"TAKDIR UNTUK AYRA"

11 0 3
                                    

"Aku tidak akan bahagia jika aku tidak menikah dengan pilihan hatiku" kata Ayra menjelaskan kepada teman-teman sekolahnya. Gadis ceria yang selalu memimpikan pernikahan yang sederhana namun dengan orang yang benar-benar ia impikan ini membuat pernyataan kepada teman-temannya. Jika di hanya akan menikah dengan orang yang ada dalam impiannya dan pilihannya. Ayra tidak pernah menceritakan detail pria yang akan menjadi pendamping impiannnya. Namun kebanyakan teman-temannya menilai jika Ayra bermimpi bersanding dengan seorang Ustad.

Penampilan Ayra yang selalu menggunakan hijab membuat teman-temannya berasumsi jika memang Ustad adalah impian Pria yang akan menjadi imam untuk Ayra.

"Kamu mau sama Ustad Ra..??" goda Silvi

"Insya Allah" jawab Ayra singkat.

"Ustad mana mau sama kamu Ra, Kamu aja kayak gitu?" samber Nayla.

"Ah kalian ini. Jodoh itu tuhan yang atur, yang jelas kita sudah bermimpi dan berusaha" Ayra membela diri.

Ayra terkenal dengan sosok yang apadanya. Namun tidak keterlaluan. Penampilan yang sopan dan selalu menutupi kepala dengan hijab membuat dia semakin terlihat cantik. Akan tetapi penampilan dan padangan teman-teman Ayra lain karena Ayra adalah gadis yang tidak menggunakan jubah atau gamis besar sehingga dia di ragukan oleh teman-temannya bermimpi untuk mendapatkan imam Ustad.

Ustad adalah impian Ayra dari masa sekolah dulu. Karena baginya seorang yang faham agama akan mampu menjadikan dia sebagi makmum dunia sampai akhirat. Tidak pernah benar jika seorang ustad akan membawa keluarganya menjadi menderita. Prinsif Ayra yang tidak akan pernah dia bisa hapuskan dalam kehidupannya.

Orang tuanya tidak pernah bertanya dan meminta kepada Ayra untuk masalah pendamping hidup. Yang mereka inginkan hanyalah Ayra bisa bahagia dengan pilihan hidupanya. Ayra kini berusia 23 tahun dan sudah siap untuk membina rumah tangga. Namun jalan itu terasa sedikit mengalami kendala.

Prinsipnya yang selalu membuat dia merasakan kendala untuk menggapai impiannya itu. Tidak pernah membuat dia merasa patah semangat dalam mencari impiannya itu. Pernah beberapa kali Ayra di jodohkan teman sekolahnya dulu. Karena dia anak dari pimpinan yayasan tampat Ayra sekolah dan harus melanjutkan pendidikannya. Dia kini beersekolah di luar daerah sehingga impian Ayra untuk bersama dengannya tidak bisa dii wujutkan.

Sore itu, Ayra sedang duduk di teras rumahnya. Selang bebrapa saat datanglah seorang pemuda yang kelihatan kebingungan dan berniat untuk menanayakan alamat.

"Maaf Mbak, numpang nanyak. Rumahnya pak Harun dimana iya..?" tanyanya sambil menyunggingkan senyum masninya.

Ayra menjawab pertanyyan itu. Dan kemudian pemuda itu berterima kasih lalu meninggalkan Ayra yang sedang santai menikmati suasana sore. Angannya melamujn jauh. Seperti perempuan lain yang merindukan pangeran dengan menunggang kuda putih sambil menunggangi kuda putih lengkap dengan pakaian kerajaan. Namun berbeda dengan Ayra. Pakaian kerajaan itu di ganti dengan jubah putih bersih yang melambangkan kesucian.

"Neng Ayra, kok melamun" suara itu membuyarkan lamuna Ayra yang entah kemana

"Eh...Pak Harun, bikin kaget saja. Oh ya tadi ada yang nanayain lo pak. Seorang pemuda" cerita Ayra sambil antusias.

"oh.. yang tadi itu, dia itu keponakan saya dari kampung sebelah. Baru kemarin lulus dari perguruan tinggi negeri islam." Tutur Pak Harun

Ayra terdiam dengan perkataan pak Harun. Fikirannya melayang seolah mencari sesuatu, namun Ayra tidak bisa menemukannya. Sampai Pak Harun kembali menyadarkannya.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang