bab 3

16 3 0
                                    

Kegiatan berlajar mengajarpun dimulai
.
.
.
.
Waktu terasa berlalu begitu lama , hingga akhirnya lonceng pulang sekolah pun berbunyi..
.
.
.
Setelahku bereskan semua bukuku dan berdo'a lalu berjalan keluar sekolah menuju tempat parkir.
Segera ku nyala kan sepeda motorku, sampai dirumah langsung menuju kamar ku rebahkan tubuhku masih terbayang-bayang sosok manis yang baru hari ini aku lihat.
.
.
.
Esok paginya. Setelah bangun tidur , sholat , dan membantu ibu , lalu mandi , sangat semangat aku pagi ini , menghabiskan sarapanku lalu bergegas pergi ke sekolah. Sampai disekolah langsung aku mengambil tempat duduk dekat jendela diam dan memandang tempat parkir dan langit-langit. Tak sabar rasanya untuk bertemu laki-laki manis itu. Ingin sekali menyapa dan bertanya banyak hal saat itu juga , sudah ku kumpulkan tekatku untuk menyapanya. Duduk dan memlamunkannya sudah benar-benar menjadi kegiatan yang ku gemari saat ini, menanti dia datang mendorong sepeda dan mengendong tas ranselnya akan menjadi kegiatan paling menyenangkan setiap paginya, dan tak lama ia benar-benar lewat sesorang yang ku tunggu laki-laki manis itu sudah datang.
"Tuhan nikmatmu memang selalu baik dan selalu ku syukuri setiap harinya, dan satu manusia ini adalah nikmat yang paling tidak bisa dilewatkan." Batinku dalam hati.
.
.
.
Karena terlalu asik berkata dalam hati, tak sadar dia berhenti tepat didekat jendela kelasku dimana aku duduk memandanginya.
Dia melihatku dan mengerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri.
"Kak (?) Kakak tidak apa-apa (?)" Tanyanya.
"Ha (?) Eeh iya tak apa" jawabku sambil beranjak pergi. Malu , senang , berdebar rasanya bercampur jadi satu.
"Aku ini kenapa sih (?) Dia kan sama seperti anak-anak yang lain (?) Tapi kenapa rasanya berbeda sekali (?) Kenapa selalu canggung saat berhadapan atau berada di dekatnya (?) Tanyaku dalam hati.
.
.
.
Tak lama sudah banyak siswa-siswi yang masuk ke sekolah. Dan hari itu ada upacara penutupan MPLS , banyak kelas yang tidak diberi materi dan anak-anaknya berkeliaran, namun aku memutuskan untuk diam saja di dalam kelas, tentu saja ditempat favoritku di dekat jendela. Sudah ku bawa bekalku dan satu botol air mineral, sambil menyantap roti yang ku bawa, ku nikmati sejuknya angin.
.
.
.
"Apa yang kurasakan ini tuhan(?) Aneh sekali rasanya. Inginku selalu memandangnya setiap hari. Ingin terus melihat senyum manisnya yang diperuntukan pada banyak orang."



*** Terimakasih banyak untuk pembaca yang sudah membuat saya terus dan tetap semangat untuk menulis❤***

Awal Untuk AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang