3. Hari yang Berat

2.7K 244 13
                                    


Hinata begitu terpukul dengan apa yang terjadi padanya. Tidak tau apa yang harus dilakukannya sekarang. Gugurkan atau pertahankan. Sudah pasti keluarganya menolak bayi ini, terlebih lagi Hinata hamil diluar nikah.

"Bagaimana ini Tenten ? Apa yang harus ku lakukan ?" Ucap Hinata terisak pelan.

"Padahal aku sudah mengatasi ini dengan minum pil pencegah kehamilan tetapi kenapa aku bisa hamil sekarang"

"Kau tau Hinata ? Pil itu 90% berhasil dan 10% tidak berhasil Hinata, lebih baik kau bicarakan dulu dengan Sasuke" ucap Tenten dengan senyumnya.

"Aku tidak mau merusak masa depan Sasuke Tenten" Hinata menunduk dalam

"Lebih baik kau hubungi Sasuke terlebih dahulu Hinata" ujar Tenten.

"Baik Tenten, aku akan mempertimbangkan nya dulu. Aku pulang dulu Tenten. Sampai jumpa" ucap Hinata dengan mengusap air mata yang masih menetes di pipinya.

"Hati-hati dijalan Hinata" ucap Tenten sambil melambaikan tangannya pada Hinata. Hinata hanya tersenyum untuk membalas Tenten.

.

.

Hinata pulang dengan hati yang tak karuan. Berdebat apa yang harus Hinata lakukan. Apakah ia akan mempertahan bayi nya itu ataukah dia akan membuangnya ?.

Hinata pulang melewati toko perlengkapan bayi, ia melihat banyak sekali baju-baju bayi lucu. Hinata juga melihat seorang ibu yang hamil besar bersama sang suami memilih baju untuk calon bayi mereka. Hinata semakin bingung dengan keputusan yang harus ia ambil.

Sesampai nya Hinata di rumah, Hinata langsung menuju kamarnya untuk mengambil ponsel dan segera menghubungi Sasuke. Hinata mengirim pesan kepada Sasuke, namun ia menunggu hampir satu jam lamanya tak kunjung ada balasan dari Sasuke. Hinata membaringkan tubuhnya dan tertidur akibat lelah hati yang bergejolak di dadanya.

.

.

Pukul tiga sore Sasuke sedang berkencan dengan Sakura di taman bermain. Sasuke tak menghiraukan pesan yang masuk di ponselnya. Ia terlalu asik dengan acara kencan nya itu.

"Sasuke-kun, aku haus ingin minum" Sakura bergelayut manja pada lengan Sasuke.

"Kau mau ice cream Saku?" Ucap Sasuke.

"Hmm.. sepertinya boleh juga, aku ingin rasa vanila ya Sasu-kun" Sakura berkata genit kepada Sasuke.

"Baiklah tunggu sebentar ya Saku-chan"

"Uhm...Sakura semangat"

Sasuke segera menuju kedai ice cream, namun antrian sangat panjang. Tiba-tiba Sasuke teringat oleh Hinata, ia mengecek ponsel nya dan ada pesan dari Hinata,

From: Hinata
To: Sasuke

Apa hari ini kau sibuk ? Aku ingin bertemu.

To: Hinata
From: Sasuke

Nanti malam di cafe langganan kita Hinata. Aku hari ini ada kencan dengan Sakura :). Pukul 7 malam aku tunggu disana okey ;) .

Sasuke menyimpan kembali ponsel nya di sakunya. Dan membeli ice cream, lalu kembali ke tempat Sakura berada.

"Ini ice cream pesananmu Saku" Sasuke menyodorkan ice cream rasa vanila itu pada Sakura.

"Terima kasih Sasuke-kun" Sakura menerima dengan senang hati ice cream dari Sasuke.

"Sasuke-kun ini sudah pukul lima , aku harus pulang dulu. Aku ada janji dengan mama untuk ke butik langganannya"

"Baiklah, aku antar pulang kalau begitu" tawar Sasuke.

Bestfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang