Part 12

535 68 2
                                    


Pagi yang cerah, sinar matahari menusuk ke dalam kulitku. Hari ini aku tidak berangkat dalam keadaan gelap. Yap aku kesiangan dan juga keberuntungan bagiku karena tentu saja agar tidak bertemu dengan Taehyung ataupun Jimin, semalam aku benar-benar menghabiskan waktu di minimarket dua puluh empat jam. Sekitar jam setengah satu aku baru tiba di apartemen dengan Taehyung yang sudah terlelap.

Kulangkahkan kakiku masuk kedalam gerbang kampus, pas sekali gerbang akan ditutup saat itu juga. lucky girl

"Baru datang?" tanya seseorang yang mengagetkanku

"Omo, kau mengagetkanku Seokie."

"Kau juga?" tanyaku yang melihat tas Hoseok masih bergelantungan di pundaknya, dirinya mengangguk.

"Pagi-pagi sekali perutku terasa sakit, aku sudah menghabiskan waktu empat puluh lima menit di dalam toilet." jelas Hoseok

"Lalu kau? tumben sekali kau baru tiba, biasanya kau selalu datang paling pagi." kata Hoseok disela kami berjalan menuju kelas.

"Eum, ceritanya panjang." kataku dengan lesu

"Mwoya, kenapa memasang wajah seperti itu? ceritakan padaku!" tanyanya begitu antusias, kemudian kuceritakanlah semua kejadian dari a sampai z kepadanya.

"Apakah itu benar?" tanya Hoseok tak percaya.

"Aku tidak mungkin bohong padamu."

"Kau dan Yoongi kemana saja sampai pulang selarut itu? harusnya kau tidak usah pulang saja dan menginap di rumah Yoongi." canda Hoseok yang sukses mendapat pukulan kecil di kepalanya olehku.

"Sembarangan!" kataku yang sedikit tertawa saat memukulnya, dibalas ringisan palsu oleh Hoseok.

"Lagipula tidak mengherankan juga jika hal itu terjadi. Mereka kan memang sepasang ke--"

"Selamat pagi." sapa seseorang disela obrolan kami, aku dan Hoseok pun menoleh bersama kebelakang.

"S-selamat pagi." ucapku gagap

"Oh selamat pagi Yoongi-ssi." sapa Hoseok 

"Kalian baru sampai?" tanya lelaki berkulit pucat itu setelah melihat kami berdua yang berjalan masih menggunakan tas.

Aku dan Hoseok mengangguk.

"Kenapa?" tanya Yoongi menatapku, aku menunjuk ke diriku sendiri seolah berkata 'aku?' dan Yoongi mengangguk.

"Dia kesiangan, semalam dia-- MPHHH!!" dasar laki-laki bermulut ahjumma, seenaknya ingin membocorkan rahasia, ku tutup rapat-rapat mulut Hoseok dengan kedua tanganku lalu kubisikan beberapa kata tepat di telinganya.

"Kau mau mati?"

"Semalam? ada apa semalam?" tanya Yoongi begitu serius.

"A-aku, s-semalam aku-- main game! iya aku main game hingga larut!" jawabku setelah berusaha keras berfikir untuk mengutarakan beberapa alasan. Lelaki itu mengangguk.

"Yak lepaskan!" pinta Hoseok, lalu kulepaskan kedua tanganku dan sedikit mencubit pelan pinggangnya. Yoongi yang melihat kami hanya memasang raut wajah bingung dan sedikit tertawa.

"Kalian akrab sekali." kata Yoongi disela tawaannya.

"Ani!" ucapku dan Hoseok berbarengan. Kemudian Yoongi kembali tertawa kecil, aahh kalian harus melihat senyumannya. Hatiku terasa menghangat, bahkan itu hanya sebuah senyuman.

"Kalau begitu aku duluan, lain kali jangan bermain game sampai larut. Tidak baik untuk kesehatan." kata Yoongi sebelum dirinya melangkah mendahului kami dan melambaikan sebelah tangannya.

Is He Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang