"Biarlah kita,tetap menjadi kita,seperti sebelum kita mengenal rasa saling memiliki"
-Samudra raka pasai***
Dari arah lapangan seorang lelaki sedang mendriblle bola basket dengan gaya cool-nya,keringat bercucuran di pelipisnya menambah kesan keren bagi siapa saja yang melihatnya.
Lelaki itu bernama Samudra raka pasai sang ketua basket yang di idamkan semua kalangan khususnya cewe di SMA Mandiri. Saat ini Samudra mendriblle tanpa perasaan tidak biasanya seorang Samudra menghabiskan waktunya berada di lapangan,wajahnya nampak di selimuti amarah yang terpendam emosinya tak terkontrol.
Sudah hampir 2 jam Samudra bermain di bawah teriknya matahari,sahabatnya yang melihat dari pinggir lapangan hanya bisa mengawasi dia dari kejauhan karena mereka tahu di saat emosi melanda tak akan mempan membujuknya,karena Samudra tipekal orang yang keras kepala.
"Aaaarrrggghhh..." Erang Samudra dengan suara keras .
Sahabatnya yang melihatpun langsung berlari mendekat .Dengan nafas memburu Samudra membanting bola hingga melambung tinggi,Samudra terduduk dengan wajah merah padam di usapnya rambutnya dengan kasar.
Hatinya saat ini sedang tak baik apa-apa saja yang ada di sampingnya akan menjadi pelampiasan kemarahannya,tatapan matanya tajam,rahangnya mengeras,tangannya mengepal emosinya serasa di ubun-ubun.
Elang dan Riko mendekati Samudra yang kini tertunduk menahan gejolak hatinya yang terasa sesak,Elang dan Riko tau permasalahan apa yang saat ini di rasakan.
Nyatanya kehilangan itu menyakitkan kita seperti di bunuh secara perlahan,perasaan takut kini kembali di rasakan. Sudah begitu lama memutuskan pergi. Tapi perasaan ini masih sama tak pernah bisa menjadi benci seperti saat kita pertama saling mengenal dan akhirnya timbul rasa saling memiliki,aku yang salah terlalu menggilaimu.
Samudra kembali merasakan luka yang sudah lama tertutup kini kembali melebar saat ia tau perempuan di masa lalu kembali datang membawa lagi sejuta harapan yang telah lama pupus.
"Sam,jangan kaya gini mau sampai kapan lo bersikap keras."
"Kalo lo emang masih sayang sama dia kejar,jangan bersikap seolah-olah lo yang pergi," terang Riko yang kini berada di samping Samudra yang masih tertunduk melihat ke bawah."Gue nyerah rik,dia ngga pernah anggap gue ada selama ini biarkan di bahagia dengan caranya sendiri." ucapnya dengan senyum miring dan tatapan tajamnya.
Riko dan Elang saling pandang,bingung harus menjelaskan seperti apalagi Elang hanya mengangkat bahu saat Riko menatap ke arahnya.
Samudra bangkit dari duduk kemudian pergi entah kemana dengan perasaan tak menentu tanpa melihat ke belakang,kedua sahabatnya diam mematung memandang Samudra yang berlalu di hadapannya.
****
Di sinilah Samudra sekarang di taman belakang sekolah duduk mematung tatapan matanya lurus kedepan,pikirannya kosong hatinya saat ini terasa menyempit,nafasnya tercekat di tenggorokan. Siapapun yang melihatnya akan takut dengan tatapan membunuh itu.
Samudra mencari benda pipih di saku celananya untuk meghubungi seseorang di sebrang sana.
Samudra mencari nama yang akan ia hubungi setelah yang di cari ketemu,tanpa membuang waktu di tekannya tombol username panggilan pertama tak ada jawaban di cobanya berulang kali sampe panggilan ke enam baru di angkat.
"Hallo.." suara di sebrang sana mulai terdengar tetapi Samudra enggan menjawabnya ia memilih diam tanpa mau berbicara .
"Aka..maafin aku,jangan diem gini segitu bencinya ya sama aku." cewe di sebrang sana masih tak mau nyerah untuk berbicara namun sayang lelaki yang di ajak bicara tak merespon.
"Raka.." panggil lagi tapi Samudra masih sama yaitu diam termenung .
Setidaknya rindu ini telah terobati setelah sekian lama tak jumpa." Biarlah kita,tetap menjadi kita,seperti sebelum kita mengenal rasa saling memiliki." ucap Samudra akhirnya,setalah mengatakan itu tanpa berlalu lama Samudra memutuskan sambungan televon nya secara sepihak.
Kini ia sadar bahwa yang di milikinya tak selamanya ada,dengan ikhlas Samudra melepas meski sulit.****
Elang dan Riko di buat bingung keberadaan Samudra yang kini pergi entah kemana pasca kejadian di lapangan basket tadi.
Sudah ia cari tapi belum nampak batang hidungnya,Elang dan Riko sudah mencari di setiap sudut sekolah namun tak ada juga.
Tempat satu-satunya yang belum ia pijak yaitu taman belakang sekolah.
Elang dan Riko akhirnya memutuskan mencari di taman,Riko bersumpah akan nonjok muka Samudra yang pergi seenaknya tanpa pamit.
"Nyusahin aja tu bocah,ketemu gue pukul awas aja." cerocos Elang di setiap lorong koridor
"Omongan kosong,ketemu Sam aja nanti langsung kincep tu mulut.." Riko menoyor kepala Elang yang sedari tadi tak mau diam.
"Setanlah kau," umpat Elang yang tak terima kepalanya jadi korban.
"Ga bisa diem banget mulut lo Lang.." ucap Riko kemudian berlalu di hadapan Elang.
"Sialan gue di tinggalin."
Sampailah ke tempat tujuan di taman belakang sekolah yang sekarang sepi karena jam istirahat telah berbunyi 15 menit yang lalu,tetapi Riko dan Elang memilih bolos pelajaran untuk mencari Samudra.
Di bangku bawah pohon yang rindang Samudra menyesap rokok yang berada di genggamannya.
"Woh,di sini lo ternyata? Kaya cewe mainnya pergi begitu aja biar di cariin ya." ucap Elang sambil menunjuk Samudra dan duduk di bangku kosong di sebelahnya.
Dengan muka ogah-ogahan Samudra menengok ke samping lawan bicaranya.
"Kenapa,ngga ikut pelajaran lo pada." balas Samudra dengan muka datarnya.
"Kita nyariin lo,jadi sekalian bolos." Riko cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang ngga gatal sama sekali.
"Oh gitu.." singkat Samudra kemudian bangkit dari duduknya.
"Pulang." kini Samudra berjalan lebih dulu meninggalkan kedua sahabatnya.***
Gimana-gimana panjangkan part ini.
Part selanjutnya akan ada masa lalunya Samudra .
Pantengin terus ya :)Jangan lupa tinggalkan jejak vote and coment
Penulis amatir,Cahyaanandia12
Kekasihnya sehun
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Teen FictionKamu adalah puisi-puisi yang ada dalam ingatanku *** Samudra raka pasai ketua basket dan lelaki romantis yang jago buat puisi . sikap arogan yang membuat siapa saja yang melihat takut akan keberontakannya.. Tentang rindu yang mengusik Biarlah menjad...