12. [Bima-Bayu - When Love Comes Around]

1.8K 297 0
                                    

Bayu menunduk dalam-dalam saat mata sewarna malam itu memergoki dirinya. Dan Bayu menyakini bahwa telinganya baru saja mendengar sebuah dengusan yang ia tahu betul dari mana asalnya. Tapi hal itu tidak membuat Bayu mengangkat kepalanya.

Matanya sibuk memandangi berkas-berkas yg sedari tadi berada di hadapannya. Bayu hanya berharap bahwa Bima tidak mengetahui fakta bahwa sedari tadi ia memandangi sosok itu secara diam-diam.

"Bima."

Tapi untuk suara itu, Bayu akan mengangkat kepalanya sedetik setelah suara itu terdengar oleh indera pendengarannya. Lalu senyuman Bima yang ia dapati hanya membuatnya merasakan perasaan antara ingin tetap duduk di kursinya dan ingin pergi sejauh-jauhnya.

"Aku mau pergi ke Amerika minggu depan."

Tapi kata-kata itu membuatnya terpaku di kursinya dengan berbagai perasaan yang tidak nyaman. Bayu ingin sekali bertanya tapi tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya.

Apakah Bima akan meninggalkannya lagi?

Seketika perasaan kecewa membayangi hati Bayu. Ia merasa tidak percaya bahwa sosok Bima akan sampai hati untuk meninggalkannya, lagi. Hanya saja rasa kecewa itu sedikit berkurang ketika Bima menggenggam tangan kirinya. Mata sosok itu sama sekali tidak pernah meninggalkannya.

"Kamu mau ikut?" Bima yang itu kembali bertanya dan Bima yang ini menaikan salah satu alis matanya; merasa bingung.

Dan seakan menghilangkan kebingungan yang Bayu alami, Bima tersenyum di atas kursinya. "Megan mau nikah, aku harus dateng." Ucap Bima. "Tapi aku ngajakin kamu, Bim." Pungkas Bima lagi.

Bayu tercengang.

"Mau?" Dan Bayu tidak membutuhkan pengulangan pertanyaan yang sama untuk menganggukan kepalanya.

S T O R I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang