Happy Reading~! ^^
"Bergantung?"
"Ya, bergantunglah padaku. Aku akan melindungimu,"
"D-Dapatkah aku percaya padamu, Kook?"
Jungkook tersenyum lembut. Jemari panjangnya mengusap pipi Jimin, membuat si mungil terlena. Dan saat melihat Jungkook mengangguk, Jimin merasa hatinya menghangat. Seperti mendapat harapan baru. Ya, Jimin memutuskan untuk percaya pada kekasihnya.
Kalau menilik ke masa beberapa tahun yang lalu, memang hanya Jungkook lah yang benar-benar perduli dengannya selain Yoongi. Saat teman-teman satu sekolahnya mencaci maki, membully, bahkan saat semua guru juga melakukan diskriminasi terhadap dirinya, Jungkook lah yang turun tangan membelanya. Namja tampan itu seolah berperan sebagai ayah, ibu dan juga seorang kakak baginya, berperan sebagai malaikat pelindung. Sungguh, Jimin merasa beruntung menjadi kekasih seseorang seperti Jungkook. Yah, Jimin merasa bersalah pada Yoongi. Tapi Jimin berjanji pada dirinya sendiri, suatu hari nanti ia pasti akan menjelaskan semuanya pada Yoongi. Dan kakaknya itu pasti mengerti.
"Biarkan aku menjadi egois. Kumohon, jangan tinggalkan aku, Kookkie. Aku hanya punya dirimu,"
"Tentu, sayang. Kau dapat mengandalkanku,"
Pelukan itu terlepas tapi jarak antara keduanya masih tidak lebih dari lima senti. Jungkook dan Jimin saling menatap dengan senyum menghiasi bibir mereka.
"Aku mencintaimu, Park Jimin,"
"Dan aku lebih mencintaimu, Jeon Jungkook,"
Jungkook membalikan lembar buku yang ia baca dalam diam. Kini ia tengah berada di perpustakaan umum untuk mencari beberapa materi untuk menyelesaikan tugas sekolahnya. Jimin sudah terlebih dahulu pulang. Seperti biasa, kekasihnya itu harus sampai di rumah sebelum matahari terbenam.
"Jungkook?"
Konsentrasi Jungkook terpecah saat ada yang memanggilnya. Dan saat ia mengangkat kepalanya, ia mendapati Yoongi, kakak kelasnya, tersenyum sambil memeluk sebuah buku. Namja pucat itu berjalan ke arahnya dan duduk tepat di hadapannya.
"Yoongi hyung? Sedang apa kau disini?"
"Aku sedang main basket,"
Melihat alis Jungkook naik, tawa Yoongi pecah. Beruntung perpustakaan sedang tidak ramai, kalau tidak, sudah pasti dirinya akan ditegur.
"Kau pikir apa yang dilakukan seseorang saat ia berada di perpustakaan?"
"E-Eh, iya juga ya," Jungkook menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Yoongi masih tersenyum sambil menaruh buku yang ia pegang ke atas meja. "Dasar-dasar beladiri?" Jungkook menyernyit bingung. "Kau mau belajar beladiri, hyung?"
Yoongi mengusap sampul buku itu sembari mengangguk. "Aku ingin menjadi kuat untuk melindungi adikku,"
"Adik? Kau punya adik? Woahh, kau kakak yang baik, hyung!" Jungkook berujar kagum. Iya, hampir semua orang tidak mengetahui fakta bahwa Yoongi dan Jimin adalah saudara. kedua orangtua mereka tidak mau Jimin diketahui publik, tepatnya, mereka tidak ingin dunia tahu kalau Jimin adalah anggota keluarga mereka.
Mendengar itu, Yoongi malah menunduk sedih. "Aku selalu berharap menjadi kakak yang baik, nyatanya.....aku tidak cukup baik untuk adikku sendiri,"
"Maksudmu?"
"Adikku selalu menderita. Dan aku.........aku adalah salah satu alasan yang membuatnya menderita,"
-TBC-
A/N:: awalnya aku cuma mau buat ff ini 200 karakter per chap nya, lah ini malah jebol terus ya? :") kkkkk ga banyak kata yang aku mau ucapin, cuma mau bilang makasih yaa yang udah mau support ff ini ^^
Hope you like it guys~ ^^
Last but not the real last(?)
Votement juseyoooo~ 😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Tears :: KookMin, TaeGi
FanfictionTahukah kalian? Hidup itu bukan tentang lahir dan mati. Melainkan bertahan. Bertahan dari kerasnya hidup, bertahan dengan tekanan yang berulang setiap hatinya, bertahan terus bertahan, sampai suatu saatnya nanti kita tidak akan bisa bertahan lagi. ...