Pernahkah kamu jatuh cinta dengan seseorang melalui tulisannya?
Menghabiskan waktu berjam-jam karena pembicaraan yang tiada habis.
Mendiskusikan imajinasi demi melengkapi tulisan masing-masing.
Ah... atau mungkin sebenarnya itu bukan cinta? Melainkan perasaan kagum yang terlalu membumbung tinggi kepada wanita yang jauh lebih dewasa itu?
Saya tidak tahu siapa dia.
Saya tidak tahu bagaimana rupa dan kehidupannya.
Yang saya tahu hanyalah satu.
Saya sedang merindu.
03:59, di pojokan kamar kosan, Yogyakarta. 2013.
Aru.
*
Setiap malam kami bertemu dalam medium portal forum ruang menulis.
Setiap malam kami saling berbicara tentang kelanjutan tulisan kami.
Dan setiap malam juga, pada saat itu, ada perasaan aneh yang menyelip tanpa permisi.
Untaian kalimat rindu dan sayang darinya seolah sukses memoleskan rona merah di kedua sisi pipiku.
Rasa gemas berkepanjangan kalau bisa aku bilang.
Padahal secara jelas kalimat itu bukan untukku, melainkan untuk karakterku.
Sudahlah.
Aku tidak ingin mencampur emosi tulisan dengan emosi pribadiku sendiri.
05:30, di sebuah kamar, Jakarta. 2013.
Dinda.
***
Hai, hai. Salam kenal untuk kalian yang baru saja membaca prolog dari 'A Writing Buddy' ini.
A Writing Buddy merupakan kisah fiksi yang aku buat dengan melepaskan konsep fanfiction. Jadi, semoga aja kisah antara Dinda-Aru ini bisa cukup menghibur untuk kamu yang sedang membutuhkan bacaan baru.
Genre yang aku pakai adalah Chicklit, di mana permasalahan wanita di umur 20-30 tahun akan dijadikan ide utama dalam kisah-kisah yang aku tulis.
Semoga saja tulisanku ini tidak mengurangi kegemasan yang sering banyak ditemukan di tema tulisan Teenlit hehehe.
Kritik dan saran dari kalian sangat aku tunggu!
-Meyo-
KAMU SEDANG MEMBACA
A Writing Buddy
RomanceDinda (30), merupakan wanita yang pernah gagal menikah namun berakhir sukses menjadi seorang penulis novel setelah berhasil melawan keterpurukannya. Dalam sebuah workshop menulis, Dinda bertemu dengan Aru (25), seorang sutradara muda yang justru mem...