Bab 5

16 2 0
                                    

Pagi ini cerah, namun tak kurasa semangat seperti biasanya. Berat rasanya untuk beranjak dari tempat tidur, tak mau cepat-cepat pergi menuju kamar mandi lalu sarapan seperti biasanya. Tapi mau tak mau tetap harus ku lakukan, setelah pakaianku rapi aku langsung berangkat menuju sekolah
.
.
.
.
Bel tanda masuk pun berbunyi , pelajaran pun dimulai tidak ada rasa semangat seperti biasanya , ntah kenapa beruntung sekali rasanya tidak bertemu dia hari ini.
.
.
.
.
Terasa lama sekali waktu berjalan , ingin segera pulang mengistirahatkan badan yang rasanya lelah sekali, saat jam istirahat ke-2 tak ada niatan untuk kemana-mana ingin didalam kelas saja melamun dan berdiam didekat jendela kelas , melihat anak-anak berlalu-lalang , saat aku sedang asik melamun tiba-tiba ada seseorang muncul di jendela
Ya itu dia , pratama atau lebih enak di panggil tama saja. Itu adalah nama panggilan lelaki manis yang aku sukai , aku sudah mengetahui namanya sejak kemarin. Sontak aku terkejut,
"maaf kak mengagetkanmu hehe"
"Kamu bicara padaku ?"
"Lalu pada siapa lagi ? Jelas-jelas disini hanya kakak yang aku kagetkan"
"O iya ya hanya aku yang kaget (batinku)"
"Kak ?"
"Iya kenapa ?"
"Lihat teman-temanku tidak ? Yang biasanya kesini buat ngapelin kak della"
"Tidak (jawabku singkat)"
" judes amat sih ditanya baik-baik juga"
"Lalu harus ku jawab bagaimana ma...."
"Loh kok tau namaku ?"
"Tau dari della , sana cari temanmu suka sekali menggangguku"
"Baru juga sekali ini bicara sama kakak sudah dibilang aku suka mengganggu, ya sudah aku pergi"
.
.
.
.
.
.
Ku lihat dia pergi dan perlahan-lahan hilang, aku tersenyum tadi benar dia bicara padaku. Senang sekali rasanya, mengapa percakapanku sudah seperti aku mengenalnya lama sekali. Dia memang cukup menyebalkan tapi asik juga jika diajak bicara. ( fida cukup jangan fikirkan dia lagi. Dia milik orang lain. ingat)
Berusaha ku tepis dan cepat-cepat ku lupakan.
"Semesta, mengapa setelah aku mengetahui kebenarannya engkau baru memberiku kesempatan untuk bercakap dengannya(?). Aku tau setiap pertemuan akan ada perpisahan. Namun bukannya tak adil bila setelah perpisahan dipaksakan untuk melupakan.

Awal Untuk AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang