"Awan mendung belum berarti hujan. Akan tetapi, kepergianmu sudah pasti menciptakan sebuah genangan............"
«———«———«———«———«———»
Langit berwarna abu-abu tanda mendung dan hujan sebentar lagi akan datang. Pagi yang cerah dan indah dengan hembusan angin yang sejuk tidak menjadikan semangat bagi pemuda ini.
Langkah kakinya tertanam sebuah keraguan, seakan ada berton-ton baja yang menahan kakinya untuk melangkah. Setiap mata di setiap lorong sekolah, menjadi pertanyaan dan hujatan serta cacian bertubi-tubi yang merobek hati."Aditya Natan Hansel".
Itulah nama pemuda tersebut setelah 1 minggu menghilang bagai di telan bumi, kini hadir dengan luka yang sangat dalam. Bagaimana tidak kekasih sekaligus pujaan hatinya harus mati secara tragis di karenakan kesalah pahaman akibat kabar burung yang berterbangan. Ralat *bahkan sahabat-sahabatnya pun tidak tahu kebenaran yang sebenarnya. Hanya Natan, Alya, Mira dan tuhan yang tahu akan kebenaran tentang semua*
Kabar mengenaskan dari seorang siswi yang wajahnya berparas cantik, berotak cerdas, tutur kata sehalus sutra dan hati selembut salju mati mengenaskan di karenakan kekasih dan sahabatnya berselingkuh di belakannya sendiri. Dan lebih parahnya lagi kebenaran yang ditutup oleh kebohongan baru terungkap selama 3 tahun lamanya. Sakit sangat sakit menerima kenyataan sepahit ini.
"Alya Nurullita".
Itulah nama bidadari yang menjelma sebagai manusia. Kini hanya tinggal kenangan. Dia adalah seorang gadis yang menjadi pujaan dan di Cintai semua orang. Termasuk di Cintai oleh Aditya Natan Hansel. Seseorang yang pertama menjadi belahan jiwa Alya Nurullita dan yang terakhir untuknya.
Alya yang mempunya hati tulus kini tertutup tanah yang namanya terukir indah di papan yang berdiri kokoh di atas tanah. 1 minggu yang lalu acara pemakamannya berjalan dengan hikmad di aluni lagu sayatan tangis para sahabat, teman, guru dan seseorang yang tidak mengenalnya pun ikut bersatu karna telah kehilangan gadis sebaik Alya.
Kini Natan menjadi mayat hidup yang berjalan terlontang-lantung. Seakan dunia ini kiamat. Hidup di dalam keterpurukan dan rasa bersalah serta penjelasan yang belum ia ucapkan.
Langkah yang tanpa tujuan. Seperti awak kapal yang kehilangan arah. Wajah tampannya berbalut senyum indah dan hangatnya. Kini pupus digantikan dengan topeng ketakutan dan tatapan kosong.
Tidak ada yang tahu bahwa Natan sangat Depresi. Melihat kekasihnya mati dengan tragis di depan mata kepalanya sendiri, bukanlah sesuatu yang mudah dihapuskan dalam memorinya.
Kematian Alya yang tragis setelah jatuh dari lantai 4 di sekolahnya selalu tergiang diingatan Natan. Sebagai sebuah alarm peringatan tentang kenangan manis bersamanya. Cairan merah kental berbau amis di lantai berasal dari tubuh Alya enggan menghilang dari ingatan Natan.
Natan............
Langkah Natan terhenti. Telinganya masih berfungsi mendengar suara yang sangat familiar di telinganya. Tetapi tidak dengan tatapan kosong dan juga hatinya yang tidak mencair dengan senyuman hangat ketiga sahabatnya. Ralat (maksudnya enam sahabatnya, tetapi hanya tiga sahabatnya yang memberi semangat pada Natan. Karna mereka sadar tidak sepenuhnya adalah kesalahan Natan, tetapi berbeda dengan ketiga sahabat yang lain. Mereka terlanjur sakit sangat sakit menerima kenyataan sepahit ini).
"Kami senang melihatmu"
Senyum ketiga sahabatnya tidak dapat menembus lorong gelap hati Natan. Kebahagiaan Natan mati bersama kekasihnya yang meninggalkannya ke surga. Semua tujuan hidup yang ia tulis kini mati terkubur bersama tubuh Alya yang menyatu dengan bumi.
Ketiga sahababatnya mengerti.
Jika yang mereka lakukan untuk menghibur dan menyemangati Natan akan sia-sia. Tapi mereka juga tidak mau larut dalam kesedihan.
Jujur mereka takut jika Natan akan melakukan hal yang tidak-tidak. CUKUP !!! SUDAH CUKUP. Mereka sudah cukup menderita, cukup kehilangan satu bunga yang indah jangan ada lagi bunga yang hilang. Sudah cukup keretakan antara sahabat-sahabatnya.
Lagi pula senyum mereka tidak begitu tulus. Dimas, Rara dan Mira juga merasakan kehilangan yang sama. Alya adalah bagian dari lengkungan pelangi persahabat mereka jika salah satu warna pelangi hilang maka bukan lagi disebut dengan pelangi. Termasuk Natan, Isnaini, Hasan dan Alya yang menjadi bagian dari lengkungan pelangi persahabatan di dalamnya."Kau tidak merindukan kami?"
Natan tidak menjawab pertanyaan dari Rara. Wajah pucat dan tatapan kosongnya menginsyaratkan kesedihan yang mendalam. Tetapi mata Natan sempat menaruh jeda pada gadis yang bersembunyi di antara bahu Rara dan Dimas. Ya siapa lagi jika bukan Mira orangnya.
"Lihat akhirnya dua orang penyebab kematian Alya saling bertemu.""Pasti mereka berdua sudah menyiapkan skenario."
Hujatan dari bibir siswa terus menggema disetiap lorang sekolah. Menciptakan ucapan yang selalu menyalahkan Natan. Ingin rasanya Natan menusukkan pedang ke jantungnya untuk menyusul kekasih tercintanya.
"Teman-teman tolong jangan berkata seperti itu !!!"
Mereka semua terkejut termasuk Dimas, Mira, Rara dan orang-orang yang berada disekitarnya. Kecuali Natan tatapannya masih sama tatapan kosong yang penuh kesedihan.
Haloooooooooooooooooooooo
Aku balik lagi ni.....................
Ada yang kangen ga sama aku? :(
Ayo siapa yang bicara kaya gitu?
Kira-kira menurut kalian siapa ya yang berbicara kaya gitu?
P
E
N
A
S
A
R
A
N
?
?
?
Kalo penasaran komen ya...........
Jangan lupa tanda bintang ada di sebelah kiri ya.........kalo perlu folow juga wattpad nya......
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Are Rainbows
Mystery / ThrillerPersahabatan yang dipupuk sejak lama kini hancur karna PENGHIANATAN yang berujung pada kematian seseorang. Tidak ada lagi rasa Kasih Sayang, Cinta, Kesabaran dan Percaya terhadap yang lainnya. Akankah semua itu bisa disatukan kembali?