Part 17

332 37 13
                                    

Hai hehehe...
Muak ga nungguin author? 🤣🤣🤣

-
-
-

"Yak dia datang." Seru Jimin dengan mata sayup dan tubuh lemas karena pengaruh alkohol

Aku yang masih membeku terkejut tidak berani beranjak dari posisiku di lantai, astaga malu sekali.. mau taruh dimana wajah ini eoh?!

"J-Ji.. apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Taehyung yang masih setengah sadar

Sontak aku langsung membenarkan posisiku, aku langsung berdiri tegap dan membenarkan rambutku yang berantakan.

Aku menjelaskan dengan bingung sambil sesekali menoleh keluar pintu sambil menunjuk keluar

"A-aku t-tadi hanya kebetulan lewat d-dan mendengar suara teriak l-lalu aku mppphhhh--" bibirku dibungkam oleh Taehyung dengan tangan nya, menarik diriku masuk dan segera menutup pintu dan menguncinya

"Sshhhh iya aku mengerti, jangan terlalu keras nanti terdengar, kau ini perempuan tidak seharusnya berada di kamar laki-laki bukan?" Jelas Taehyung panik, takut ketahuan oleh beberapa orang yang sedang berjaga malam.

Aku yang mengerti langsung menganggukan kepala mantap dengan mata melotot panik

Taehyung membersihkan beberapa botol kosong dan sampah snack yang berserakan di lantai, sedikit menggunakan tissue untuk membersihkan tumpahan soju.

Aku duduk di sofa kecil yang berada di samping kasur, memperhatikan Taehyung yang sibuk membersihkan kamar dan Jimin yang sudah tertidur pulas di atas ranjang.

"Kenapa kau kesini Ji? Ada perlu sesuatu?" Tanya Taehyung memecahkan lamunanku.

"Hmm.." jawabku sambil menundukan sedikit kepalaku

"Apa itu?" Tanya Taehyung sambil mendudukan diri di depanku, di lantai, sambil menatapku dalam

Aku terdiam cukup lama, menimbang apakah harus kutanyakan saja mumpung Jimin sedang terkapar disana.

"Eum, aku hanya penasaran.. apakah ada yang kau-- maksudku kalian sembunyikan dariku?" Tanyaku intens dengan suara parau yang begitu pelan, sangat tak yakin menanyakan hal seperti ini tapi daripada aku penasaran setengah mati, lebih baik aku bertanya bukan?

Raut wajah Taehyung sangat tidak bisa kutebak, dia hanya memasang wajah datar namun menatapku begitu dalam.

Aku merasa mata indahnya meneliti setiap inci wajahku

Dahi, mata, pipi, hidung, bibir, hingga leher

Aku yang merasa ditatap begitu intens, menunjukan pergerakan tidak nyaman dan Taehyung menyadari hal itu.

Taehyung bangkit berdiri dan meraih kedua bahuku begitu lembut untuk berdiri menghadap dirinya.

"Ji, banyak hal antar laki-laki yang tak bisa diketahui oleh perempuan, tapi aku janji.. hal penting lain maupun tidak penting sekecil apapun pasti akan kuceritakan padamu." Jelas Taehyung, aku hanya menatap matanya mencari letak kebohongan di kedua netra indahnya, tapi sulit menentukan dirinya berbohong atau tidak.

"Ji, percayalah padaku eoh? Aku tidak mungkin membohongimu.. aku hanya.." Taehyung menggantung ucapan nya sebentar sambil terlihat berfikir

"Aku hanya belum siap menceritakan rahasia terbesarku." Jelas Taehyung ragu

Rahasia?

Sejak kapan Taehyung memiliki rahasia yang tidak kuketahui? Tentang dia dan Jimin? Bahkan aku sudah mengetahuinya dari awal.

"Rahasia? Kau punya rahasia?" Tanyaku begitu polos, Taehyung mengangguk sambil tersenyum tipis dengan netra yang menunjukan kesedihan, tapi aku tidak menyadari itu.

"Baiklah aku tidak akan memaksa, kau bisa memberitahuku jika kau siap Tae." Jawabku sambil membalas senyum kecilnya.

Taehyung menurunkan kedua tangannya dari kedua bahuku menuju kedua telapak tanganku, diraihnya tanganku dan diarahkan ke pipinya, meletakannya di sana, memejamkan kedua mata mencari kenyamanan disana.

"Aku begitu merindukanmu Ji.." Kata Taehyung berbisik, tapi masih bisa kudengar dengan jelas

"Heol, bahkan kita bertemu setiap hari dan kau masih bisa bilang kau merindukanku? Yang benar saj--" Ucapanku dihentikan olehnya menggunakan bibirnya

Bibir manisnya melumat pelan bibir kecilku, sebelah tangan nya beralih ke pinggangku dan tangan lainnya berada di leherku, ciumannya sangat terasa seperti merindukan sesuatu..

Tidak terburu-buru, namun sangat emosional, aku yang terbiasa dengan ini hanya memeluknya dan mengikutinya sambil memejamkan kedua mata.

Cukup lama kami bercumbu sekitar 5 menit, bibirku terasa kebas dan bengkak..

Taehyung melepas pelan tautan kami, menempelkan dahinya di dahiku kemudian memeluku begitu erat seperti takut kehilangan.

"Ji.." panggilnya

"Ne.." jawabku pelan

"Aku sayang padamu." Kata lelaki berparas tampan itu

"Nado Tae, aku juga sayang padamu.. kau tahu itu." Jelasku

Taehyung hanya makin mempererat pelukannya dan mencium leherku sekilas sebelum memintaku untuk segera kembali ke kamarku.

Mereka tidak mengetahui kalau Jimin sempat tersadar karena ingin buang air kecil, sedikit mendengar percakapan keduanya dan mengintip kegiatan keduanya.



Hatinya sakit



***

Malam api unggun yang di tunggu-tunggu sudah tiba, karena ini adalah malam terakhir kami di pulau Jeju.

Aku masih bingung apakah aku yakin akan mengutarakan perasaanku pada Yoongi?

Di malam ini aku seperti berubah pikiran, perasaanku mengatakan ini bukan saat yang tepat untuk membicarakannya dengan Yoongi hari ini.

Aku yang sedang berjalan di lorong sambil berkutat dengan pikiranku, tetiba mendengar suara yang kukenal,

Itu Yoongi.

"Kau mengincar dia Yoon?"

"Entahlah." Jawab Yoongi

"Heol, tubuhnya sangat seksi.. jika kau tidak mau buat aku saja." Ucap teman lelakinya

"Kau gila?" Balas Yoongi

"Yaaaa, siapa yang tidak tertarik dengannya? Satu angkatan kita juga tahu kalau dia itu sangat menarik, apalagi dadanya yang wow." Ucap temannya sambil memperagakan tubuh molek dengan kedua tangannya

Plakk

Terdengar suara pukulan kecil.

"Jaga ucapanmu." Kata Yoongi sambil kembali berjalan

"Yak.. yak.. lihat dia, masih bergaya sok keren." Kata lelaki yang lain sambil kembali ikut berjalan mengikuti Yoongi

Aku yang tidak sengaja mendengar percakapan ketiganya segera melangkahkan kaki menuju balik pot tanaman palsu dan berjongkok disana, berharap mereka tidak menyadari keberadaanku.

Ketiga lelaki itu berjalan tanpa menyadari keberadaanku, syukurlah.

Otakku langsung mengingat apa yang teman Yoongi bicarakan,

Aku yang menarik, satu angkatan memperhatikanku, bahkan dia membahas dadaku..

Ingin sekali kuhajar mulutnya menggunakan tanaman kaktus, tapi.. apakah Yoongi juga berfikir demikian tentangku?

Apa dia dekat denganku hanya karena tubuhku?

Apa karena itu Taehyung sangat memintaku untuk menjauhi Yoongi?

Kepalaku pusing memikirkan hal itu semua, ingin kulepaskan kedua telinga ini dan kusimpan erat di kantungku agar tidak mendengar hal-hal menjijikan seperti itu lagi.




TBC

-Love Yourself-

Is He Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang