Irene membuka matanya lebar-lebar dan membulat sepenuhnya saat ia mendengar kalimat tanya dari ibunya. Sepanjang hidup, ini adalah pertanyaan paling mengejutkan untuknya sehingga Irene sampai di titik hilang kata. Yang benar saja ibunya bertanya tentang hubungan kencannya dan Seulgi?
"Mengapa kau sangat terkejut? Apa kau pikir aku tidak mempunyai insting seorang ibu sehingga tidak menyadari tentang hubungan spesial anaknya sendiri? Kau berkencan dengan seorang pilot ini, apa menurutmu ibu tidak tau?"
Detik berikutnya, mata Irene bergerak ke arah Seulgi yang memasang ekspresi wajah sulit diartikan. Di kepalanya berisi sejuta pertanyaan tentang apa saja yang Seulgi dan ibunya bicarakan sejak tadi sehingga sampai muncul sebuah pertanyaan paling gila ini.
"A-apa?" hanya itu yang sanggup keluar dari mulut Irene pada akhirnya.
"Apa maksudmu dengan 'apa'? Itu tidak menjawab pertanyaan ibu tadi, Joohyun."
Irene meneguk ludahnya sendiri. Ia melirik Seulgi sekali lagi untuk mencoba mencari isyarat saran yang tepat. Dan Seulgi menanggapi itu dengan mengerutkan kedua alisnya dan membuat gerakan menganggukkan wajah beberapa kali. Seakan-akan memaksudkan, 'Sudah, ikuti saja apa katanya'.
Berikutnya, Irene memahami isyarat itu dan ia tertawa canggung melihat wajah penasaran dari ibunya sendiri.
Hal pertama yang Irene bingungkan adalah, DEMI TUHAN IBUNYA MENANYAKAN HAL ITU SEOLAH-OLAH ORIENTASI SEKSUAL APAPUN ITU AKAN SELALU DITERIMA DAN APA INI MAKSUDNYA IBUNYA MENGIZINKAN IRENE UNTUK MENGENCANI 'WANITA'?!.
Kedua, mengapa ibunya harus mengira Seulgi berkencan dengannya sementara dirinya masih berada di titik sangat suka pada Seulgi yang ia ketahui telah punya istri.
Irene menarik napasnya untuk tersenyum lagi pada ibunya sebelum bicara.
"Baru-baru ini. Dan kurasa, itu mengapa ibu tidak segera mengetahuinya. He, he, he..." kekehan di ujung perkataan Irene terdengar sangat terpaksa.
Seulgi memejamkan matanya. Ia mencoba menahan debaran di jantungnya. Ini adalah acara berbohong terbesar seumur hidupnya. Dan korbannya adalah seorang ibu. Untuk mengencani Irene secara nyata mungkin bukanlah masalah bila itu kemungkinan terjadi di masa mendatang. Tapi saat ini? Seulgi gugup luar biasa karena ia berada dalam situasi berbohong.
Dan sama takutnya, Irene merasa sangat benci pada dirinya sendiri karena ia harus mengakui suatu hal bohong yang mungkin bisa mengganggu Seulgi. Irene pasti akan merasa sangat sungkan pada Seulgi setelah ibunya pulang nanti.
Mendengar jawaban anaknya, Nyonya Bae merasa puas dan ia memandang Seulgi dengan bangga. Mungkin tidak sesuai keinginannya bahwa ia akan punya calon menantu seorang pria, paling tidak yang Irene bawakan untuknya ini adalah seorang pilot. Nyonya Bae menepuk-nepuk bahu Seulgi dengan campuran rasa bangga dan bahagia.
"Buatlah dirimu merasa nyaman di sini. Menginaplah sering-sering. Kasihan Joohyun selalu sendiri saat ia tak ada jadwal dan aku belum tentu bisa berkunjung kemari. Temani Joohyun sebisa mungkin ya? Seulgi-sshi!"
Tak sahutan yang lebih baik selain tawa renyah dari Seulgi. Sesekali ia mengangguk-anggukkan kepalanya. Dan Irene yang melihat itu hanya bisa ikut tertawa panik-panik cemas.
"Tentu saja. Aku akan sering datang saat sedang off jadwal." ujar Seulgi.
"Lalu saat ini tempat tinggalmu di mana?"
Seulgi mengerjap, ia melirik Irene dan mencoba untuk mengatakan hal jujur.
"Apartemenku di Gangnam. Hanya beberapa hari ini menginap di tempat Irene."
"Ah, begitu. Baguslah. Hey, Joohyun? Kapan jadwalmu akan dimulai lagi?" Nyonya Bae menoleh untuk menatap putrinya.
"Besok lusa. Aku ada jadwal penerbangan di sore hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in The Air
Fanfiction"Cinta diciptakan di bumi. Aku, Kang Seulgi. Akan mengutarakannya padamu di atas langit ini. Sebab kau adalah malaikat dari langit, Bae Joohyun. Aku mencintaimu."