4. Inilah Aku

139 12 0
                                    

Sesampainya di pemakaman,mereka langsung menuju ke arah barat pemakaman yang cukup luas itu. Sekarang mereka tengah berada di antara banyaknya jajaran nisan yang bertuliskan nama-nama mereka para umat yang telah lebih dulu menghadap Sang Pemilik Alam.

Dihadapan mereka saat ini terlihat nama yang sangat familiar tertulis di atas nisan,gundukan tanah yang masih basah beserta sisa-sisa bunga yang masih bertabur diatasnya membuat Nabila tak sanggup membendung deraian air mata yang perlahan mulai lolos dan membasahi pipi.

Hancur. Satu kata yang berulang kali menggambarkan perasaannya di kala kejadian pada waktu itu teringat kembali di memorinya. Dia tidak bisa membohongi perasaannya saat ini, meskipun dia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk bangkit dari keterpurukan tetapi tetap saja sulit untuk dilakukan. Nabila tetap berada di posisi selayaknya manusia biasa,perih kehilangan selalu dirasakan meski terkadang dia menyembunyikan itu agar tak diketahui siapapun.

Dia menjongkokkan tubuhnya menyampingi makam Ulya, dia menopangkan kepalanya di atas nisan yang bertuliskan nama adik kesayangannya itu. Deraian air mata terus saja membanjiri pipinya. Ahsan yang menyaksikan juga ikut merasakan sesak,bisa dibayangkan bagaimana jika dia yang ada di posisi Nabila. Hal yang sama pasti dirasakannya,bahkan mungkin lebih dari ini.

Tak tega melihat Nabila yang terlihat begitu terpukul, Ahsan kemudian mencoba menghibur dengan memulai percakapan tak berfaedah layaknya sosok Ulya yang masih ada di hadapannya.

"Ulya,kamu tau nggak? Kemaren ada loh yang  bilang kalo dia itu strong women,eh taunya sekarang dianya malah mewek termehek-mehek" ujar Ahsan bermaksud meledek Nabila sambil terkekeh kecil

Mendengar ledekan itu sepasang mata Nabila langsung menyorot ke arah Ahsan yang ada di  hadapannya

"Duhh dia kok mendadak serem ya"

"San" panggil Nabila dengan wajah datar

"Nah kan,denger kan? Kayak ada yang manggil tapi wujudnya ngga ada"

"Ngajak gelut jangan disini,ntar aja kita ketemu di ring tinju" sahut Nabila mulai  geram

"Dihh...Ulya denger lagi kan? Ya ampun makin serem euy,malah ngajak main tinju"

"Kalo aja ini ngga di pemakaman, udah jebol tu kuping karena aku teriakin"

Ahsan tak dapat menahan tawanya lagi, dia terkekeh geli karena respon Nabila yang begitu nyablak

"Husshhh suara lu ah, ini pemakaman Ahsan"
Sergap Nabila dengan nada sedikit berbisik

Ahsan sontak terdiam dan menghentikan tawanya

"Nah uda diem kan,kalo gitu kita kirim doa buat Ulya" lanjut Nabila

Ahsan menjawab dengan beberapa kali anggukan

Selesai memanjatkan serangkaian permohonan dan doa kepada Sang Illahi mereka beranjak pergi meninggalkan pemakaman dan masuk ke dalam mobil untuk kembali pulang ke rumah Nabila.

Di pertengahan jalan,jiwa baik Ahsan muncul ke permukaan. Entah karena apa tiba-tiba dia berniat mentraktir Nabila untuk makan dan nonton. Perlu diketahui bahwa Ahsan adalah satu dari berjuta lelaki yang sangat perhitungan terhadap pengeluaran. Jarang sekali kejadian ini terjadi, bisa dikatakan ini adalah momen langka dan sayang untuk dilewatkan.

"Cieee lagi banyak uang" ledek Nabila

"Uang aku emang banyak,ngga bakal habis tujuh turunan"

"Dihh...kalo emang ngga habis tujuh turunan kenapa kamu pelit selama ini? Hayoo kenapa? Bilang aja kalo uang emang tipis"

"Ahh uda deh gajadi,males traktirin cewe yang suka su'udzon mulu sama aku" sahut Ahsan sambil melengos kembali fokus menyetir

"Gitu aja ngambek ih,kayak bocah lu ah"

"Mau ngga nih? Itung sampe 3 nih"
"3" lanjut Ahsan cepat

"Ahh habis waktu..uda deh gajadi traktir"

"Kutukupret lu ngitung langsung ke 3 aja dah,busett..1 sama 2 nya lu kantongin?" Sahut Nabila

"Yauda iya iya,udah pasti kakak ga bakal nolak kalo udah soal makan sama nonton. Iya kan?"

Nabila langsung cengengesan ria

"Mau nonton atau makan dulu? Nonton aja dulu deh ya,ntar keburu jam tayangnya abis"

"Yaelah kamu nanya sendiri jawab sendiri dek. Iyauda nonton dulu,eh tapi mau nonton film apaan? Jangan horor ya..awas aja kalo horor"

"Horor. Gamau tau pokoknya harus horor. Kan aku yang traktir,berarti aku yang nentuin dong"

"Aaaa ga asik kamu ahh...kakak gamau horor,please please jangan horor" Nabila memasang wajah melas.

Nabila memang sangat takut menonton film horor,untuk kali pertamanya Nabila menonton film horor dan juga bersama dengan Ahsan. Sepulangnya dari bioskop,kejadian-kejadian menyeramkan yang ditayangkan pada film yang telah ditontonnya itu masih terekam jelas di benaknya. Tak tanggung-tanggung, bunga tidurnya pun dipenuhi dengan bayang-bayang menyeramkan. Efek ketakutannya itu menyebabkan demam tinggi melandanya selama beberapa hari. Setelah kejadian itu dia kapok dan tidak mau lagi menonton film yang berbau-bau horor.

"Ahh cemen...takut kan? Iya kan?" Ujar Ahsan sambil mentertawakan Nabila dengan begitu semangatnya.

"Jangan yah,yah,yah...please" tampang puppy eyes mulai mengiasi wajah polos Nabila

"Iya kakakku iya,demi kakakku yang paling manis ini apapun akan aku lakukan"

"Alah...serius ini" sahut Nabila ketus

"Iya kak iya,kita nonton film komedi aja"

Nabila menghela nafas lega

Takdir Cinta NabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang