6

6 0 0
                                    

Brakk

Rey pulang dengan wajah sumringah. Ia membuka pintu dengan kasar dan bersenandung pelan. Kedatangan Rey membuat orang rumah terkejut. Sedangkan Rey sendiri juga terkejut karena di ruang tamu terlihat mama, papa, kakak, dan keponakannya sedang duduk disofa. Mereka semuanya melihat Rey yang sedang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Eh papa sama kakak sudah datang, kapan datangnya pa?" Rey berjalan menuju sofa dan duduk disamping kakaknya.

" ishh, kalau pulang tu baca salam. Ni gak malah kayak maling aja lo, masuk rumah pakai dobrak pintu." bukan Papanya yang yang menanggapi pertanyaan Rey tetapi Tari Laura Aksa, kakak perempuan Rey.

"Kakak ku yang tercinta tapi gak tersayang. Perasaan kalau maling masuk rumah ngendap ngendap deh bukan dobrak pintu, lagi pula pintunya gak ku dobrak kok. " Rey membela dirinya.

"Gak di dobrak kok suaranya sampai kayak gitu. Dasar!!" sinis Tari.

"La emang gak didobrak. Wee" bela Rey.

"Lo..."

"Sudah sudah kalian itu tiap ketemu berantem terus. Apa gak bisa akur. Kalau pisah aja pada kangen. Kamu Tari udah gede udah punya suami sama anak masih aja gak mau kalah sama Adeknya sendiri. Dan kamu Rey kakak sendiri pulang harusnya dipeluk kek bukan malah adu mulut" potong Gerald Aksa, papa dari Rey dan Tari.

"ishh siapa juga yang kangen sama nenek lampir ini, bawa balik aja pa dia ke Singapura. Rey, meluk dia ogah" tolak Rey sambil menunjuk wajah Tari.

"Sok lo, gue balik ke Singapura nangis bombay lo" Tari memukul tangan Rey yang berada di depan wajahnya.

" Aduhh, kasar banget sih lo sakit tau." Rey menggosok tangannya yang dipukul oleh Tari.

"halah lebay lo" ejek Tari.

Rey tidak menanggapi ejekan tari. Ia tau kalau ia tidak akan pernah menang bila berdebat dengan kakaknya.

Rey lalu menggeser duduknya dan beralih menatap Salma, ibunya.

"Oh ya ma, Rey udah ketemu sama Caca, anak tante Fina itu"

"iya? gimana kabar keluarganya?. Dia cantik gak?. Tinggalnya dimana?." rentetan pertanyaan diajukan Salma kepada anaknya.

"aduh ma kalau bertanya satu satu dong ma. Ini gak udah kayak petasan betawi aja mama ngomong. " ejek Rey.

Salma hanya tersenyum dengan wajah tanpa dosanya. Sedangkan Gerald dan Tari hanya bisa menggelengkan kepalanya.

" mereka alhamdulillah baik. Kalau masalah cantik Rey gak tau ma, cantik kan relatif bagi perempuan. Caca sama keluarganya masih tinggal di rumah yang lama. Rumah sebelum kita pindah, dan panggilannya bukan Caca lagi tapi Eca ma, tante Fina juga punya anak perempuan berumur 5 tahun. " jelas Rey dengan panjang lebar.

"uhh, mama kangen sama keluarganya Fina, kapan kita kesana Rey?" tanya Salma.

"kebetulan Tari juga baru pulang, sekalian aja bawa oleh oleh untuk mereka, iya kan" sambungnya.

" kalau itu terserah mama aja deh, Rey ikut aja. Sudah dulu ya ma, pa, kak, Rey capek, Rey mau bersih bersih dulu." pamit Rey kepada keluarganya.

"Rey ajak Farrel ke kamar kamu, sementara kamarnya dibersihin. " ucap Salma menghentikan Rey yang henda bangkit dari duduknya.

"eh sampai lupa kalau Farrel ada disini, yuk ikut kakak" ajak Rey sambil merentangkan tangannya.

"sok kakak kakak an, Farrel tu keponakan lo bukan adik lo." sanggah Tari.

"ishh" Rey memutar bola matanya malas.

Farrel yang sedari dulu dekat dengan Rey langsung bangkit dan berlari meminta Rey untuk menggendongnya

" uhh,  tambah berat aja kamu Rel" kata Rey.

"Hahaha iya dong, Farrel berat, kan Farrel udah besar. " tawa Farrel.

Rey dan Farrel pun menaiki tangga dan menuju ke kamar Rey.

Sesampainya dikamar, Rey mendudukkan Farrel di tempat tidurnya. Sedangkan Rey berjalan ke kamar mandi.

Sekitar 15 menit Rey keluar dari kamar mandi dengan baju yang berbeda. Ia melihat Ferrel yang masih duduk di tempat tidurnya sambil tersenyum melihat kearahnya.

Rey yang melihat itu ia mengerutkan dahinya dan berjalan mendekati Ferrel.

"kamu kenapa senyum kayak gitu Rel, ada yang salah sama kakak?" tanya Rey sambil duduk di samping Ferrel.

" hmm, kak Eca itu siapa om, kok tadi ngomongin kakak Eca sampai Nenek seneng gitu?" tanya Ferrel.

"ishh jangan panggil om dong, kelihatan tua tau gak. Coba kek panggil kakak"bukannya menjawab Rey malah meralat perkataan Farrel yang memanggilnya dengan panggilan om sambil menaik naikkan alisnya.

Memang sedari dulu Rey tidak mau dipanggil om oleh Farrel, meski benar Rey itu adalah omnya Farrel.

"Gak mau, om Rey kan om Farrel bukan kakak Farrel. Jadi gak salah kan kalau Farrel manggil om Rey dengan oom, bukan kakak." sanggah Farrel.

"dasar anak sama emak sama aja" gumam Rey.

"Farrel mau tau siapa kak Eca? " tanya Rey yang dibalas dengan anggukan dari Farrel.

"kalau mau tau, kapan kapan deh kita kerumahnya sama nenek dan mama kamu" janji Rey. Dan sekali lagi dibalas dengan anggukan kepada dari Ferrel.

♥♥♥

Sementara di tempat lain.

"Assalamualaikum bunda, ayah. " Eca yang baru pulang sekolah, ia memasuki rumah. Dan tidak melihat siapapun di dalam rumahnya.

'semua belum pulang ternyata' batin Eca.

Eca dengan segera memasuki rumahnya dan langsung berjalan menuju kamarnya. Kemudian ia langsung merebahkan dirinya ke tempat tidurnya tanpa mengganti pakaian sekolahnya.

Eca tidur dengan posisi telentang menatap langit langit kamarnya. Dengan posisi tangan memeluk boneka teddy coklat pemberian ayahnya.

Ia kembali teringat dengan kejadian waktu pulang sekolah tadi. Ketika Rey sudah mengetahui siapa dia sebenarnya.
" ishh, aku harus gimana kalau ketemu sama dia. Sekarang posisi ku sudah berbeda, dia sekarang sudah famous sedangkan aku hanya siswi biasa. Lagi pula kita sudah gak bisa kayak dulu lagi kan. Ish entahlah pusing aku, entah apa yang terjadi besok." Eca merubah posisi dari tidur menjadi duduk sambil mengacak ngacak rambutnya.

Ia pun kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

'Rey' gumamnya sebelum memasuki alam mimpi.

❤❤❤❤

Hola-hola apa kabar?
Sae?
Eca sama Rey balik lagi!!!
Maaf ya publish nya gak teratur
Maklumin aja ok hehehe

TheaES151

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fraktur HeparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang