VAMPIROVE [Setzu]

FOuR

Sudah hampir seminggu aku tinggal di rumah vampire ini. Bertahan hanya dengan makan telur, roti dan susu.

Hidup seperti pakan binatang buas yang bisa di terkam kapan saja. Memang rumah ini ukurannya luas dan segala fasilitas terjamin. Namun tetap saja, lama - lama aku bosan.

"Hei tuan vampire!"
Aku berlari menghampirinya yang sedang menyesap secangkir kopi. Kini kutahu itu kebiasaannya.

Pernah sekali kutanya apa saja yang dia makan. Mereka hanya meminum darah dan air kopi sebagai penahan nafsu makan.

"Jangan memanggilku seperti itu."
Dia mendengklik padaku seakan bertanya apa maksud dari kedatanganku.

"Okay - okay. Jadi, kapan kau akan menghisap darahku?"
Aku menunduk memainkan jari - jariku.

"Kau punya keinginan?"
Sepertinya dia 'peka'. Dia berdiri mensejajarkan tinggi kami. Aroma kopi yang tadi diminumnya menyeruak ke dalam hidungku.

"Ya, aku ingin semua makanan ada disini! Aku bosan makan telur, telur dan telur."
Cerocosku, aku mengangkat kepalaku menatap wajahnya, dia tersenyum. Senyum seringai.

"Hanya itu? Kau mau menukar darahmu dengan itu? Hahaha baiklah."
Aku memejamkan mata berharap setumpuk makanan tersedia dihadapanku, vampire bisa sihir bukan?

"Sedang apa, ayo pergi"

"He? Kukira kau akan menjentikkan jarimu lalu semua makanan akan ada disini."

"Dasar bodoh. Kau kira aku pesulap hahaha."
Dia tertawa renyah. Sangat menyebalkan!

***

Kami berada di pasar swalayan yang tidak pernah aku kunjungi sebelumnya. Tempatnya sangat besar, terdapat banyak kios kopi dan daging.

Aku berlari heboh memasuki jalanan pasar, bisa kucium bau makanan lezat disini, meskipun aku memakai masker.

Ya, Setthew menyuruhku untuk mengenakan hoody dan masker. Pasar ini terdapat banyak vampire katanya, dan benar saja, beberapa orang menguliti ku dengan pandangannya dan sorot mata yang merah.

Jika saja Setthew tidak dibelakangku, mereka mungkin sudah menculikku. Entahlah.

Tapi yang benar saja! Matahari hari ini terlalu panas dan aku memakai hoody sungguh menyiksa.

Aku melirik Setthew dibelakangku dengan tatapan kesal. Kubuka hoody dan maskerku. Persetan jika ada vampire lain yang mau darahku. Disini ada Setthew. Ya, mereka tidak akan berani.

"Mengapa kau melepasnya bodoh."
Kini dia berada disampingku dengan tatapan marah.

"Bibi, aku pesan ini."
Bibi itu tersenyum dan memberikanku sebungkus makanan, aku bergegas pergi mengunjungi kios lain selagi Setthew membayar makananku.

Area ini terasa lebih sepi, kulihat arah belakang, Setthew tak ada, dia tidak mengkitiku lagi.

"Seth!.."
Seseorang menarikku, kami berlari sangat kencang hingga aku tak bisa merasakan kedua kakiku, seperti terbang.

Orang yang menarikku, kutebak laki - laki karena postur tubuhnya yang tinggi dan bahu yang lebar tertutup jubah hitam, aku tak bisa melihat wajahnya.

Mulutku kelu, sangat lemas, aku hanya bisa berdoa dalam hati, Setthew bisa menemukanku, mungkin ini dosaku tidak menuruti perkataannya jika harus dimakan oleh mahluk lain.

***

Dia berhenti berlari di tengah hutan, aku terduduk lemas, mengatur hembusan nafasku yang terasa sangat berat.

"Menjadi budak vampire heh."
Dia berkata seakan mencemoohku, suara ini seperti tak asing, aku berusaha menengadah untuk menatapnya.

"Tinggalkan dia."
Seseorang yang kuharapkan telah datang, dia berdiri disampingku dengan sorot mata marah, bukan, sepertinya dia murka.

"Dia milikku, jika perbuatanmu ku adukan kepada ayahmu, aku jamin hidupmu tak akan tenang lagi."
Suasana disini menjadi lebih dingin rasanya.

"Cih."
Dalam sekejap mata, orang yang tadi menyeretku pergi, sepertinya ancaman Setthew ampuh.

"Tereshiyu Chou."
Dia menatapku dingin dan menggendongku dipangkuannya, tubuhnya membeku sedingin es.

Aku mendongkak ingin menyentuh wajahnya yang berkilauan disinari mentari sore.
"Ini akibat kau tidak menurutiku, kupastikan kau akan dihukum."

"Maaf.."
Kuurungkan niatku untuk menyentuh wajahnya.

Dia. Sangat. Marah.

110918
©beyuuur

Jangan ngarep fast update wkwk
Besok lanjut kalo banyak yg nunggu yyy