bab 4

17 4 1
                                    

Suara bising anak-anak terdengar sangat nyaring, kadang sesekali aku menutup telingaku karena omongan mereka tidak enak didengar,terkadang juga saat aku membawa handphone, ku pasang earphone dan menghidupkan musik sangat keras , lebih baik telingaku tidak mendengarkan gosib-gosib mereka. Yang suka menyebar kabar-kabar tak tau bagaimana kebenarannya.
Kadang aku berfikir mengapa mereka suka sekali melakukan hal itu ya, tidak satu haripun terlewat membicarakan orang lain , apa itu cara mereka untuk bercengkrama agar mempererat pertemanan . Bukannya itu juga sama seperti adu domba (?) Masih banyak pertanyaan difikiranku , terlalu banyak pertanyaan yang tidak menemui jawab. Sebab aku tak pernah mencoba untuk menanyakan pada orang lain, akan semakin rumit jika jawaban yang mereka berikan sulit ku cerna , atau malah mereka akan sulit mencerna pertanyaan yang aku ajukan. Maka dari itu aku memilih diam dan hari demi hari ku cari jawaban dari semua pertanyaan yang ada satu persatu.
.
.
.
.
Baru tersadar ternyata aku melampun dan berfikir sudah sangat lama, hingga jam istirahat ke 2 sudah tiba , hari ini rasanya singkat sekali. Tidak ada niatanku untuk beranjak dari tempat dudukku dan berjalan meninggalkan kelas, sudah sangat nyaman sekali. Dan hari ini terasa sangat sepi hari yang ku habiskan hanya asik dengan lamunan dan banyak pertanyaan yang ada difikiranku sendiri.
Tidak semua tanya butuh jawab secepatnya bukan(?), Semua jawab butuh proses untuk benar-benar menjadi jawaban yang tepat dan mudah dicerna oleh pemikiran banyak orang.
.
.
.
.
.
Bel masuk sudah berbunyi, tak terasa sudah akan pulang saja. Satu hari ini tidak ku jumpai ia , memang tak ada niat untuk mencarinya , menemui dan tidak menemuinya sama saja rasanya. Akan sama-sama mendatangkan lebih banyak lagi tanya yang tak kunjung menemui jawab. Hari ini setelah pulang sekolah aku diajak kawan-kawan untuk main ke rumah della ia kawanku satu kelas dan rumahnya tak jauh dari sekolah , aku memutuskan untuk ikut. Disana ada seorang wanita manis dan cantik ia adalah adik kelasku namanya diah, dia adik dari kawan satu angkatanku, seringku jumpai dia disekolah bersama della ya hanya sekedar saling berbincang. Saat ini jelasku dengar perbincangannya, lelaki manis yang selama ini ku lihat ternyata adalah kekasih dari diah. Aku sempat terdiam dan ya pasti melamun lagi, lebih banyak pertanyaan yang muncul.
Kenapa rasanya sesak sekali (?)
Kenapa rasanya ingin sekali menangis (?)
.
.
.
.
Aku beranjak dan mengambil tasku , ingin segera pulang.
"Kawan-kawan sepertinya aku harus pulang" pamitku pada mereka.
"Buru-buru sekali (?) Kita baru saja mengobrol sedikit" jawab della.
"Tadi saat mau kesini belum pamit pada ibu, takutnya ia mencariku, sudah ya aku pulang dulu" kataku.
"Ya sudah, hati-hati dijalan , salam untuk ibu ya" jawab della.
"Iya siap" jawabku sambil berjalan menuju pintu.




       

Maaf jika updatenya terlalu lama
Bukan maksud saya untuk membuat kalian menunggu.
***Terimakasih Banyak Untuk dukungannya selama ini❤❤❤❤****

Awal Untuk AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang