THREE

2K 202 8
                                    

Sinar mentari pagi merangkak masuk melalui jendela kamar mengusik tidurku. Aku membuka mata perlahan mengendarkan pandanganku pada ruangan yang asing.

Ruangan yang luas dan berdinding putih, bahkan dekorasinya 90% putih, sedetik kemudian aku baru sadar, aku sedang tidak dirumah.

Aku bangun, mencuci mukaku dan berjalan keluar karena suara perut ini menyuruhku untuk mencari pengisinya.

"Sudah bangun? Duduklah."
Aku mengangguk pelan lantas duduk di depannya, kami terhalang oleh meja makan yang sangat luas.

"Kau mau kopi? Aku tidak punya makanan apapun disini."

"Kopi dipagi hari tanpa sarapan? Tidak, kau saja. Aku takut magh ku kambuh."
Dia mengangguk dan menatapku.

Seseorang datang dari arah lain dengan membawa satu gelas kopi dan piring yang berisi telur, sama seperti semalam.
"Dia pengurus rumah ini, panggil saja dia jika kau butuh sesuatu."

Aku tersenyum pada perempuan tua itu yang kini kuketahui bernama Hana.
"Kau tidak makan?"

Dia menggeleng.
"Habiskan saja makananmu, baru kita berbicara."

Aku memakan telur goreng itu perlahan, sesekali kuperhatikan wajah pucatnya yang bersinar ketika tersorot cahaya matahari, hidungnya menjulang, bibir berwarna pucat tampak kontras dengan warna rambutnya yang hitam lebam. Tampan.

Dia menyesap secangkir kopi yang dapat kulihat itu masih panas karena uap nya mengepul.

Dia menatapku.

"Makanannya enak, terimakasih."
Kuteguk susu itu sampai habis.

"Jadi, bagaimana perjanjiannya?"

"Kuperingatkan kau sekali lagi, aku bukan orang baik, belum terlambat bagimu sebelum kau pergi."

"Aku sudah tidak punya tempat tujuan lain, hey lagi pula aku sudah tidak peduli dengan hidupku."
Ya, sekolahku sudah berakhir, keluargaku tidak bersisa, hanya tinggal ayahku yang tak kutahu dia masih hidup atau tidak.

"Aku bukan manusia."
Aku mengerngit heran, maksudnya? Seakan dia mengerti akan sikap heranku, dia berucap lagi

"Kau tahu vampire? Penghisap darah? Itu aku."

"Tu-tunggu, kau sedang tidak bercanda kan?"
Aku menatapnya was - was, mahluk yang diceritakan nenekku ternyata benar - benar ada, didepanku.

"Apa wajahku terlihat bercanda?"
Dia serius, wajahnya tak menunjukkan kebohongan sedikitpun.

"Oke - oke, aku tidak peduli itu, lalu soal perjanjian?"

"Kau tahu vampire menghisap darah, maka beri aku 3 gigitan, lalu aku akan mengabulkan 3 keinginanmu. Tapi,"

"Tapi?"

"Setelah 3 gigitan, kau akan mati."
Kepalaku masih sibuk mencerna perkataannya, mati darah vampir?

"Ini kesempatan terakhir untuk menyerah, sebelum kau benar - benar ku terkam."
Dia berucap santai sembari menghisap kopi nya yang kini sudah dingin.

Fikiranku kacau, jika harus mati sekarang, kurasa aku belum siap menemui nenekku. Disisi lain, aku sudah tidak mempunyai siapapun, jadi untuk apa aku hidup?

Aku menarik nafas panjang, berusaha menenangkan keraguanku.
"Baiklah."

Dia menyimpan cangkir kopinya dan menatapku terkejut, padahal dia yang menawarkan.
"Kau serius?"

"Ya."
Pandangan kami bertemu, semua keraguanku sirna tatkala mata nya bertemu dengan mataku. Dia bersinar begitu indah dari pandanganku.

"Apa kau ingin membunuhku sekarang?"

"Haha tidak, aku tidak akan membunuhmu."
Dia tertawa untuk pertama kalinya, lucu.

"Tidak sekarang maksudmu."

"Ya, kau tahu itu. Kau tidak mandi? Atau perlu aku mandikan?"
Dia tersenyum miring menatapku.

Hal baru yang aku tahu tentangnya pagi ini, dia mesum!

040918
©beyuuur

Gaes, saran ff setzu dong, lg mood baca nie ehe

VAMPIROVE [Setzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang