7. Mengawali

90 4 0
                                    

Aku mencintai mu karena Allah, Istiqomah cinta itu insyaa Allah kita bertemu dan menjadi pasangan sampai jannah_Nya.

***

"Boleh aku bertanya?"

"Silahkan.."

"Kenapa kamu memilih ku?"

"Haruskah aku menjawabnya?"

"Tidak, namun setidaknya kamu memiliki jawaban yang ingin ku dengar karena-/" Hana malah tidak melanjutkan kalimatnya, hanya mengantungnya dengan tali yang tidak terlihat.

Karena penasaran dengan kelanjutakn kalimat Hana, Afnan pun bertanya, "Karena apa?"

"Karena__ karena__ kenapa malah kamu yang bertanya pada ku?" Hana sebal karena ia terjebak dalam kalimatnya sendiri.

"Aku penasaran dengan kalimat mu, sayang" dengan malu-malu Afnan memanggil istrinya dengan ungkapan sayang, satu kata tersebut terucap pelan namun pasti kata itu dari hatinya.

"Apa yang kamu katakan tadi?"

"Apa?" Afnan menunjukkan wajah kaget untuk menutupi rasa malunya.

Sedikit banyak kehampaan, pintu hati yang tertutup rapat sudah mulai terbuka menghembuskan Udara pengapnya.

"Sebelumnya kita tidak pernah berkenalan dengan baik bukan, pertemuan kita saja dengan dosa, maka mulai sekarang kita ubah, merubahnya bersamaku yang dulu dosa kini akan menjadi pahala, maukah kamu menjalaninya bersama ku? menempa hidup, mewarnai hari, dan menuju Jannah bersama"

Hana tersenyum mendengarkan kata romantis menurutnya itu

"Masya Allah istriku kamu tersenyum dengan indahnya"

"Kamu lebay" Hana dibuat malu dengan pujian suaminya.

"Aku tidak masalah untuk menjadi lebay jika di depan istri ku sendiri"

Hana kembali tersenyum pada suaminya. Melihat Hana tersenyum, Afnan mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya.

"Assalamualaikum, aku Afnan umur ku 26"

Hana menyambut juluran tangan suaminya dan ikut mengenalkan dirinya, "Waalaikumussalam.. aku Hafshah Hana Aish, umurnya 17 setengah"

Hana bingung dengan respon yang tidak dapat diartikan baik atau buruk karena Afnan hanya diam entah itu dapat dikatergorikan reaksi atau responnya.

"Kamu kenapa?" Hana bertanya pada suaminya dengan tangan mereka masih saling menggenggam.

"Lagi aku merasakan hal luar biasa, coba jika aku dulu selalu menyentuh yang bukan mahram ku, ku rasa aku tidak akan mereasakan hal ini, Masya Allah" Afnan membantin merasakan kembali kulitnya bersentuhan dengan kulit Hana.

"Ekhm! sudah sadarkah?" Hana berdehem untuk menyadarkan kembali Afnan dari lamunannya.

"Eh? ah maaf" Afnan merasa salah tingkah karena sudah menggenggam erat tangan Hana.

"Tidak masalah" ujar Hana singkat. "Ehm, begini bisakah kita memulai semuanya dengan pertemanan saja"

"Ya tentu saja, bedanya kita dengan pertemanan lainnya adalah kamu teman halal ku"

Wajah Hana berubah malu dengan sedikit mengangkat sudut bibirnya menunjukkan senyum. "Kamu tadi belum menjawab pertanyaan ku?"

"Pertanyaan yang mana?"

"Kenapa kamu memilih ku?"

"Bukan aku yang memilih mu menjadi pelengkap ku, melainkan Allah memilih mu untuk ku, untuk melengkapi agama ku, untuk menjadi tulang rusukku yang hilang, untuk menjadi bidadari ku, untuk menjadi teman ku bukan saja di dunia tetapi juga di akhirat, kamu isriku kamu takdir ku"

Istiqomah Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang