5. Cinta Dan Benci Beda Tipis

1.7K 150 10
                                    

Warning 17+ be smart reader.
Under 17+ skip aja.

Dany membenci el karena kata-katanya yang pedas dan el benci dany karena menjadi penghalang untuk mendekati papah david.

Mereka berdua sama-sama mengibarkan bendera perang dan sama-sama mengutarakan kebenciannya satu sama lain.

Mereka juga tidak mengelak kalau mereka berdua merasa nyaman satu sama lain.
Sungguh aneh mereka berdua. Karena mungkin cinta dan benci beda tipis. Mereka berdua belum bisa menempatkan dimana perasaan mereka sebenarnya, BENCI atau CINTA???

Dany melihat jam tangannya, malam sudah larut. Dany pun memutuskan pulang.
Namun pulangnya dany tidaklah ke rumah, melainkan ke kosan el.

Beberapa kali dany mengetuk pintu, el tak kunjung membukanya.

Dany pun memilih duduk di kursi yang tersedia di teras depan.

Entah el sudah tidur atau el sedang pergi karena ini malam minggu. Dany lama-lama pun tertidur.

"Ini bocah ngapain tidur di depan kosan gue."gumam el mendekat ke dany.

"Bangun."El mengguncang-guncangkan bahu dany.

Dany langsung bangun karena el begitu kasar bangunkannya.

"Ngapain tidur di sini?"tanya el ketika dany sudah bangun.

"Gue ngantuk tante darimana aja."balas dany.

"Loe ngantuk harusnya pulang ke rumah, kenapa malah ke sini?"ujar el.

"Gak usah banyak omong, gue beneran ngantuk."Dany merebut kunci yang ada di tangan el dan membukanya.

"Ini kosan gue. Loe gak boleh masuk."El menghalangi dany yang hendak masuk.

"Cerewet sekali."Dany membopong el dengan gaya bridal style dan membawanya masuk.

"Heh bocah sialan, turunin gue."seru el sambil memukul-mukul dada bidang dany.

Dany pun menjatuhkan el di ranjang.

"Aww kasar sekali."gerutu el memekik kaget saat dany menjatuhkannya.

"Tadi kan tante yang minta di turunin."balas dany merebahkan diri di samping el.

"Dan sekarang gue suruh loe pulang. Jadi pulang sana."usir el.

"Gue udah bilang ngantuk, apa tante tuli?"ucap dany.

"Dan apa loe jadi bego, loe punya rumah, punya apartemen, rumah bokap loe, rumah Tante loe, tentunya loe juga punya uang banyak yang bisa loe gunakan buat nyewa hotel, ngapain loe terus ke kosan gue."crocos el.

"Berisik banget sih, gue mau tidur. Ok."Dany menutupi wajahnya dengan bantal.

"Biar mati aja loe."El menekan bantal yang menutupi wajah dany kuat-kuat.

Dany langsung melepaskan diri dengan nafas terengah-engah.

"Loe mau bunuh gue beneran khah."Dany mencekal tangan el dan menekuknya ke belakang.

"Sakit tangan gue."El meringis.

"Loe yang mulai, dari tadi gue bilang mau tidur tapi loe cerewet, ngeselin dan terakhir loe mau bunuh gue."balas dany tanpa melepaskan cekalannya.

"Udah lepas, loe yang ganggu gue terus."El hampir menangis.

Dany yang gak tega pun melepaskannya.

Dany yakin tangan el pasti merah karena ulahnya.

"Sekarang diem jangan berisik."ucap dany memalingkan wajahnya dan tidur memunggungi el.

El mengerang marah karena dany selalu seenaknya sendiri.

DANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang