3. Ahsan

217 17 0
                                    

Di dalam ruang pers mahasiswa ternyata sudah ada Ahsan yang sejak tadi berada di sana. Sama dengan Nabila, Ahsan juga mahasiswa yang sekarang duduk di semester 7 dan menjabat sebagai Ketua Pers Mahasiswa sejak tahun lalu. Selain itu, Ahsan dan Nabila adalah saudara sepupu. Bunda Ahsan adalah adik kandung dari Bunda Nabila. Keterkaitan silsilah keluarga diantara mereka membuat keduanya mau tak mau harus saling sapa dengan tuturan silsilah walaupun sebenarnya usia mereka tak jauh berbeda.

Ahsan yang sedang serius mengutak-ngatik telepon genggam miliknya sama sekali tak menyadari keberadaan Nabila dan Hilya di sana.

"Pak ketua serius amat ngutak-ngatik handphonenya" sindir Nabila yang bermaksud menyadarkan Ahsan bahwa ada orang lain selain dirinya yang juga ada di sana,namun Ahsan masih tak menghiraukannya.
"Busetdahhh cewek cantik dianggurin" lanjut Nabila

"Lagi stalking cecan kali tuh" kekeh Hilya sambil mengelap lensa kamera miliknya.

"Ohh jangan-jangan ngestalk junior yang waktu itu nih. Wahhh bahaya ni bocah. Zina mata woyy"  Nabila mengencangkan volume suaranya dan mengarah ke telinga Ahsan.

Suara kencang yang memenuhi telinga membuat Ahsan tersentak dan meringis kecil sambil mengusap-ngusap daun telinganya.

"Ngalahin toa mesjid woyy" cetus Ahsan

"Lagian siapa suruh serius amat ngutak-ngatik handphone. Lagi ngestalk junior cantik kan tuh"

"Dihh kurang kerjaan amat ngestalk begituan. Su'udzon lu kak"
"Eh kok kakak udah ngampus aja? Kapan pulang dari rumah sakit?" Tanya Ahsan

"Kemaren siang balik dari rumah sakit"

"Lah kok udah ngampus aja hari ini? Kan masih dalam suasana duka, itu perban juga masih nempel loh kak seharusnya kakak istirahat aja dulu dirumah. Gausah dipaksain"

"Duhh ya ampun perhatian banget...Cocwitt"

"Becanda mulu...seriusan nih" Ahsan mulai kesal

"Tau nih becanda mulu dia San. Kayak nggak ada kejadian" sahut Hilya

"Ya bukannya gitu. Aku nggak mau terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan. Insyaallah aku udah ikhlas atas kepergian Ulya dan kejadian yang menimpa aku. Dan kondisi aku udah baikan kok,aku udah gapapa. Makanya aku mutusin buat ke kampus hari ini, Ayah sama Bunda juga udah ngasih izin kok" jelas Nabila

"Serius gapapa kan kak?" Ahsan bertanya kembali

"Iya gapapa,kakakmu ini kan strong women" Nabila terkekeh kecil

Drtt drttt drtt drtt

Handphone milik Hilya tiba-tiba bergetar tanda ada panggilan masuk. Tampak Hilya sedang berbicara serius dengan lawan bicaranya yang ada di telfon. Beberapa saat setelah dia menutup telfon wajahnya terlihat sumringah,binar-binar di matanya menandakan sedang ada kebahagiaan yang dirasakannya.

"Hil? Kamu sehat kan?" Tangan Nabila menyentuh dahi Hilya

"Sehat" jawab Hilya singkat dengan senyum-senyum kecil yang masih tercetak dari bibirnya

"Kok aku merinding ya deket kamu. Jangan-jangan kamu kesambet"

"Aku pamit ke kelas dulu yah" Hilya langsung jalan menuju kelas tanpa menghiraukan Nabila dan Ahsan

"Aku curiga Hilya kesambet dedemit ruangan ini deh San" ucap Nabila asal

"Nyablak amat mulut lu kak" cetus Ahsan

"Ya abisnya liat aja tuh si Hilya tiba-tiba senyum-senyum nggak jelas gitu"
"Ahh uda deh biarin aja. Oiya San,besok kan weekend nih. Kamu ada acara nggak? Ikut aku yuk" imbuh Nabila

"Nggak ada sih,emang mau kemana?"

"Ziarah me makam Ulya. Mau kan?"

"Mau..kita mau pergi jam berapa?"

"Kalo jam sembilan pagi gimana? Tapi kamu yang nyetir mobilnya ya. Kita pake mobil Ayah aja"

"Loh kok aku yang nyetir? Kakak dong. Kakak kan pembalap" Ahsan tertawa kecil

"Nyindir nih" Nabila memanyunkan bibirnya beberapa senti. Ledekan Ahsan mengingatkan pada kecelakaan yang menimpanya beberapa hari lalu.

Ahsan masih saja mentertawakan Nabila

"Puasin deh ketawanya...puasin"

"Ampun neng ampun" jawab Ahsan yang mulai menurunkan volume tawanya

Sembari menunggu jadwal mata kuliah selanjutnya,kedua saudara ini kembali melanjutkan obrolannya. Ya begitulah mereka kalau sudah bertemu, selalu saja ada yang dibicarakan. Baik hal serius maupun hanya lelucon recehan.

Sesuai dengan rencana Nabila dan Ahsan yang akan pergi berziarah ke makan Ulya, pagi ini Nabila sudah bersiap untuk pergi. Ahsan yang sejak satu jam lalu sampai di rumah Nabila kini sudah menunggu Nabila di teras depan sambil berbincang dengan Ayah dan Bunda Nabila.

"Yuk" ajak Nabila yang baru saja muncul dari dalam rumah

"Mau berangkat sekarang kak?" Tanya Bunda

Nabila mengangguk cepat

"Yauda kalo gitu Ahsan pamit ya Om, Tante" Ahsan mengulurkan tangannya lalu mencium punggung tangan Ayah dan Bunda Nabila secara bergantian

"Nabila juga pamit ya Bun, Yah" ikut mencium punggung tangan keduanya secara bergantian

"Hati-hati ya sayang. Ahsan jangan ngebut nyetirnya" pinta Ayah

"Siap Om"

"Assalamualaikum" pamit Ahsan dan Nabila

"Waalaikumussalam" jawab keduanya

Assalamualaikum sobat
Yeyy akhirnya update😋ngelanjutin ini itu susah susah gampang tau nggak
Part kali ini cuma bisa kasih segini aja dulu. Aku rasa ini part terpendek wkwkwk. Maapkeun yak,diriku lagi blank😅
Selalu aku ingetin,jangan lupa vote dan comment kalian sebanyak-banyaknya yakk.

Follow ig aku @dinda_mlda aku ngarep di follow ni wkwkwk
See u next part gengs🖐














Takdir Cinta NabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang