-laki itu sadar, bukan hanya dirinya yang berada disana.
"Oh, aku belum selesai" jawabnya singkat.
"Kalu sudah selesai, silahkan bergantian. Soalnya yang lain sudah menunggu" perempuan itu mengingatkan. Sementara laki-laki itu hanya mengangguk dan melepas senyuman terpaksa kepada perempuan itu. Dan perempuan itu meninggalkan laki-laki itu.
Layar komputer sudah menyala. Laki-laki itu memulai aktifitasanya di tempat tersebut. Sesekali dia mengetik di keybort kompu. Entah apa yang dicari, perasaan hampa terus bergelayut di kepalanya. Rasa sakit dan penyesalan bersatu menjadi satu. Hidupnya terasa berat. Menjalani hidup seperti hari-hari biasa terasa berat untuk dia jalani.
Aplikasi komputer terpapar jelas di layar monitor. Semberaut kesana kemari. Banyak diantara aplikasi tersebut tidak dia ketahui fungsinya. Matanya terus mencari apa yang dia lihat. Walaupun tanpa tujuan yang pasti.
"Hiduplah seperti air yang bisa mengisi ruang, menghilangkan haus dan membuat orang bisa bertahan" sebuah chat yang keluar dari pojok layar tersebut. Pemuda itu menjadi bingung dengan keberadaan pesan tersebut. Tubuhnya yang jangkung diangkat. Sekat-sekat ruangan itu memilki tinggi seleher. Sehingga ketika berdiri maka akan terlihat seluruh ruangan warnet tersebut.
Tidak ditemukan orang yang mencurigakan di ruangan tersebut. Sepengetahuannya yang bisa mengirimkan pesan lewat komputer warnet hanya operator. Laki-laki itu melihat kearah operator. Lagi-lagi hanya kursi kosong dan monitor yang menjadi pemandangannya.
"Siapa ini?, apa maksudnya?" gumam laki-laki itu dalam hati. Kembali dia duduk pada posisi semula. Tangannya menyentuh tombol kybort. Hurup, angka sudah terlihat jelas di depannya. Tujuannya dalah untuk membalas pesan tersebut.
"Maksudnya apa?, siapa kamu?" bunyi pesan balasannya.
Perasaan masih tetap sama. Rasa penasaran perlahan muncul di benaknnya. Siapakah gerangan orang itu?. Apa maskudnya untuk mengirim pesan untuk laki-laki tersebut. Balsan yang ditunggu tidak kunjung datang. Rasa penasaran kembali menyurut. Pikir dalam hantinya hanyalah orang iseng yang ingin mengerjainya.
Sudah tidak ada lagi perasaan penasaran. Berlalu begitu saja. Kembali laki-laki itu sibuk mencari sesuatu yang entah dia tidak tahu apa yang dicarinya.
"Fokuslah pada apa yang menjadi prerioritasmu, jangan jadikan masa lalumu adalah hal yang menakutkan dan menyakitkan. Hidup bukan untuk berjalan ke belakang tapi berjalan kedepan". Kembali laki-laki itu menerima pesan.
Rasa itu kembali timbul. Rasa penasarn yang tadi hilang kini kembali tergurat di hati. Ingin dia membalas namun batas waktu penggunaannya tinggal lima menit. Laki-laki itu berusaha membalas.
"Wahyu, lusa aku kembali lagi" laki-laki itu menulis namanya dan kemudian menekan tombol ENTER. Bertanda pesannya sudah terkirim. Waktu semakin memepet dan bergegas untuk mematikan komputer kemudian membayar di operator. Langkah kakinya terasa berat untuk meninggalkan tempat itu. Pesan singkat yang menghampiri komputernya terus membuat penasaran di hatinya. Sebelum dia benar-benar meninggalkan tempat itu, Wahyu menoleh. Berharap menemukan orang yang mengirimkannya pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
Teen FictionKUMPULAN CERPEN "Pesan Dari Surga" "Hiduplah seperti air yang bisa mengisi ruang, menghilangkan haus dan membuat orang bisa bertahan".Sebuah pesan chat yang datang begitu saja. Apa maksud dari pesan chat tersebut?. Pertanyaan itu terus memburu di ke...