02. Raisya

110 12 7
                                    

"Kebahagiaanku adalah melihat seseorang yang ku sayang tersenyum meski bukan karna aku"
- Raisya Angela

***

Hari ini di bandara nampak ramai orang berlalu lalang menembus keramaian,gadis berlesung pipi itu menengok ke kanan dan kiri mencari seseorang yang telah lama tak ia jumpa.

Kembalinya dia tak ada yang beda masih sama seperti saat pertama dia pergi,di pandangnya setiap jengkal bandara,namun belum terlihat keberadaannya.

Gadis berlesung pipi itu duduk di bangku tunggu di sekitar bandara,memandang ke arah luar namun nihil takan mungkin orang itu menepati janjinya yang dulu pernah terucap sebelum ia pergi meninggalkan kota Jakarta.

Flashback on

Pagi ini adalah hari yang sangat menyedihkan untuk Samudra lalui,hari dimana ia mengantar Raisya menuju bandara Soekarno-hata .

Di lihatnya jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Tepat jam 8 pagi Samudra sudah bersiap pergi ke rumah Raisya.

Di perjalanan tak henti-hentinya Samudra membuang nafasnya dengan kasar sesekali ia menengok seseorang yang duduk di sampingnya.

"Sya,kalo lo pergi jangan lupa kabarin aku."
"Karna kabar itu penting dalam sebuah hubungan,jangan ada penghiatan." Ucap Samudra pandangannya lurus ke depan tanpa menengok lawan bicaranya. Wajahnya tetap datar tanpa ekspresi.

"Iya aku bakal ngabarin lo kalo udah sampai di Bali." balas Raisya di genggamnya tangan Samudra untuk menyalurkan kekuatan.

Tibalah mereka di bandara,sepasang kekasih itu saling menggenggam tangan yang sedang di mabuk cinta. Di tatapnya gadis yang kini berada di depannya dengan lekat.

Samudra tersenyum tulus sesekali ia mengusap pipi gadis yang di cintainya.

"Aka,jaga diri kamu baik baik ya? Aku pasti pulang."
"Udah siap Ldr kan?." gadis itu terkekeh dengan air mata yang kini mengalir di pipinya.

"Aku tunggu ke pulangan kamu di tempat yang sama. Aku janji bakal ke sini jemput kamu,"
"Jangan nangis. Sasya yang aku kenal ngga cengeng kaya gini, jadikan jarak jauh sebagai titik temu melepas rindu ketika berjumpa kembali." Samudra menghapus air mata yang mengalir di pipi Raisya.

Mata Samudra memanas hingga cairan bening membasahi pipi tanpa bisa ia tahan,untuk pertama kalinya Samudra menangis di hadapan gadis yang di cintainya.

" Lho,ko Aka nangis. Sasya pasti pulang." di pelukannya lelaki yang jadi kekuatan Raisya itu,Samudra membalas pelukan itu tak kalah erat sebagai salam perpisahan.

"Aka,inget ya selagi ga ada Sasya ngga boleh bandel,kurangin rokoknya sebab ga baik buat kesehatan." cerocos Raisya kemudian melepaskan pelukannya.

" Iya sya,bawel banget sih?" di cubitnya hidung mancung raisya itu,Samudra tersenyum memandang gadis yang saat ini mengerucutkan bibirnya.

"Biarkan jarak membentang,mata tak bisa saling memandang,ku biarkan kata-kata terucap. Menembus hati yang jauh menghapus semua air mata yang jatuh." (Puisi)

SAMUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang