#11

37 8 2
                                    

Lalu tiba tiba dia senyum kepada ku.

"Maygaaaat, manis nyaaa" Gumam ku dalam hati.

Aku langsung berbalik badan. Aku berusaha fokus ke depan, tpi aku selalu teringat kejadian nya.

Dia begitu manis kalo senyum. Suatu kebahagiaan tersendiri kalo bisa liat dia tersenyum. Lebih bahagia kalo aku adalah alasan nya:)
Aku sangat menginginkan dia. Tapi aku takut jatuh cinta sendirian, karna itu pasti sakit sekali, memerhatikan dia tanpa dia tau. Menjaga dia tanpa dia tau. Berjuang sendirian tanpa dia tau. Hal yang bisa dilakukan cuman melihat dia dari kejauhan. Tanpa tau kabarnya setiap hari, aku seharusnya merubah diriku jadi lebih baik agar bisa bersamanya. Mungkin orang seperti ku belum pantas untuknya.

Kriiing kriiiing kriiing

bel masuk berbunyi.

"Anggun, bareng uy" teriak ku kepada anggun.

"Iya ayok" jawab anggun.

"Gun, aku tadi liat dia" cerita ku.

"Terus? Coba cerita" kata anggun.

" terus dia natap aku gitu, udah beberapa saat itu, dia senyum" lanjut ku..

"Cieeeee.. tpi ges" terus anggun.

"Apa?" Jawab ku.

" jangan geer dulu. Siapa tau dia senyum ke arah lain" lanjut anggun.

"Iya sih" jawab ku.

Ternyata anggun benar, aku tidak seharusnya berharap lebih sama dia. Dia aja mungkin gak tau perasaan aku. Mungkin aja kalo dia tau tentang perasaan aku ke dia. Dia jafi ilfeel sama aku. Benci sama aku. Kesal sama aku.

Hal yang paling aku takut kan kalo dia tau tentang perasaan ku adalah. Aku takut dia menjauh. Aku takut dia berubah.

Itu adalah alasan kenapa aku masih memilih memendam semua perasaan aku ke dia. Agar semua hal yang aku takutkan itu tidak terjadi.

Setelah selesai jam pelajaran.

Kriiing.. kriiing.. kriiing..

"Daaaaah, byeee" kata ku ke anggun sambil berjalan ke arah mobil ku karna sudah di jemput.

Ketika dijalan mau pulang. Aku baru ingat, kalo papa ada janji mau ngecat kamar aku. Karna aku udah bosan sama warna nya. Lalu aku langsung mengingat kan papa. Lalu papa meng-iya kan. Kami langsung ke toko bangunan, And wait... godnessss ini toko nya si DIAA..

"Disini pah?" Tanya ku gugup.

" Lah iya. Ini tempat temen papah" jawab papa santai.

" seriusan pah? " tanya ku kaget.

" iya ges. Ayoklah" ajak papah.

"Nggak mau.. papah aja" jawab ku menolak ajakan papah.

Dan tiba tiba ayah nya si dia keluar. Lalu ayahnya langsung menyapa papah. Dan memulai obrolan. Aku hanya melihat cataloug warna cat. Sambil ketakutan, aku takut kalo dia ada disini. Dan ngeliat aku masih pake seragam sekolah. Pasti bakalan malu bangeeet. Dan tiba tiba ayah nya bertanya kepada ku.

" smp dimana?, kayaknya sama kayak anak ayah yang pertama" tanya ayah.

"Eh. Anak ayah yg mana yah?" Tanya ku pura pura nggak tau.

"Itu. Yg lagi duduk dimeja" jawab ayah sambil menunjuk dia.

Godnes! Aku ga sadar sama sekali, aku ga tau sama sekali, aku sangat kaget kenapa dia ada disana. Kenapa aku ga sadar kalo dia dari tadi ada disana. Dia hanya tersenyum tipis dengan ku.

"Eh, abang.. sini" panggil ayah nya.

Dan ternyataaaaa, dia dipanggil abang sama ayah nya. Mungkin karna dia anak yang paling tua yah.

Ketika ayahnya memanggil dia. Aku sontak kaget. Dia berjalan sambil nunduk malu malu.

"Nah. Ini anak ayah yang ayah bilang tadi" kata ayah sambil memperkenalkan dia dihadapan ku.

Sudah jelas aku tau diaa. Rasanya pengen bilang ke ayah nya.
"Yah, ini anaknya boleh jadi milik gesha ga?"

"Gesha kenal nggak" lanjut ayah yang menyadarkan aku dari lamunan ku.

"eh, iya yah. Gesha kenal, dia anak kelas IX kan yah, huehehe" jawab ku sambil tertawa kecil.

"Kayaknya kalian sama deh. Cocok yah" pernyataan ayah yang satu ini sontak membuat aku dan dia kaget.

"ha?" Jawab kami berdua barengan.

" tuhkan, ngomong aja barengan" lanjut ayah.

"Apaan si yah" kata dia.

" ayah. Gesha mau milih warna cat ya yah" kata ku.

"Eh iya. Ayah malah ngajak ngobrol" jawab ayaaah.

"Huehehe. Iya yah gapapa" kata ku sambil meninggalkan ayah dan dia.

Lalu aku langsung mendapatkan warna yang aku inginkan. Lalu aku memperlihatkan ke papah.
Lalu papa menyetujuinya. Segera papa memanggil ayah, dan ayah menyuruh karyawan nya.

Dan setelah mendapati cat-nya. Kami langsung pulang.

Dirumah.

Tiba tiba suara adzan maghrib berkumandang. Aku langsung mengambil air wudhu lalu sholat.
Setelah selesai sholat, entah kenapa aku langsung refleks berdoa tentang dia.
"Ya allah, terima kasih sudah mempertemukan aku dengan dirinya. Entah pantas atau tidak aku berdiri disamping nya kelak. Dan gesha ingin berterima kasih karna sudah megukuhkan hati gesha untuk selalu kepada dia. Dan menjaga perasaan sayang gesha ke dia. Terima kasih sudah membuat gesha yakin dengan keputusan gesha yang sekarang" cerita ku kepada allah dalam hati.

Dan tiba tiba hati ku berbisik pelan
































"Ana uhibbuka fillah".

Yes! Finally.. akhirnya update uga setelah 2 hari nge draft terus.
Jangan lupa support cerita ini dengan cara vote teman temaaan. LOVE U SO MUCH❤❤❤

NEXT  YAHH


TO BE CONTINUE YA GAAAIS!

Wish You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang