RYON POV
Kini aku berada di rumah, rumah yang baru aku tinggali seminggu yang lalu. Aku turun dari motor dan langsung memasuki rumah yang sepi. Kenapa aku bilang sepi karena kedua orang tuaku sibuk bekerja. Papa mengurus perusahaannya, dan mama mengurus butiknya. Tapi meskipun mereka sibuk aku tidak pernah kekurangan kasih sayang. Mereka selalu memberikan apa yang aku mau. Bisa dibilang aku dimanja sama mereka karena aku satu satunya anak dikeluarga ini.
Tapi saat aku masuk kedalam rumah, aku dikejutkan dengan kahadiran mama yang sedang menonton acara kesukaannya diTV, apa lagi kalau bukan acara gosip.
" kamu udah pulang Rey" mama bertanya kepadaku tanpa melihatku. Ya sepertinya tv lebih menarik dari pada anaknya.
" iya ma, tumben mama dirumah, biasanya jam segini lagi di butik" tanyaku kepada mama karena todak biasanya mama berada dirumah.
"hmmm, emang mama gak boleh dirumah ha" kini mama mengubah posisi duduknya dan menghadap ka arahku yang masih berdiri di disampingnya.
"bukan begitu ma, ya kan gak bisa aja mama jam segini udah dirumah, Rey cuma tanya lho ma" aku berjalan menuju sofa dan duduk di samping mama.
" iya iya mama tau, mama cuma mau istirahat Rey, mama pusing mikirin butik terus, sekali kali kan reflesing melepas beban" jawab mama yang mulai melanjutkan aktivitasnya yang tadi tertunda karena pertanyaanku.
" Lho mama sakit, kok gak istirahat dikamar terus tidur, bukannya malah ngemil sama nonton tv" omel aku kepada mama, mama memang orang yang gila kerja, kalau udah kerja lupa sama kesehatannya sendiri, dulu papa sampai mau sita butik mama, karena mama sakit karena bekerja terlalu keras intuk butiknya.
"tidak Rey mama tidak sakit, mama sehat kok Rey, gak mungkin lah mama sakit karena nanti butik mama disita sama Papa, mama gak bisa kerja lagi dong kalau butik disita sama papa" jawab mama
Aku hanya menyengitkan dahi karena tidak percaya dengan apa yang mama katakan.
"ok, hentikan introgasinya Rey, mama dirumah cuma mau tanya perkembangan kamu di sekolah mu yang baru, gimana ada yang menarik tidak" tanya mama yang begitu antusias dengan kegiatanku di sekolah.
" hufff, gak ada yang menarik ma, keadaan sama seperti sekolahku di Singapura" jawabku, aku menyenderkan badanku di sofa.
" wait, sama, maksudnya apa Rey? " tanya mama yang separtinya tidak mengerti akan jawabanku.
" ya sama sama berisik lah ma, ni ya ma aku kasih tau, setiap aku jalan didepan siswi disana, mereka teriak teriak gak jelas," jawabku dengan malasnya.
"buahahahaha, anak siapa sih kamu ini, disuka banyak orang malah gak mau, aneh tau gak" mama menertawakanku.
"issshh apaan sih ma, gak lucu tau gak, mereka itu berisik ma" aku cemberut karena mama menertawakanku.
" ok ok mama minta maaf, mama heran aja sama kamu, disaat cowok pengen di posisimu, tapi kamu malah gak mensyukurinya Rey Rey. " mama kini berhenti tertawa.
" hmm, emang di antara cewek cewek itu gak ada yang bikin kamu suka gitu Rey, mama tu pengen gitu kamu ajak teman cewek ke rumah, kenalin ke mama" goda mama
Aku menyegitkan dari, ini nih kalimat sensitifku, paling males ditanyai tentang ketertarikanku dengan makhluk tuhan yang namanya cewek, bukannya aku gay lo, aku masih normal, mungkin saja semua cewek yang aku temui belum ada yang membuatku tertarik.
"apaan sih ma, jangan mulai deh, semua cewek gak ada yang buat aku tertarik." ucap ku jengah sambil memutar bola mataku
"ok baiklah, gimana kalau Caca, kamu udah ketemu dia kan disekolah" kata mama yang mulai membuatku tertarik
" Caca?... Caca sekolah disana ma, kok aku gak lihat dia, dia lokal apa ma" tanyaku antusias
Caca teman masa kecilku, yang berpisah selama 10 tahun karena aku pindah ke Singapura. Dan kini aku tidak tau gimana perubahan dari dirinya.
"lho kamu belum ketemu dia Rey, ya Allah kemana aja kamu seharian disekolah tidak ketemu Caca?" mama bertanya kepadaku.
" sekolah itu besar ma, mana mungkin sehari aja udah ketemu sama Caca, lagian aku tidak tau kalau Caca sekolah di sana" jawabku
" benar juga ya Rey, ya udah,sana ganti baju dulu terus mandi, bau asem tau gak kamu" kata mama sambil menutup hidungnya seakan aku berbau busuk.
" ishh iya ma iya, ya udah Rey masuk dulu ma" pamitku kepada mama, dan mama membalas ucapanku dengan anggukan.
Setelah aku meminta izin kepada mama aku langsung menuju kamarku yang terletak dilantai 2, setelah sampai, aku membuka kamarku dan langsung menguncinya dari dalam. Ku letakkan tasku di pinggir tempat tidur, dan segera menuju ke kamar mandi yang berada di sisi kanan kamarku. 15 menit ku habiskan untuk membersihkan diri, setelah itu ku hempaskan tubuhku ke tempat tidur. Aku menatap atap rumah dan fikiranku memutar ulang kajadian saat pulang sekolah.
Kejadian saat aku tidak sengaja menabrak seorang cewek yang baru aku kenal. Tidak seperti cewek lain, disaat semua cewek berteriak histeris ketika melihatku, tapi tidak cewek yang aku tabrak tadi, kenapa dia seakan takut kapadaku.
Aku penasaran dengan cewek itu, sepertinya aku mengenalnya, tapi siapa dia, apakah dia temanku atau kerabatku, tapi kalau iya aku tidak pernah bertemu dengannya.
Begitu banyak hal baru yang aku temui hari ini, dan begitu banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan. Tapi tiba tiba mataku terasa berat untuk dibuka. Seketika itu aku tertidur dengan semua pertanyaan yang ingin aku cari jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraktur Hepar
Teen FictionMemendam sebuah rasa yang sulit untuk didapati. Menyembunyikan sejuta luka dengan sebuah senyuman. Mungkin hanya itu yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan yang menyukai seseorang dalam diam. Terus menerus melukai hati dengan dengan melihatnya b...