2

18 2 0
                                    

'Deg'
'Ryonal Aksa'

Eca merasa detak jantungnya kini tidak normal, hanya karena mendengar nama yang tidak asing ditelinganya. Refleks dia pun melihat kearah pria yang menjadi trending topik hari ini. Seketika senyumannya terbit, ia bahagia.

'apakah dia mengingatku? '

'apakah dia mengingat janji yang dia katakan kepadaku'

'apakah dia datang untuk memenuhi janjinya kepadaku?'

'apakah dia.... '

Terlalu banyak pertanyaan yang Eca tanyakan didalam hatinya. Namun kini Eca merasa takut, bila apa yang ia inginkan hanya menjadi angan belaka.

Flashback on

Pagi yang cerah, terlihat sepasang anak berumur tujuh tahun yang sedang bermain di taman, mereka adalah Eca dan Ryon, terpancar wajah berseri dari keduanya. Memang, mereka sudah saling kenal sejak umur 5 tahun. Kini mereka sedang bercanda tawa sambil duduk di ayunan kayu ditaman tersebut. Namun seketika wajah Ryon berubah menjadi suram, dan membuat Eca bingung dengan perubahan sikap ryon tersebut.

"Eyon, kamu kenapa?, kamu marah sama Caca, Caca minta maaf", Eca bertanya kepada Ryon tentang perubahan sikap Ryon.

Ya, Eca memanggil Ryon dengan panggilan Eyon, begitu pula dengan Ryon yang memanggil Eca dengan panggilan Caca.

"aku tidak apa apa Caca,  hanya saja...? Ryon menarik nafas panjang dan melanjutkan perkataannya.

"hanya saja kita tidak bisa bermain lagi Ca," lanjutnya

"kenapa?, Caca punya salah sama Eyon, Caca minta maaf, teman Caca cuma Eyon, jangan marah yon" Eca menunduk dan memainkan jarinya, namun tidak disadari air mata Eca menetes.

"tidak Ca, Caca nggak salah, ini bukan salah Caca, dan ini bukan juga keinginan Eyon, Papa Eyon akan pindah tugas ke Singapura, dan Eyon mau tidak mau harus ikut mama sama papa" jawab Ryon.

"Tidak!!!.  Eyon tidak boleh pergi!!!. Eyon harus temenin Eca, Eyon jangan pergi!!!.  Bentak Eca dan dengan kasarnya mengisap air mata yang lolos dari matanya.

"Caca ngak boleh gitu, Caca ngak kasian Eyon, kalau Eyon berpisah sama mama papa, Eyon pengen deket sama mama papa, kaya Caca deket sama tante Fina dan om David. Caca jangan nangis, Eyon janji Eyon bakal balik ke sini lagi, dan kita bisa main bareng lagi Ca", bujuk Eyon agar Eca meredakan tangisannya.

"tapi Eyon nggak bohong kan kalau bakal balik, Eyon janji kan" Eca menjulurkan jari kelingking mungilnya kepada Ryon.

" iya Eyon janji, makanya tungguin Eyon ya ca? ", Ryon membalas dan mengaitkan jari kelingkingnya dangan kelingking Eca

" iya Caca bakal tungguin Eyon" Ucap Eca yang sudah meredakan tangisnya.

" Ryon sayang, ayo nak kita berangkat, kamu tidak mau ketinggalan pesawat kan? ". Panggil Salma, mamanya Ryon.

" iya ma, sebentar" balas Ryon

Ryon pun berlari menuju kedua orang tuanya di pinggir jalan dan meninggalkan Eca di ayunan taman sendirian, setelah sampai di depan ibunya Ryon membalikkan tubuhnya.

" Caca sampai jumpa, tungguin Eyon, Ca!!! " teriak Ryon sambil melambaikan tangan kapada Eca.

" iya Eyon, hati hati dijalan" teriak Eca dan membalas lambaian tangan Ryon

Setelah itu Ryon beserta keluarganya masuk kedalam mobil dan detik kemudian mobil itu melaju meninggalkan Eca sendirian di taman.

" bunda, Eca sakit, tapi kenapa nggak ada darahnya ya bun, Ryon meninggalkan Eca." lirik Eca yang tanganya memegang dadanya yang begitu sakit.

Fraktur HeparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang