1

35 4 2
                                    

"Kakak!!!....Cepat bangun kak!!!... Kamu tidak sakolah ha! Cepat bangun!!!", teriak bunda

Fina, bunda Eca sangat jengah dengan kelakuan putri sulungnya yang susah sekali untuk dibangunkan. Sudah berulang kali dia membangunkan Eca dan hasilnya nihil. Tidak ada pergerakan dari putri sulungnya itu

"Hoamm, iya bun, iya 5 menit lagi bun, Eca ngantuk", balas Eca yang belum mengubah posisinya

"Tidak ada 5 me..... ", ucap bunda terpotong karena terkejut mendengar suara Uli, kucing kesayangannya Eca yang seperti membangunkan majikannya.

"miaw"
"Miaw"
"Miaw" suara Uli sambil menggesekkan bulu lembutnya ke lengan Eca.

"hahahaha, cukup uli cukup, geli tau, oke oke aku bangun", Eca kini mengubah posisinya yang tadinya berbaring menjadi duduk.

Dengan penuh kasih sayang ia mengendong sambil mengusap bulu Uli.

"hei, sebenarnya kamu anak siapa ha, anak bunda atau Ulimu itu, dari tadi bunda berkoar koar membangunkan kamu, kamu gak bangun, dan lihat hanya karna diusik oleh uli kamu langsung bangun, ok fine!!!
Kata bunda sedikit membentak

Bundapun keluar dari kamar Eca dengan wajah cemberut, karena melihat perubahan dari raut wajah dari bundanya, Eca menurunkan Uli dari pangkuannya dan mengejar bunda.

"Ayolah bunda, jelas jelas aku anak bunda, mana mungkin aku bisa jadi anaknya Uli, gak mungkin bunda dan gak bakalan mungkin, jadi maafin aku ya bunda, aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih bunda, aku sayang sama bunda",ucap Eca menunduk di depan sang bunda sambil memilin ujung piyamanya.

"hahahaha, bunda tidak akan bisa marah kepadamu kak, bunda sayang sama kamu", tawa bunda sambil memeluk Eca sebentar.

"Baiklah Eca cukup berdramanya, sekarang cepat mandi, sholat, dan bersiap siaplah untuk sekolah!!!!, bunda tidak mau kamu terlambat!!!, tambahnya lagi ketika melepas pelukan Eca

"siap komandan",Eca berdiri tegap dan memberi hormat kepada bundanya bersikap bak pasukan tentara.

Setelah melakukan semua hal yang diperintahkan oleh bundanya, Eca pun menghampiri bunda dan adiknya, bernama Uti di meja makan.

"Pagi bun, pagi dek", Eca menyapa keluarganya ketika berada di meja makan

"pagi kak" jawab bunda dan Uti serempak

Lalu mereka duduk dan memulai memakan sarapannya masing masing dengan keheningan. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring yang beradu. Karena keluarga ini sangat menjaga etika apalagi ketika makan meskipun bukan termasuk keluarga yang terpandang.

Setelah selasai makan Eca baru menyadari ketidak hadiran David, di tengah-tengah mereka

" ummm, bun, ayah kemana, apakah ayah sudah berangkat kerja? ", tanya Eca kepada bundanya yang tengah membersihkan meja makan.

"Iya kak, ayah sudah berangkat pagi tadi, mungkin ketika kamu lagi sholat" jawab bunda yang tetap fokus dengan apa yang dikerjakannya.

Ya Ayah Eca dan Uti bernama David, beliau bekerja di sebuah perusahaan di bandung, jangan menghayal bahwa David bekerja sebagai CEO atau manajer disana, karena David hanya sebagai karyawan biasa, dengan gaji tak seberapa.

"Oh baiklah bun, kalau begitu Eca berangkat dulu ya bun, dek, assalamualaikum ", pamit Eca

"Waalaikumsalam, hati hati dijalan kak", balas bunda

Kini Eca berangkat kesekolahnya dengan menggunakan motor matic kesayangannya yang dibelikan oleh ayahnya tiga tahun silam.

Sesampainya disekolah Eca bergegas menuju kelasnya, sesampainya dikelasnya dia disambut baik oleh kedua sahabatnya yaitu Frida dan Viandra.

"Huaaaaa Eca kemana saja lo, tumbenan baru datang, lo tau kagak kalau lo tu udah ketinggalan berita Ca!", teriak Vivi, panggilan Viandra.

Eca menyengitkan dahi karena bingung dan tidak tahan dengan teriakan Vivi.

"Eh buset dah, lo pagi-pagi udah teriak-teriak aja Vi, dasar emang toak bocor", semprot Frida yang menyumpal telinganya karena Vivi berteriak tepat di depan liang telinga Frida.

"Serah gue lah, idup-idup gue mau apa lo ha, sibuk bener deh dari tadi", Vivi membalas ucapan Frida dengan tak kalah sengit.

" Lo...." ucap Frida terpotong oleh Eca yang melerai debat mereka berdua.

"Sudah lah, kalian ini bisa gak sih gak bertengkar, males tau lihat kalian teriak mulu, gak malu apa kalian dari tadi dilihatin sama anak sekelas ha! " potong Eca

Frida dan Vivi melihat sekeliling mereka, dan benar ternyata semua teman sekelas melihat kearah mereka.

"Ok, gue minta maaf, gini Ca di sekolah kita ada murid baru, lo tau kagak, dia perfect banget deh Ca, udah tinggi, ganteng, pindahan dari singapura, dan rumor-rumornya dia anak orang kaya, lo tau kagak, namanya itu Ry.... ".
"kringgggg"
Kata Vivi terpotong karena bel masuk sekolah telah berbunyi.

"He alah udah bel aja, nanti deh gue lanjutin pas istirahat" lanjutnya

.
.
.

Istirahat....

" hufff, sumpah gue laper banget, kekantin yuk guys, lemes nih? ",adu Vivi kepada kedua sahabatnya.

"Yuk lah" balas Frida dan Eca serempak

Mereka bertiga berjalan beriringan, disela sela perjalanannya, mereka selingi dengan canda dan tawa. Itulah persahabatan yang mereka tunjukkan di khalayak umum. Selalu bersama meski baru bersama selama 2 tahun.

Sesampainya dikantin

" Lo berdua jaga tempat gih, biar gue yang persenin, lo berdua mau pesen apa? ", tawar Frida kepada kedua sehabatnya.

"Gue bakso aja deh Nda, minumnya es teh ok, lo mau pesen apa Ca? ",Vivi menjawab tawaran Frida, lalu beralih bertanya kepada Eca

"Samain aja deh Nda", jawab Eca

Frida pun berjalan menjauhi Eca dan Vivi untuk memesan makanan mereka.

"kyaaaaa"

"Dia anak baru itu kan"

"Huaaaa ganteng banget"

" mau donk dijadiin pacar, gue mah"

Para siswi berteriak histeris ketika ada seseorang yang baru masuk ke dalam kantin, teriakan itu membuat Eca jengah.

"kyaaaa, itu Ca itu, sumpah lah ganteng banget!!! ", teriak Vivi yang refleks menggenggam tangan Eca dengan kuat.

"haiss, sakit Vi, siapa sih" ringis Eca karena ulah Vivi

" itu Ca anak pindahan yang namanya Ryonal Aksa Raharja!!!", lanjutnya

'Deg'
'Ryonal Aksa'

Fraktur HeparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang