Satu

217 5 0
                                    

Sempurna menurut mereka,tidak dengan saya.

***

Tepat setelah pemimpin upacara membubarkan peserta,lapangan yang tadinya rapi dengan barisan kini berubah menjadi lautan manusia dalam hitungan detik.Suasana ramai dan penuh sesak yang kini ia rasakan.Di tambah bau keringat yang tercium setiap kali ia bertabrakan dengan Siswa lain.

Sampai pijakan kakinya menapak pada ubin koridor,barulah ia merasa lega.Tapi tidak dengan tatapan-tatapan yang di tujukan padanya.Mulai dari tatapan memuja,menghina bahkan tatapan datar yang terlihat.Seramah mungkin ia tersenyum samar,walau tidak terlihat.Tapi setidaknya orang tak menganggap dirinya angkuh.Benar kan?.

"Ira?."

Gadis itu menoleh.Menatap seseorang yang sedari tadi berjalan bersisihan dengannya.Cewek itu terlihat asik membalas tatapan-tatapan yang sebenarnya tertuju padanya."Kenapa?."

"Itu orang matanya minta dicolok ya?.Gak bisa biasa natapnya."Jelas Cewek itu dengan runtut.

"Gak usah dilihat.Nanti lo tambah emosi."

"Ya habisnya ngeselin!."

"Ke kantin dulu,yuk?."Pinta Ira.

Cewek itu mengangguk.Namanya Meisya Putri,lebih sering dipanggil Sasa."Ira,lo gak ada janji sama dia?.Nanti dicariin lagi,gue yang kena."

"Istirahat pertama gue ada janji sama dia.Gak bakal marahin lo lagi.Gue udah bilang sama dia,jadi jangan takut."

"Nah,bilangin tuh sama pacar lo."Sasa menimpali dengan berhenti membalas tatapan-tatapan yang masih setia mengikuti mereka di sepanjang koridor.

Ira hanya bisa tersenyum menanggapi Sasa.Di sisi lain ia merasa risih dengan tatapan-tatapan tajam yang menurut Ira,tertuju padanya.Walaupun dari luar ia terlihat santai dan tidak peduli dengan keadaan,tapi nyatanya Ira tetaplah manusia.Yang terkadang bisa merasa takut akan dunia yang menurutnya kejam.

Membahas soal kejam,saat ini Ira sedang mengalami apa itu kejam.Lihat saja kantin SMA Pusaka.Penuh dengan puluhan siswa yang tengah melakukan aktivitas mereka masing-masing.Jika seperti ini,bagaimana nasib dirinya dan Sasa?.

"Yah,bangkunya penuh.Kita mau duduk di mana coba?."Keluh Sasa.

"Balik kelas aja."

"Tapi gue pengen makan.Dari tadi gue belum makan apa-apa.Lo mau lihat gue mati kelaparan terus hantui lo setiap malam karena gak kasih makan?."

Ira mendelik."Dikira gue ibu lo?.Pakek acara kasih makan segala.Udah gede cari makan sendiri."

"Jahat lo Ra."

"Eh,lo kan cantik,punya fans banyak.Gimana kalo bujuk anak cowok buat kasih bangkunya ke lo?,lumayan kan kita gak usah susah-susah nunggu sampai sepi?."

"Licik lo."Ira tampak mengedarkan pandangan.Selama ia bersekolah di SMA Pusaka,ia memiliki teman akrab hanya Sasa.Lainnya tidak ada yang bersungguh-sungguh berteman dengannya.

Sampai matanya tak sengaja menangkap sosok cowok bertubuh janhkung,tengah duduk bersama kedua teman dia.Ira memilih melambaikan tangan saat salah satu dari mereka melihat Ira dan Sasa."Sa?."

Tentang IraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang