"Senyummu adalah detik jarum jam bagiku,terasa singkat,secepat angin berlalu menjadikan dering bel sekolah bagai lantunan melodi rindu"
-Qiandra Shakira
****
Berdiri di dekat jendela kamar,menatap langit siang yang terang. angin sepoi-sepoi menerpa wajah gadis yang kini masih memakai seragam sekolah.
Kali ini dia bersenandung ria menyanyikan lagu artis favorit-nya sembari duduk memakan cemilan yang kini berada di tangannya. gadis itu sesekali berteriak girang saat lagu yang di putar bergenre mellow. terkesan lebay bukan, yah! itulah keseharian seorang gadis manis berambut coklat sebahu,bermata coklat madu. gadis ceria yang menampilkan senyum di setiap harinya tanpa beban.
Qiandra Shakira namanya,gadis itu kini sendiri orang tuanya sibuk bekerja. Qiandra menggaruk kepala belakangnya sesaat. Menoleh menatap cermin. memastikan penampilannya yang masih terbalut seragam sekolahnya. Qiandra berdiri menuju kamar mandi untuk mandi setelah itu mencari makanan yang sudah di masak sang bibi.
Perutnya berbunyi. Qiandra memutuskan turun ke lantai bawah,di tatapnya setiap penjuru dapur yang sepi,tidak ada orang di rumah. keadaan seperti ini adalah yang paling Qiandra benci,punya orangtua lengkap tapi merasa sendiri di rumah semegah ini.
Qiandra makan seadanya yang sudah tersedia di atas meja. mengambil lauk secukupnya lalu memakan dengan lahap. setelah menghabiskan makanannya Qiandra mengambil ponselnya di samping meja makan. dia membuka game MOBA namun tidak bisa login. ponselnya berdering menandakan ada pesan masuk.
Kuotanya habis,sial!
Qiandra berdecak sebal ponselnya tidak bisa ia gunakan. Akhirnya dia memutuskan pergi membeli kuota. Tapi bensin motornya habis,masa ia harus berjalan kaki. jarak rumahnya ke konter sekitar 800 meter. artinya dia harus berjalan sekitar 2 KM. Qiandra menghembuskan nafas berat.
"Gue ngga punya pilihan." Qiandra naik kelantai atas untuk mengambil tas selempangnya. dia meraih kets. berdiri di depan cermin memastikan penampilannya,kemudian keluar rumah.
****
Menyusuri jalan setapak. Qiandra membalas sapaan ibu-ibu komplek yang berlalu lalang. Dengan nafas terputus-putus Qiandra sampai di tempat tujuan. Dia membeli kuota ke mas-masnya yang berjaga. habis dari konter Qiandra memutuskan untuk mampir ke minimarket sebelah konter membeli beberapa cemilan ringan untuk ngemil malam nanti. satu kebiasaan Qiandra setiap malam kalau tidak bisa tidur otomatis cara itulah yang dia tempuh,bertujuan agar kenyang habis ngemil kemudian beranjak tidur.
Qiandra berjalan melewati sekumpulan cowok yang nongkrong di sekitar jalan yang ada gazebonya. Qiandra menunduk sesekali berlari setiap melihat seseorang yang melihatnya.
Nafasnya hampir habis berlarian menyusuri jalan. perjalanan ke konter seperti sedang lari marathon. menghabiskan banyak tenaga sekitar 1 jam. akhirnya Qiandra sampai di depan gerbang rumah dengan tersenggal-senggal.
"Bukain pak. huhftt.." Qiandra menyeka keringat yang bercucuran di kening dengan telapak tangannya.
"Habis kemana non,ko kayanya capek banget." ucap satpam yang membuka gerbang rumah Qiandra itu.
"Beli kuota sama cemilan di sebrang pak."
Qiandra memasuki rumahnya dengan langkah lesu,wajahnya kusam akibat sinar matahari. Dia menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu sambil mengatur nafas. seperti mau mati sesak banget dadanya. dia memutuskan untuk mengambil minum di lemari es. Qiandra meneguk airnya hingga tandas di dalam botol minum yang dia ambil tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Novela JuvenilKamu adalah puisi-puisi yang ada dalam ingatanku *** Samudra raka pasai ketua basket dan lelaki romantis yang jago buat puisi . sikap arogan yang membuat siapa saja yang melihat takut akan keberontakannya.. Tentang rindu yang mengusik Biarlah menjad...