IT - 004

691 106 5
                                    

Happy Reading~! ^^





“A-Argghh, sakit, ayah,” Jimin berusaha menahan tangan ayahnya yang menarik rambutnya semakin kuat. Kulit kepalanya serasa ingin terlepas dari tempatnya. Sakit, perih. Tapi jauh lebih sakit hatinya, jauh lebih perih luka batin yang ia rasakan.

“Anakku, kau bilang?! Dia anakmu juga, berengsek! Cih, sudah kubilang dari awal kalau aku tidak setuju memiliki anak lagi darimu! Cukup Yoongi saja!” bukannya menolong Jimin atau berusaha menenangkan suaminya, ibu dari dua anak itu melawan kata-kata Tuan Park. Membiarkan Jimin yang bergerak sana sini karena Tuan Park masih menarik rambutnya.

Sedih, marah, kecewa. Tapi apa yang bisa Jimin lakukan? Melawan hanya memberi efek yang lebih parah. Lebih baik diam 'kan? Bahkan matanya saja sudah kering hanya untuk sekedar mengeluarkan air mata demi mengekspresikan semuanya itu.

"Kau tidak punya otak? Kau mengatakan itu saat dalam keadaan mengandung anak sialan ini!"

"Cih! Kau berkata seakan-akan kau ayah yang baik dan aku ibu yang jahat,"

"Bukankah memang seperti itu? Mana ada seorang ibu yang lebih memilih beselingkuh diluar sana dibandingkan menjaga anak-anaknya?!"

"Apakah hanya seorang ibu yang bertugas menjaga anak? Dan, hey, bahkan kau yang berselingkuh terlebih dahulu! Berhenti berperan menjijikan seperti ini, Park!" setelah mengatakan hal itu, Nyonya Park pergi dari hadapan keduanya. Meninggalkan Tuan Park dengan kepalannya yang semakin kuat.

"A-Ayah, ini sakit....." Jimin yang sedari tadi lebih memilih diam dan menahan rasa sakitnya akhirnya bersuara. Tuan Park mendelik kearah Jimin dan detik itu juga napasnya kian memburu. "Ini semua karenamu! Anak pembawa sial, mati saja kau!" Tuan Park menarik ikat pinggangnya dan melontarkannya pada tubuh Jimin yang meringkuk.

Sakit, tapi Jimin hanya diam sambil menggigit bibirnya untuk menahan sakit.

'Bolehkah aku menyerah?'

"Mati kau, anak sialan!"

Hingga kesadaran Jimin menghilang, pukulan itu masih berlanjut. Dan Jimin bersyukur ia tidak harus merasakan sakit untuk sementara.










-TBC-

A/N:: jujur, ini part yang paling susah menurut aku.. Kenapa? Begitu banyak umpatan dan siksaan.. Dan sebenarnya aku kurang suka itu, tapi aku harus masukin itu demi mendukung cerita :"

Sekali lagi, makasih banyak atas support nya slama ini~ aku akan berusaha kasih yg terbaik selama aku masih disini :")

Hope you like it guys~

Last but not the real last(?)



Votement juseyoooo~ 😘😘😘😘

Invisible Tears :: KookMin, TaeGiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang