part4

104 32 16
                                    

‘Halo? Halo?’

“Iya, aku dengar, eomma,” sahut Jiyeon malas.

‘Kau di mana, kenapa tidak datang juga. Anak-anak lain sudah mengumpul di sini, hanya kurang dirimu saja,’ dumel sang ibu.

“Aku malas,” tolak Jiyeon.

Jiyeon mematikan TV-nya. Ia berjalan mengarah kamar tidurnya. Duduk di tepi ranjang mengahadap jendela.

Ibu mengomelinya. Setiap kata berusaha Jiyeon tangkis, mengalihakn perhatian ke benda lain supaya suara ibunya tak terdengar. Sayangnya hati Jiyeon mendidih, kesal dengan permintaan ibunya yang menyuruh bergabung ke acara bakti sosial yang diadakan setiap bulan sekali di yayasan Boyoung.

Tentu saja ibu Jiyeon juga ingin memamerkan Jiyeon pada teman sosialitanya. Anak-anak para temannya yang datang membuatnya iri.

“Arraseo, aku berangkat” Jiyeon menutup ponselnya. Ia bergegas mengganti pakaiannya.

Tak membutuhkan waktu lama Jiyeon telah keluar dari apartment. Mengunci pintu lalu ia turun dengan lift. Berjalan menuju halte bus. Beruntung bus yang Jiyeon masuki tiba tepat waktu.

Didalam bus beberapa bangku tersisa. Bangku agak depan ada pria dewasa, satunya lagi di tengah laki-laki berbaju seragam sekolahnya. Jiyeon dapat menebak bahwa laki-laki itu baru selesai kegiatan ekstrakulikuler, dari jam pulang hanya orang yang mengikuti kegiatan sekolah pulang sore dihari jumat.

Lantas Jiyeon duduk di sebelah orang yang familiar baginya.

Laki-laki itu menumpu siku di jendela. Mengenakan earphone, melihat keluar jendela. Nametag-nya tertulis nama Kim Taehyung.
Jiyeon duduk di sebelah Taehyung. Taehyung dan Jiyeon masih asing satu sama lain.

Mereka selama perjalanan sibuk dengan diri sendiri.
Sesampai di tempat blok yang menuju ke panti salah satu dari yayasan Boyoung, Jiyeon dan Taehyung berdiri. Saat itu Taehyung baru sadar di sebelahnya Jiyeon.

Mereka turun di tempat yang sama. Berdiri bersebelahan. Jiyeon menolehkan kepalanya ke arah Taehyung, begitu juga Taehyung.

“Mau ke mana?” tanya Jiyeon.

“Harusnya aku yang bilang itu. Ini daerah rumahku,"

“Benarkah?” Taehyung mengangguk, “Kau tau panti Mirae?”

“Itu rumahku,” heran Taehyung.

“Antar aku ke sana,”

Mereka berdua mulai berjalan bersama. Pemuda itu penasaran akan kedatangan Jiyeon.

“Kau ikut bakti sosial?” tanya Taehyung yang manatap jalanan di depan.

“Ani, aku datang karena orangtuaku menyuruhku. Bakti sosialnya kan hari sabtu,”

“Hari ini mereka menyusun panggung, meja dan kursi. Bakti sosial di sekolahan bukan cuma bagi-bagi sembako tapi berbagi pertunjukan untuk anak-anak yatim piatu.”

Jiyeon mengernyitkan alis matanya, “Kau sedang mangapal visi misi bakti sosial?” curiganya.

“Kedengaran seperti itu?”

“Iya, persis narrator iklan di TV,” ledek Jiyeon.

Tanpa sadar mereka sampai. Mereka berpisah waktu memasuki pintu utama. Jiyeon mengarah keperkumpulan ibu-ibu sosialita sedangkan Taehyung menuju kamarnya, mengganti pakaiannya.

Ibu-ibu sosialita itu di ruang sebelah sedang rapat di meja makan yang panjang. Jiyeon menyesuaikan diri di ruangan sebelah dengan anak-anak lain. Mereka sibuk dengan dunia mereka sendiri, beruntung Jiyeon tak perlu berlagak ramah di depan mereka yang Jiyeon sendiri tak kenal.

Flowers In front Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang