"Coba belajar dari hujan. Yang jatuh berkali-kali tapi tak pernah mengeluh, dan selalu membawa kebahagiaan pada saat jatuh ke tanah yg gersang dan kering, bukankah kamu bisa lebih dari itu?"
.
.
.
.
.
.
.
.24 Mei 2017
Disaat warna jingga telah memenuhi langit, bunga-bunga dan daun-daun berguguran dengan begitu lembut. Tampak seorang gadis cantik yg sedang duduk diatas ayunan sendirian ditemani dengan earphone yg menggantung lehernya dan buku kecil diatas pahanya.
"Woyy!!"
Gadis sontak langsung menoleh kan kepalanya dan mencari sumber suara.
"Gue nyari lo dari tadi, ternyata lo masih kesini juga"
Ya, ini tempat yg selalu Vania kunjungi secara diam-diam. Tempat dimana ia dan sahabat kecil nya bertemu pertama kali dan membuat banyak janji.
"Guan?? L-loh kok?-"
"Lo tuh ya dari tadi pagi belom pulang, ternyata lagi enak-enak kan nongkrong disini"
Guanlin, selaku sahabat yg menemani nya sejak dulu selalu saja menghawatirkan nya. Setelah Vania kehilangan Jeno sahabat kecil nya itu, Tuhan mempertemukan ia dengan seorang Guanlin, yg selalu ingin melindungi gadis itu dan sangat peduli pada gadis itu, hanya pada Vania dan kedua orangtua nya. Tidak untuk orang lain.
"Gue bosen Lin dirumah mulu, Rachel sama Jaemin sekarang belom pulang dari kampung mereka masing-masing, kak Taehyung sibuk mulu sama kuliah, trus lo pergi ke rumah nenek lo seminggu, gimana gue nggak kesepian coba" ujar Vania sambil menundukkan kepalanya.
Melihat itu, remaja lelaki yg bertubuh jangkung itu langsung duduk menghadap kearah sahabatnya itu. Ia mengangkat wajah Vania menggunakan jari lembutnya.
"Ciee yg kangen gua"
Vania sontak memeluk tubuh Guanlin dengan erat, menyalurkan rasa rindunya. Remaja lelaki itu pun membalas pelukan sahabatnya dengan erat.
Setelah beberapa saat mereka saling melepas rindu, Guanlin menangkup wajah sahabat nya itu.
"Lo kenapa kesini lagi? Udah berapa kali sih gua peringatin jangan kesini lagi? Lupain sahabat kecil lo itu, ada gua disini Van, apa dengan lo kesini dia bakal kembali lagi?"
"Lo gak bakal ngerti lin.."
Vania terisak, ia paling sensitif jika membahas tentang Jeno.
Taman ini, tempat ia bertemu pertama kali dengan Jeno, tempat dimana mereka membuat banyak janji juga tempat terakhir kali ia bertemu dengan sahabat kecil nya itu. Jika ia bisa jujur pada Guanlin, sampai saat ini Vania masih sangat ingin Jeno kembali. Ia sangat merindukan nya.Guanlin merasa bersalah karena dengan kata-kata nya. Ia langsung memeluk kembali tubuh sahabatnya itu.
"Maafin gua Van udah bikin lo nangis, gua gasuka ngeliat lu nangis kek gini"