Kang Seulgi, seorang kapten pilot maskapai penerbangan Air Canada telah melalui profesinya di Kanada sejak ia lulus dari pendidikan penerbangannya di BlueBird Flight Academy.
Sejak lulus pendidikan, Seulgi yang berasal dari Korea Selatan tidak menapak karirnya di tanah airnya sendiri melainkan memilih melanjutkan karirnya di Kanada. Ada alasan jelas mengapa ia memilih Kanada.
Sebut saja ia telah jatuh cinta pada seseorang yang berasal dari sana. Tidak, tepatnya asal Korea Selatan juga, sama sepertinya. Adalah Son Seungwan, atau dikenal dengan nama Wendy Shone di Kanada.
Seulgi telah mengencani gadis itu sejak mereka sama-sama merintis karir di maskapai penerbangan yang sama. Bahkan sejak masih pendidikan, mereka sudah saling kenal. Semua berawal dari jadwal maskapai yang membuat mereka terbang dan menjadi satu awak pesawat yang sama. Dengan Seulgi sebagai main pilot dan Wendy ko-pilotnya. Benih-benih cinta mulai tercipta karena Seulgi merasa nyaman didampingi Wendy dalam penerbangannya.
Namun suatu hari, saat itu Seulgi sedang dalam masa liburannya. Ia mendapat salam terakhir dari Wendy di malam tahun baru.
"Apa kau yakin untuk tidak cuti? Seharusnya kita bisa liburan bersama. Aku sudah reservasi hotel di Florida untuk kita berdua."
"Ini hanya sebuah jadwal pulang-pergi. Aku akan mengatur jadwal lagi setelah kembali lagi ke Kanada. Hanya akan menemui beberapa keluarga besar di Korea. Lagi pula mengapa kau tidak menemaniku? Malah enak-enakan libur sendiri. Aku tidak suka menjadi ko-pilot Kapten Cho Kyu-Hyun. Dia sangat judgemental pada seorang wanita. Kalau saja dia bukan kapten pilot, aku akan mengacak-acak rambutnya itu!"
"Dia hanya gugup karena bersama dengan seorang ko-pilot secantik dirimu, Kang Seungwan."
"Berhentilah merayu, Seulgi. Aku malu mendengarnya."
"Hahaha..."
***
Entah untuk yang ke-berapakalinya Seulgi bergeming seharian ini. Berita tentang ditutupnya kasus jatuhnya pesawat Boeing 777-300ER (77W) di atas lautan Samudera Pasifik menyentaknya untuk sadar bahwa Wendy sudah tidak bisa lagi dapat ia terima kabarnya.
Benar, Wendy adalah salah satu awak pesawat tujuan Incheon International Airport, Korea Selatan yang berasal dari Kanada namun naas mengalami kecelakaan di atas lautan pasifik.
Seulgi sangat terpukul sejak tiga bulan lalu berita ini disiarkan. Segala usaha ia coba untuk menghubungi Wendy. Ia bahkan mencoba untuk mengunjungi rumah keluarga Wendy di Toronto tetapi yang didapatinya hanyalah keputusasaan keluarga yang telah ditinggal oleh mendiang Wendy.
"Seungwan-ah. Andai saat itu aku menemanimu. Aku yang menjadi kapten pilotmu. Kita bisa pergi bersama. Tidak. Aku bisa memastikan bahwa kita selamat, Seungwan. Aku akan melakukan apapun demi kita."
***
Pertengahan musim dingin di Ottawa terasa jatuh pada titik temperatur yang amat dingin. Suhunya bahkan mencapai -14° Celsius. Seulgi menggigil dengan sweater hitamnya yang tak begitu tebal. Rasanya udara dingin itu begitu menyerang bila ditambah rindu. Sudah setahun lebih sejak Wendy pergi ke alam lain.
Dengan beberapa berkas di tangan, Seulgi menyerahkannya pada kawan kerja sekaligus juniornya di maskapai penerbangan yang membawahinya, Mark Lee.
Pria berwajah menggemaskan yang berusia lima tahun di bawah Seulgi itu menatap seniornya dengan pandangan ragu.
"Kapten Seulgi, apa anda yakin dengan keputusan ini? Saya rasa ini sulit semenjak maskapai sangat mengandalkan anda sebagai salah satu pilot terbaik. Karir anda sangat cemerlang dan bisa-bisa anda diangkat menjadi salah satu pembesar di official."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in The Air
Fanfiction"Cinta diciptakan di bumi. Aku, Kang Seulgi. Akan mengutarakannya padamu di atas langit ini. Sebab kau adalah malaikat dari langit, Bae Joohyun. Aku mencintaimu."