81. [Visit to Lullaby - Megan Version]

290 66 54
                                    

Megan mengusap perutnya yang besar lalu menyeruput kopi decaf pada cangkirnya. Matanya memerhatikan Bayu yang tengah membersihkan meja bar di hadapannya.

Hari ini Megan kembali mengunjungi Lullaby. Ia merasa bosan berada di apartment sendirian. Suaminya bekerja, pun Adik tirinya yang super kaku itupun tengah mengajar di kampus. Walaupun kedatangan dirinya adalah karena mengikuti suaminya yang mempunyai business trip tapi Megan berharap akan mendapatkan suasana baru sebelum ia melahirkan.

Untungnya pacar dari Bima itu adalah cowok yang sangat manis dan memperbolehkan Megan untuk mengunjungi Lullaby kapan saja. Setidaknya ia tidak akan mati bosan di apartment.

Hari ini Megan memesan kopi yang direkomendasikan oleh Luke, salah satu owner Lullaby yang juga adalah teman Bayu. Luke menyarankan untuk meminum kopi decaf yang terbilang aman untuk Ibu hamil karena cowok itu terkadang membawa kopi itu untuk istrinya yang ternyata juga tengah hamil.

Kopi decaf adalah kopi yang kadar kafeinnya telah dihilangkan dengan air, pelarut organik atau karbon dioksida.

Luke berkata kopi decaf adalah sebutan lain untuk kopi tanpa kafein. Namun sebenarnya, kopi decaf tidak bebas kafein sama sekali dan tetap memiliki kafein tapi tidak sebanyak pada kopi pada umumnya. 97% kandungan kafein pada kopi jenis ini hilang, maka dari itu kopi decaf terbilang aman untuk diminum oleh Ibu hamil.

Megan cukup menyukai rasanya. Rekomendasi Luke sama sekali tidak buruk.

“Bayu,”

Panggilannya menarik atensi Bayu. Cowok itu mengangkat kepala padanya. “Dua anak di sana itu siapa? Tadi aku lihat Bagas ngomong sama mereka.” Katanya.

Tentu saja Megan tahu siapa itu Bagas. Cowok imut itu adalah Adik Bayu. Fakta bahwa Bagas juga swing that way seperti Kakaknya memang sempat membuat Megan terkejut. Namun kemudian ia merasa senang karena sepertinya Kakak beradik itu sudah menemukan kebahagiaannya masing-masing.

Namun dua anak yang terlihat mempunyai darah sepertinya menarik perhatian Megan. Mereka mempunyai warna mata yang berbeda dari kebanyakan orang yang Megan jumpai di kota ini.

“Oh, yang kanan itu Lyro, keponakannya Pak Alfan.”

Bayu menjelaskan. Mata Megan mengarah pada cowok yang ditunjuk Bayu. Sosok itu mempunyai warna mata hijau kebiruan dengan rambutnya yang kecoklatan. Dan tentu saja ia tahu siapa itu Pak Alfan yang Bayu sebut.

Walaupun Megan tidak pernah bertemu dengan Pak Alfan namun ia mengetahui bahwa sosok itu adalah pacar dari Bagas. Atau mungkin teman hidup? Entahlah, Megan hanya melihat bahwa sebuah cincin telah melingkar pada jari manis Bagas.

“Terus yang kiri itu mungkin temannya.” Bayu menjelaskan dengan nada tidak yakin. “Tapi dia langganan di sini juga.” Sambungnya.

Kini Megan memerhatikan cowok yang satu lagi dengan warna mata hampir seperti milik Luke namun rambutnya berwarna coklat stroberi. Keduanya memang terlihat seperti seumuran dan juga terlihat akrab.

Kedatangan Megan memang cukup menarik perhatian orang-orang yang mengunjungi Lullaby jadi itu sangat wajar saat dua cowok itu juga menarik atensi orang-orang. Mungkin ini bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk coffee shop itu.

Bima menyarankan Megan untuk pergi ke Lullaby yang dekat dengan apartment karena coffee shop itu kini telah membuka beberapa cabang. Lullaby yang ia kunjungi sekarang adalah salah satu bangunan baru namun dibuat persis seperti Lullaby pertama yang dulu pernah Megan kunjungi.

S T O R I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang