Dimas menutup pintu kamarnya. Perlahan dia menjatuhkan diri dengan bahu merosot dan tangan yang memegang dadanya dengan air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya pun jatuh berderai di alunin isakan yang sungguh menyakitkan.
Semua itu menandakan bahwa Dimas tidak sanggup lagi menahan semua penderitaan yang ia alami.
Kejadian yang belum lama ia ketahui sungguh menyakitkan.
Ada sebuah rasa yang selama ini ia pendam kini hancur berkeping-keping mengetahui fakta bagaikan sebuah pedang menusuk tubuhnya bertubi-tubi.
Cukup !
Dimas sudah menepis fikiran itu. Sudah Cukup ! ! !
Dimas menangis dengan air mata yang terus mengalir deras seperti aliran sungai musi yang menyimpan sebuah cerita menyedihkan seorang kekasih yang tidak beruntung dengan takdir cinta.
Dimas memukul-mukul dadanya dengan kencang dan berteriak histeris.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA KENAPA,,, KENAPA??"
"APA SALAHKU MIRA,,?"
"KENAPA KAU MELAKUKAN ITU PADA KU,, HAAAA"
"KENAPA MIRAAAAA"
Dimas terus meraung dan semakin menyiksa dirinya.
Menghancurkan apa saja yang ada di dalam kamarnya. Memecahkan foto-foto persahabatan cinta mereka. Menghantam tembok yang tak bersalah. Aliran sungai berwarna merahpun mengalir di sudut tangan kanannya.
Lelah sudah hati ini.
Raga ini.
Batin ini.
Dimas menjatuhkan dirinya kelantai yang dingin bagai hatinya yang kini terasa membeku.
Dimas menutup mata dengan tangannya dan air mata yang terus mengalir di pipinya. Hingga tak terasa ia pun terlelap di alam bawah sadarnya.
Tanpa Dimas ketahui ada satu orang yang menyaksikan itu semua (¿)
Dia tersenyum melihat Dimas terluka akhirnya tidak ada lagi saingannya untuk merebut sang bunga mawar (¿)♡♡♡
Seorang gadis dengan paras cantik itu tengah duduk dengan seorang pria tampan yang memegang sebuket bunga.
Dua insan yang tengah jatuh cinta ini pun terhanyut asmara yang berapi-api tanpa bisa dipadamkan.
Senyuman cantik itu terukir indah dibibirnya.
"Terima kasih JayJay" ucapan terima kasih itu pun tercetus dari bibir indahnya.
"Untuk apa YaYa,,? Hemm?" Laki-laki itu bertanya dengan tangan membelai pipi gadis itu yang sedari tadi merona.
Gadis itu hanya tersenyum dengan kedua pipi yang semakin memerah.
Pria tampan itu tak tahan melihat senyum indah ditambah pipi gadis itu yang semakin memerah.
Tangan yang membelai pipi gadis itu turun perlahan hingga turun di dagu sang gadis cantik itu.
Seakan mendapatkan sebuah telelati. Wajah mereka mendekat satu sama lain. Dibawah alam sadar mereka tidak menyadari bibir mereka bertautan. Seakan mengisyaratkan sebuah rasa yang sama-sama terungkap.
Hawa panas kini terjadi di sekitar aurothopia mereka. Dengan senyum yang tak henti-henti mereka ulas disela ciuman mereka.
Hanya ada satu hati yang terluka akibat ulah mereka. Hanya satu hati. Yang kini patah bagai sebuah karang dihantam kapal.
Air mata turun di hati yang patah tersebut. Dia berlari. Sang hati berlari dengan memegang kedua tangan yang terus ia taruh didada yang berdenyut sakit itu.
Kaki hati itu tidak lelah. Tak melihat dan tak mendengat teriakan dari seseorang yang beberapa lalu merasakan hawa panas bercinta dan kini digantikan dengan hawa dingin menyeruak menusuk jantung melukai hati.
Berada di sebuah tempat yang sunyi hati itu kian meredup. Pandangannya terlihat memudar. Ada seulas senyum yang terasa sangat mengerikan. Setelah itu kedua senyuman itu pergi meninggalkan dirinya dengan seorang diri.
Tidak ! ! !
Jangan terjadi diantara persahabatan mereka ! ! !
T I D A K ! ! !
AAAAAAAAAAA
Huft~ nafas seorang gadis dengan keringat bercucuran di pelipis dan tubuhnya menandakan ia baru saja mengalami mimpi buruk.
Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu menyadarkannya dari kegelisan yang ia alami.
Tok Tok Tok
"Ra, ada teman mu dibawah." Suara sang bunda menyeruak masuh ke telinganya
"Ia bunda sebentar lagi Rara turun,,"
Jawab RaraTak ada sahutan dari sang Bunda. Itu artinya bunda sudah tidak ada lagi.
Rara turun dari tempat tidurnya. Menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Sungguh sangat penasaran Rara siapa yang datang di malam seperti ini.
"Siapa sih yang jam segini datang ke rumah." Rara berbica dengan melirik jam dinding rumahnya yang menunjukan pukul 10 malam.
Jika itu Dimas akan langsung Rara usir dari rumahnya. Karena malam-malam begini mengganggu ketenangannya saja.
"Ngapain sih malam-malam begini kamu main ke rumah aku Dim,,,,," perkataan Rara terhenti ketika melihat siapa yang di rumahnya.
"Hai Rara,,,,," sapa seorang gadis cantik.
"Isnaini,,,,,,,,,,,,,," Rara mematung melihat gadis cantik yang tersenyum dihadapannya.
Gimana nih GUYS. Makin greget gk,,:( ayokkkk tebak tebakan nyokk
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Friends Are Rainbow
![](https://img.wattpad.com/cover/160308808-288-k685758.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Are Rainbows
Mystery / ThrillerPersahabatan yang dipupuk sejak lama kini hancur karna PENGHIANATAN yang berujung pada kematian seseorang. Tidak ada lagi rasa Kasih Sayang, Cinta, Kesabaran dan Percaya terhadap yang lainnya. Akankah semua itu bisa disatukan kembali?