Enam

89 4 0
                                    

Kebetulan apa yang mempertemukan kita selain takdir ?

***


Ira melangkahkan kakinya menuju kantin setelah mendapat pesan jika Aldi sudah menunggu di tempat biasa.Tak berselang lama,kedua matanya menatap lelaki yang sedang duduk sendiri.Entah di mana kedua temannya.

"Maaf nunggu lama."Ira menarik kursi di repan Aldi.

Aldi hanya mengangguk sebagai jawaban.Ponselnya ia masukkan ke dalam saku dan beralih menatap gadis yang menyandang status sebagai pacarnya.

"Mau makan apa?."

"Bakso aja.Minumnya air mineral."Ucap Ira sambil mencoba mencari uang di saku seragamnya.

"Gak usah."Aldi kemudian berlalu meninggalkan Ira.Ira yang tadinya sibuk mencari uang mengurungkan niatnya.Lelaki itu sendiri yang meminta.Ira bisa apa?.

Menunggu makannya datang,Ira mencoba mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin.Tanpa sengaja ia menatap ke arah lelaki yang kini juga balik menatapnya.Sayang,lelaki itu sudah memutuskan pandangan secara sepihak.

"Fajar."Gumam Ira pelan.

"Lihatin siapa?"

Ira tersentak.Buru-buru ia mengambil bakso dan botol airnya dari nampan."Bukan siapa-siapa."

"Gue gak suka lo deket sama Fajar."

Ira yang tadinya ingin memasukkan potongan bakso ke dalam mulutnya,ia urungkan."Lo udah bikin dia luka."Ucap Ira yang kemudian melanjutkan aktivitasnya.

"Apalagi pelukan."

"Lo tau darimana?,oh jangan-jangan cctv perpustakaan.Segitunya lo-."

"Gue lihat sendiri.Dengan kedua mata gue,tanpa perantara."Potong Aldi membuat Ira sedikit tersentil pikirannya.

"Jangan terlalu over.Gue gak ada apa-apa sama dia.Cuma tanggung jawab,see?."

"Semua cowok sama,Ra."

Ira menghela nafas dengan kasar.Lihat,Aldi ini terlalu posesif.Memang Ira akui,cowok mana yanh gak cemburu kalo ceweknya disentuh cowok lain apalagi pelukan.Tapi percaya,Ira tidak bermaksud untuk berbuat macam-macam.Lagipula ini salah Aldi sendiri.Laki-laki itu tidak bertanggung jawab atau bahkan meminta maaf.Jadi jangan salahkan tindakan Ira.

"Gue cuma mau lo aman,sama gue."

"Iya,Aldi.Gue percaya sama lo.Udah gak usah bahas Fajar."Ira tersenyum tulus.Matanya lalu melirik sepiring nasi goreng yang belum tersentuh sama sekali."Gue makan ya?."

Aldi hanya menyodorkan piringnya pada Ira.Membuat gadis itu senang bukan main.Sedangkan Aldi,seperti biasa mengacak pucuk rambut Ira dengan lembut.Mungkin hanya Aldi yang boleh melakukannya.

"Ira!."

Yang dipanggil hanya menoleh sekilas,lalu melanjutkan aktivitasnya.Membuat orang yang memanggil tadi menghentakkan kaki kesal.Dengan cepat orang itu langsung duduk di samping Ira yang sepertinya tidak terganggu.

"Ira!.Lo kok ninggalin gue sendiri,mana tadi gue dihadang Irfan."Sasa menggerutu tidak jelas.

Ira mengalihkan pandangan.Sedikit tertawa kecil mendengarkan penuturan temannya itu.Ya,Irfan adalah salah satu dari sekian banyak cowok di SMA Pusaka yang menaruh hati pada Sasa.Bedanya,lelaki ini akan bertindak lebay jika sudah bertemu Sasa.Itu yang membuat gadis itu merasa sedikit tidak nyaman.

"Irfan?."Aldi membuka suara.Dirinya merasa familiar dengan nama itu,seperti..

"Anak kelas XII IPA 4.Yang katanya belahan jiwa Sasa."Lanjut Ira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang IraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang