Lidahnya masuk menerobos bibirku yang tadinya tertutup rapat, memainkan isi mulutku dan mengajakku untuk membalas lumatannya.
Aku terdiam tidak tahu harus berbuat apa, ini pertama kalinya aku berciuman. Ciuman pertamaku seorang vampire.
Lidahnya bermain di dalam mulutku menunggu kurespon. Kurasakan dua gigi depannya yang runcing beradu dengan kulit bibir bawahku.
Dia menekan ciumannya karena kesal tak direspon, perih, bibirku berdarah.
"Sial, aku sudah tidak tahan lagi." Setthew melepaskan ciumannya lalu beralih ke arah leherku.
Dia memelukku erat kemudian menciumi leherku "Maaf."
Sakit, kedua gigi depannya yang runcing kini menempel di leherku, menghisap darah yang ada pada tubuhku. Aku memeluknya lemas.
Suara decakannya saat meminum darah terdengar memenuhi rongga telingaku. Sedetik kemudian aku pingsan. Tidak tahu apa yang terjadi.
***
Aku terbangun masih di tempat yang sama, kamar bernuansa putih. Kepalaku sakit sekali, tubuhku lemas, kulitku menjadi lebih pucat dari biasanya.
"Kau sudah bangun?" Setthew masuk dengan membawa nampan berisi makanan.
"Aku pusing."
"Istirahatlah dan makan, kau tidak bangun 5 hari. Kukira kau tidak akan bangun lagi." Dia meletakkan nampan makanan di nakas lalu duduk didepanku.
"5 hari?"
"Ya, makanlah." Aku memakan hampir semua makanan yang dibawa Setthew, 5 hari tidak makan, aku kelaparan.
"Kau ingat saat kau membantahku? Hari ini hukumannya."
"Hukuman? Oh ayolah, aku masih lemas dan harus dihukum?" Mataku memelas memohon rasa iba nya.
"Kau harus kuliah."
"Ha? Kuliah?" Aku terkejut bukan main, kukira hukumannya seperti membersihkan rumah, ternyata disuruh kuliah, apa ini pantas disebut hukuman?
"Ya, untuk masa depanmu."
"Masa depan? Untuk apa? Dua gigitan lagi aku akan mati kan?"
"Turuti saja, itu hukumanmu. Jika sudah selesai makan, mandilah." Dia pergi meninggalkanku yang masih dipenuhi rasa heran, kenapa dia menyuruku kuliah?
***
Seminggu lagi aku sudah mulai bisa pergi kuliah, Setthew yang mengurus semua dokumen dan persyaratanku. Jadi aku hanya tinggal duduk manis.
Suara bel berbunyi untuk pertama kalinya sejak aku tinggal disini. Aku bergegas keluar kamar untuk melihat siapa yang datang.
Setthew berdiri di ambang pintu, tamu yang berkunjung tidak terlihat, sepertinya wanita, aku berjalan mendekati mereka.
"Ada apa kau kemari?" Setthew bertanya pada wanita itu. Aku mengintip dibelakangnya.
"Siapa dia? Makanan barumu heh." Wanita itu melirikku dengan senyuman miring. Wajahnya putih pucat, mungkin sama seperti Setthew, dia vampire juga.
"Marthilda." Setthew menatap tajam wanita yang kini kuketahui bernama Marthilda itu.
"Baiklah, lain kali aku akan berkunjung lagi, sampai jumpa." Dia mencium pipi Setthew lalu pergi meninggalkan kami.
Melihat adengan tadi membuat perasaanku kesal, seperti terbakar. Tidak mungkin aku cemburu kan? Sadarlah Tereshiu kau hanya makanan untuknya, bukan pendamping.
"Siapa dia?" Aku berjalan mengikuti Setthew sesudah menutup pintu.
"Bukan urusanmu."
Jutek sekali.
***
Aku membuat secangkir kopi tanpa gula. Hari ini aku berencana agar bisa mengobrol dengan Setthew, banyak sekali yang ingin aku bicarakan.
Kuketuk pintu kamarnya beberapa kali, namun tak ada jawaban.
Setthew menyuruhku agar tidak masuk kedalam kamarnya, itu peraturan nomor 1, namun kali ini rasa penasaranku memuncak. Haruskah aku mengeceknya kedalam?
Ruangan yang sangat luas berisi ranjang ukuran besar terdapat didalamnya, kamar ini hampir mirip dengan kamarku, bernuansa putih namun terdapat beberapa dekorasi hitam.
Aku masuk kedalam kamar nya dengan perasaan gelisah. Kulihat ada pintu lain di dalam kamar ini yang menuju ke dalam ruangan lain.
Ini sebuah perpustakaan besar dengan banyak buku di sekelilingnya, sekejap aku terkesima dengan semua buku - buku ini.
Hingga sepasang tangan besar menelimuti perutku. Kepala si empu nya bergerak menciumi leher dan tengkukku.
Aku bergetar takut - takut jika aku dihisap lagi hari ini. "Se-setthew?"
![VAMPIROVE [Setzu]](https://img.wattpad.com/cover/160468557-64-k847813.jpg)